BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bebicara tentang peran merupakan pembicaraan yang berkaitan dengan
segala aspek dan elemen yang ada, dia biasa menyentuh segala aspek baik itu
aspek individu maupun sosial, atau aspek di bidang ekonomi, politik, budaya,
transformasi, industri, perdagangan, baik itu mikro maupun dalam ruang lingkup
makro, dan masih banyak lagi. Dan juga berkaitan dengan masyarakat sebuah
bangsa maupun masyarakat dunia (International), karena peran dari berbagai
macam aspek dan bidang merupakan sebuah kontribusi yang akan ditransformasikan
kepada sesuatu yang membangun demi kemaslahatan bersama (Muhammad, 2009)
Tapi disini yang ingin kita bicarakan tentang Peran Mahasiswa dalam
Pembangunan Bangsa. Didalam kehidupan seseorang mengalami segala macam proses
yang panjang saat dimana ia pertama kali menatap dunia ini keluar dari rahim
ibunya, lalu ia belajar berbicara kemudian setelah ia bisa berbicara, kemudian
iapun mulai merangkak sampai ia bisa berjalan dan lari kesana kemari, kemudian
iapun belajar membaca dan menulis sampai ia mengerti arti sebuah perjalanan
hidupnya. Begitu panjang proses yang kita tempuh dalam perjalanan hidup ini
sudah tentu membawa arti tersendiri bagi siapapun.
Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara kadang kita sebagai masyarakat
kurang bisa meresapi dan menghayati arti sebuah kedewasaan didalam berbangsa,
karena lemahnya mental kita didalam memahami tentang peran kita masing-masing
baik itu didalam sektor sosial, politik, ekonomi, dan lain-lain. Maupun peran
tiap-tiap individu yang masih sangat lemah mentalnya didalam kemandirian,
mungkin karena lamanya kita di jajah oleh penjajah selama 350 tahun lamanya,
hingga saat ini benih-benih yang telah ditanam oleh para penjajah didalam
mendoktrin masyarakat kita masih menjadi momok bagi kita didalam memahami arti
sebuah peran. Di saat kemerdekan kita raih dari tangan penjajah berapa banyak
pengorbanan yang telah diberikan oleh pejuang-pejuang dan pendahulu kita
didalam meraih sebuah kemerdekaan, dengan mengorbankan jiwa dan raga mereka
demi mencapai sebuah cita-cita dan tujuan bersama yaitu Kemerdekaan. “Merdeka
atau mati” itulah salah satu semboyan mereka didalam memperjuangkan
kemerdekaan. Begitu dahsyatnya dan luarbiasa mental-mental para pejuang kita
didalam menumbangkan kekuasaan imperalis yang telah lama meraja lela di negeri
yang kaya dengan sumber daya alam, kaya akan budaya, bahasa, dan beragam macam
etnis di negeri ini. Dengan kebersamaan tekat yang bulat dan mental yang
membaja baik tua, anak-anak, laki-laki, wanita, remaja, pemuda dan pemudi semua
bergotong-royong bahu-membahu membantu antara sesama demi terciptanya
kemerdekaan yang sudah sejak lama menjadi impian dan dambaan rakyat Indonesia.
Yaitu merebut kemerdekaan dari tangan-tangan kolonialis yang telah menjajah
kita hampir 3 ½ abad lamanya. Dan selama itu pula kita dibodoh-bodohi, hingga
pada akhirnya pada tanggal 17 agustus 1945 seorang putra terbaik bangsa beliau
Ir. Sukarno dan Muhammad Hatta memproklamirkan kemerdekaan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia). Dari sini awal dan pondasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia ini terbentuk. Tapi saat teks proklamasi dibacakan oleh Bung
Karno, saat itu pula perjuangan baru negara ini dimulai, dan perjuangan tidak
hanya berhenti di situ saja, akan tetapi perjuangan akan semakin berat karena
kita akan menghadapi tantangan era selanjutnya yang akan menentukan akan dibawa
kemana bangsa ini. Oleh karna itu sangat dibutuhkan kebersamaan gotong-royong,
bahu-membahu di dalam mewujudkan cita-cita bangsa (Wahyu, 2009)
Tulang punggung perubahan itu ada di tangan pemuda, khususnya mahasiswa
disini karena mahasiswa secara strata social diyakini setiap orang dapat
dipercaya dan memiliki capital intelektual dan social lebih baik dibandingkan
dengan cluster pemuda lainnya yang tak bergelar mahasiswa. Kurang tepat rasanya
jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang orientasinya terlalu
egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat dengan
segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya
rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa
gangguan. Egois sekali rasanya kalo kita memiliki cita-cita seperti itu tanpa
punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib bangsa
ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat Indonesia
secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi negara kita
saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar
itu ada dalam diri mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek kebangkitan bangsa ini
akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa,seperti sejarah yang terus
berulang dari masa ke masa.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimana sebenarnya peran mahasiswa dalam membangun proyek kebangkitan
bangsa ini dalam konteks mahasiswa sebagai sebuah cluster penerus bangsa pioner
dan sebagai pemilik capital intektual.
C.
Tujuan Penulisan
Bedasarkan koteks bahwa mahasiswa sebagai sebuah cluster penerus bangsa
pioner serta sebagai pemilik capital intelektual, maka melalui tulisan ini
diharapkan mampu membawa pemikiran baru yang ditujukan kepada seluah mahasiswa
dan mahasiswa Indonesia pada khususnya, sedangkan pemikiran baru disini adalah
myangkut peranan mahasiswa dalam pembangunan bangsa, sehingga melalui tulisan
ini dihapkan mampu tercipta mahasiswa-mahasiswa pioner yang walaupun menjadi
cluster tersendiri tetapi tidak terlepas dari masyarakat namun mampu menjadi
mahasiswa sekaligus masyarkat yang potensial dalam andil pembangunan bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
Tulang punggung perubahan itu ada di tangan pemuda, khususnya mahasiswa
disini karena mahasiswa secara strata social diyakini setiap orang dapat
dipercaya dan memiliki capital intelektual dan social lebih baik dibandingkan
dengan cluster pemuda lainnya yang tak bergelar mahasiswa. Kurang tepat rasanya
jika kita sebagai mahasiswa hanya memiliki cita-cita yang orientasinya terlalu
egosentris, belajar yang baik, dapat gelar cum laude, lulus cepat dengan
segudang prestasi akademik, lalu cari kerja, nikah, punya anak, ingin punya
rumah yang besar dan bagus, lalu di kala tua hidup dengan nyaman tanpa
gangguan. Egois sekali rasanya kalo kita memiliki cita-cita seperti itu tanpa
punya cita-cita untuk bisa berkontribusi bagi proses perbaikan nasib bangsa
ini, tanpa berpikir untuk bisa hidup bermanfaat bagi masyarakat Indonesia
secara luas. Tidak salah memang, tapi kurang tepat untuk kondisi negara kita
saat ini yang sedang carut marut, bangsa ini butuh bahan bakar dan bahan bakar
itu ada dalam diri mahasiswa. Percayalah bahwasanya proyek kebangkitan bangsa
ini akan dipelopori oleh kaum intelektual mahasiswa,seperti sejarah yang terus
berulang dari masa ke masa.
Peran mahasiswa sebaiknya dalam membangun proyek kebangkitan bangsa
adalah mengisi pembangunan, melakukan social control terhadap kebijakan
pemerintah, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Mengisi pembangunan
misalnya adalah dengan cara belajar dengn baik di kampus, ikut lomba sana-sini,
buat suatu penelitian atau temuan-temuan baru yang dapat menjawab permasalahan
yang ada. Mengisi pembangunan dengan intellectual capital yang mahasiswa
seharusnya miliki. Kedua, melakukan social control terhadap segala kebijakan
pemerintah, namun ketika mahasiswa berbicara sebagi agen of control ada sekian
konsekuensi yang menghadang baik berupa tekanan, ancaman maupun bentuk lain dan
sejenis, walaupun demikian bukan berarti konsekuensi semacam ini lantas mampu
menyurutkan mahasiswa dalam cinta-citanya yang mulia selalma mahasiswa memhami
perannya sebagai agen of control. Mahasiswa adalah salah satu kelompok elit
dalam masyarakat yang masih memiliki idealisme yang tinggi, dikarenakan posisi
mahasiswa sebai cluster penerus bangsa yang sanggat dihapkan mampu membawa
perubahan maka tidaklah bijak apabila mahasiswa hanya diam ketika melihat
kesewenang-wenangan baik dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak non
pemerintah, dalam konteks ini mahasiswa haruslah mampu menempatkan diri sesuai
dengan fungsi sosialnya secara tepat walapun mahasiswa seakan-akan terpisah
dari jenis masyarkat lainnya tetapi sejatinya mahasiswa tetap terikat dengan
fungsi-fungsi sosilanya, maka mahsiswa haruslah mampu menjadi suatu cluster
masyarakat yang mampu membaca kebenaran secara proporsional, ketika pemerintah
misalnya benar dalam kebijakannya maka mahasiswa harus berani memuji
keberhasilan pemerintah dan sebaliknya ketika pemerintah mengambil keputusan
yang menyudutkan rakyat maka mahasiswa harus berada di barisan depan perjuanggan.
Tetapi sekali lagi bahwa mahasiswa haruslah mehamami perannya secara utuh dan
mendalam karena dinamika saat ini cenderung merujuk pada jenis mahasiswa yang
egois, yang hanya mengangap diri mereka sebagai cluster tersendiri dari
masyarakat yang sedikit atau bahkan sama sekali memeliki ikatan fungsi-fungsi
sosial tertentu, sehingga yang terjadi beberapa tahun terakhir mahasiswa
kehilangan jatidirinya hal ini ditandai dengan terikan-terikan mahsiswa yang
kurang mengena dan kontekstual dengan kebutuhan dan harapan masyarakat,
kecenderungan yang terjadi adalah mahasiswa membawa kepentingan kelompok,
kepentingan cluster tertentu, maupun yang paling parah suara mereka adalah
suara hasil provokasi yang terkadang kurang mendasar serta difrent orientation.
Lalu yang ketiga adalah melakukan pengabdian yang rutin dan massif kepada
masyarakat luas. Penyuluhan-penyuluhan telah banyak digalakkan di desa-desa
sebagian lingkar kampus bahkan desa di seluruh pelosok di Indonesia, namun
sayang kesadaran semacam ini hanya dimiliki oleh segelintir mahasiswa, sebuah
pekerjaan rumah yang cukup rumit sebenarnya bagi bangsa Indonesia namun harapan
selalu muncul seiring dengan munculnya generasi baru mahasiswa Indonesia. Tidak
bisa dipungkiri tampilnya mahsiswa sebagai genarasi pengapdi adalah peranan
mahasiswa yang paling diharpakan segera muncul namun, kondisi setelah perang
kemerdekaan menunjukan progress kearah sebaliknya, mahasiswa era modern
cenderung apatis dengan kondisi masyarakat walupun memang ada sebagain kecil mahasiwa
yang begitu peduli dengan kondisi masyrakat, hal ini amatlah ketika kita
bandinghkan dengan konteks hamasiswa pada zaman kemerdekaan yang tidak hanya
menyuarakan pembellaan terhadap kepentingan masyarakat tetapi mereka sekaligus
menjadi barisan depan yang melalukan perubahan baik berupa pemikiran maupun
pratik nyata, dan terbukti Indonesia mampu terbebas dari belenggu penjajahan,
maka tiada yang lebih bijak ketika mahasiswa dengan sekian kondisinya terus
memegang cita-cita sebagai suatu cluster intelektual yang senantiasa
bertangungjawab dengan kondisi sosial-kemasyarakatan.
Dengan memahami secara bijak akan ketiga peran mahasiswa, kebangkitan
bangsa ini tak akan lama lagi kita raih. Mengisi pembangunan, melakukan control
social terhadap kebijakan pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah
peran-peran mahasiswa unggulan yang dibutuhkan dengan segera saat ini.
Mahasiswa harus dapat memerankannya secara proporsional, adil, arif dan bijak
tanpa hanya mengambil satu peran saja dan menggugurkan peran-peran lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Mengisi pembangunan, melakukan control social terhadap kebijakan
pemerintah, dan pengabdian masyarakat adalah peran-peran mahasiswa unggulan
yang dibutuhkan dengan segera saat ini. Mahasiswa harus dapat memerankannya
secara proporsional, adil, arif dan bijak tanpa hanya mengambil satu peran saja
dan menggugurkan peran-peran lainnya. Mahasiswa hendaknya menjadi msyarakat
independent-intelligence sehingga mahasiswalah yang paling sensitif mengenai
permasalahan-permasalahan bangsa kemudian mampu tampil kedepan dengan membawa
solusi yang optimal, sehingga mahasiswa Indonesia menjadi mahasiswa seutuhnya
yang tidak hanya berani menyuarakan saja tanpa berani mengambil tidakan nyata.
Saat ini yang paling dibutuhkan adalah mahasiswa-mahasiswa dengan semangat
juang tinggi dalam mengoptimalkan kemerdekaan bukan sebatas mahasiswa yang
padai meyuarakan tetapi nol besar dalam pratik melaksanakan pembangunan bangsa,
sehingga mahasiswa Indonesia mamapu benar-benar menjadi pioner pembangunan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
Anymous. 2009. Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Karakter
Bangsa. (Online).(http://www.perpustakaan-ngawi.com/tag/peran-mahasiswa-dalam-pembangunan-karakter-bangsa,
diakses 14 Maret 2011)
Cahya. 2009. Peran Mahasiswa dalam Pembangunan Daerah. (Online).
(http://www.mitimahasiswa.com/berita-29_peran_mahasiswa_dalam_pembangunan_daerah.html,
diakses 15 Maret 2011)
Hanif. 2010. Fungsi dan Peran Mahasiswa. (Online).
(http://www.hanifmuslim.co.cc/2010/12/fungsi-dan-peran-mahasiswa-dalam.html,
diakses 15 Maret 2011)
Junaidi, Wawan. 2010. Contoh Makalah. (Online).
(http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/08/contoh-makalah.html, diakses 15
Maret 2011)
Reza, Muhammad. 2010. Tiga Peran Strategis Mahasiswa Dalam
Membangun Proyek Kebangkitan Bangsa. (Online).
(http://bemfateta.ipb.ac.id/index.php/artikel-bebas/tiga-peran-strategis-mahasiswa-dalam-membangun-proyek-kebangkitan-bangsa,
diakses 15 Maret 2011)
Wahyu. 2009. Peran StrategisMahasiswa dalam Membangun
Mental Kemandirian Bangsa. (Online).
(http://24wahyu.multiply.com/reviews/item/9, diakses 15 Maret 2011)
Visit Us ^_^
ReplyDelete