BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam sejarah
Islam telah tercatat adanya firqoh-firqoh (golongan) dilingkungan umat Islam
yang antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk
diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Hal ini sudah
menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah menjadi
ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam
kitab-kitab ushuluddin.
B.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan
masalah dalam pembahasan masalah ini :
a.
Apakah Sebab-sebab timbulnya perpecahan
pada Umat Islam ?
b.
Apakah Akibat yang timbul terhadap
perpecahan umat Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa hidup
Nabi Muhammad SAW semuanya mudah dan gampang karena segala sesuatu dapat
ditanyakan kepada beliau. Sahabat-sahabat Nabi berkumpul di hadapan Nabi untuk
mendengarkan Wahyu Ilahi yang turun sewaktu-waktu. Ada diantara mereka yang menuliskan wahyu itu
dan ada yang menghafal saja di luar kepala.
Dan kalau
umpamanya ada yang kurang jelas atau yang musykil atau sedikitr perselisihan
paham, lantas ditanyakan kepada nabi, dimana Nabi menjelaskan
persoalan-persoalan sebaik-baiknya sehingga tak terjadi perselisihan.
Sejarah Islam
telah tercatat adanya firqoh-firqoh (golongan) dilingkungan umat Islam yang
antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk
diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Hal ini sudah
menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah menjadi
ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam
kitab-kitab ushuluddin.[1]
Dalam hadits juga
dijelaskan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan yaitu :
وَالذِيْ نَفْسٍ مُحَمَدٍ بِيَدِهِ لَتَفْتَرْقُ
اُمَتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً فَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَةِ وَثِنْتَانِ
وَسَبْعُوْنَ فِى النَاِرقِيْلَ: مَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللهِ قَالَ اَهْلُ السُنَةِ
وَالْجَمَاعَةِ
Artinya : "Demi
Tuhan yang memegang jiwa Muhammad ditangan-Nya, akan berfirqoh umatku sebanyak
73 firqoh yang satu masuk surga dan yang
lain masuk neraka, "bertanya para sahabat : "Siapakah firqoh (yang
tidak masuk neraka) itu Ya Rasulullah?". Nabi Menjawab : Ahlussunnah wal
Jama'ah". (H.R. Imam Thabrani).
Barang siapa yang
membaca kitab-kitab Usuluddin akan menjumpai di dalamnya perkataan-perkataan :
Syi'ah, Khawarij, Mu'tazilah dan lain sebagainya. Umat Islam khususnya, yang
berpengetahuan agama tidak heran melihat dan membaca hal ini, karena Nabi
Muhammad SAW sudah juga mengabarkan pada masa hidup beliau. Sebab-sebab
timbulnya perpecahan pada umat Islam yaitu :
A. Kekuasaan/Politik antara umat Islam
Pada hari wafat
beliau sekumpulan kaum Anshar (Sahabat-sahabat Nabi yang berasal dari Madinah)
berkumpul di suatu Balairung yang bernama Saqifah Bani Sa'idah untuk mencari
Khalifah (pengganti Nabi yang sudah wafat.
Kaum Anshar ini
dipimpin oleh Sa'ad bin Ubadah (Ketua kaum
Anshar dari suku Khazraj). Mendengar hal ini kaum Muhajirin
(Sahabat-sahabat dari Mekkah yang pindah ke Madinah) datang bersama-sama ke
Balairung itu, dengan dipimpin oleh Saidina Abu Bakar Shiddiq Rda.
Sesudah terjadi
perdebatan yang agak sengit antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin yang
setiapnya mengemukakan calon dari pihaknya, bersepakatlah mereka mengangkat
sahabat yang paling utama Saidina Abu Bakar Shiddiq sebagai khalifah yang
pertama.
Perdebatan ketika
itu hanya terjadi antara golongan kaum
Anshar yang mengemukakan Saidina Umar bin Khattab atau Saidina Abu Bakar
sebagai calon-calon khalifah Nabi.
Dalam rapat itu
tidak ada seorangpun yang mengemukakan Saidina Ali bni Abi Thalib sebagai
khalifah pertama pengganti Nabi. Paham kaum Syiah belum ada ketika itu. Yang
ada hanya kaum Anshar dan kaum Muhajirin, tetapi ternyata bahwa perselisihan
paham antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin tidak menimbulkan firqoh dalam
Ushuluddin karena perselisihan pendapat sudah selesai dikala Saidina Abu Bakar
sudah terangkat dan terpilih secara
aklamasi (suara sepakat).
Pada tahun 30
Hijriyah timbul paham Syi'ah yang diapi-apikan oleh Abdullah bin Saba' yang beroposisi terhadap Khalifah Saidina Utsman
bin Affan. Abdullah bin Saba' adalah seorang
pendeta Yahudi dapat penghargaan dari Khalifah dan juga dari umat Islam yang
lain. Oleh karena itu ia jengkel.
Sesudah terjadi
peperangan Siffin, peperangan saudara sesama Islam, yaitu antara tentara
Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan tentara Mu'awiyah bin Abu Sofyan pada tahun
7 Hijriyah timbul pula firqoh Khawarij, yaitu orang-orang yang keluar dari
Saidina Mu'awiyah Rda. Dan dari Saidina Ali.
B. Perbedaan Paham Umat Islam
Pada permulaan
Abad ke II Timbul pula Kaum Mu'tazilah yaitu kaum yang dipimpin oleh Washil bin
Atha' dan Umat bin Ubeid.
Kaum Mu'tazilah
ini mengeluarkan fatwa yang ganjil-ganjil, yang berlainan dan berlawanan dengan
I'tikad Nabi dan sahabat-sahabat beliau.
Diantara
fatwa-fatwa yang ganjil dari kaum Mu'tazilah itu, ialah adanya manzilah bainal
manzilatain, yakni ada tempat di antara dua tempat, ada tempat yang lain selain
surga dan neraka.
Banyak lagi
fatwa-fatwa kaum Mu'tazilah, umpamanya fatwa yang mengatakan bahwa sifat Tuhan
tidak ada, bahwa Qur'an itu makhluk, bahwa Mi'raj Nabi hanya dengan ruh saja,
bahwa pertimbangan akal lebih didahulukan dari hadits-hadits Nabi, bahwa surga
dan neraka akan lenyap dan lain-lain yang keliru.
Kemudian timbul
pula paham Qodariyah yang mengatakan bahwa perbuatan manusia diciptakan oleh
manusia sendiri, tidak sangkut-paut dengan Tuhan. Hak mencipta telah diberikan
Tuhan kepada manusia, sehingga Tuhan tidak tahu dan tidak perduli lagi apa yang
akan dibuat oleh manusia.
Kemudian timbul
pula paham, Jabariyah yang mengatakan bahwa sekalian yang terjadi adalah dari
Tuhan, manusia tidak punya daya apa-apa tidak ada usaha dan
tidak ada ikhtiar.
Kemudian timbul
pula paham Mujassimah, yakni paham yang menyerupakan Tuhan dengan makhluk,
punya tangan, punya kaki, duduk di atas kursi, turun dari tangga serupa
manusia, Tuhan adalah cahaya seperti lampu dan lain-lain kepercayaan.
Kemudian lahir
pada paham-paham yang keliru tentang tawasul dan wasilah, tentang ziarah dan
istigatsah dari Ibnu, Thaimiyah yang semuanya mengacaukan dunia Islam dan Kaum
Muslimin.
C. AKIBAT YANG TIMBUL PADA PERPECAHAN UMAT ISLAM
Berbicara mengenai
akibat yang terjadi ketika umat Islam terpecah, tentu banyak sekali hal yang
membuat umat Islam tidak bisa bersatu dan sulit untuk mempererat ukhuwah
Islamiyah, dengan perbedaan dan perebutan kekuasaan, umat Islam menjadi pecah
dan tidak bersatu bahkan ada yang saling menjatuhkan yang mana itu merupakan
salah satu lemahnya ukhuwah Umat Islam, tapi perbedaan dan perpecahan umat
Islam tidak akan pernah bisa diatasi atau bersatu, karena memang setiap
individu/manusia mempunyai pola fikir yang berbeda, sehingga mereka menjadi
beda satu dengan yang lainnya, jadi timbullah perpecahan dikalangan umat Islam,
maka umat Islam tidak akan pernah namanya bisa satu pola fikir dalam firqoh.
Pasti umat Islam akan mempunyai paham sendiri dalam memaknai agama Islam,
mereka akan membentuk sebuah golongan/firqoh untuk meneguhkan faham dan
pendapatnya, begitu juga dengan kelompok lain menganggap benar pendapat mereka
sendiri.
Bahwasanya kita
yakin Islam merupakan agama rahmat bagi seluruh alam yang mana Islam merupakan
aturan yang ditujukan untuk mengatur manusia, baik berupa akhlak, ibadah dan
sebagainya.
ANALISIS
Sejarah Islam
telah tercatat adanya firqoh-firqoh (golongan) dilingkungan umat Islam yang
antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam yang sulit untuk
diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Perdebatan ketika
itu hanya terjadi antara golongan kaum
Anshar yang mengemukakan Saidina Umar bin Khattab atau Saidina Abu Bakar
sebagai calon-calon khalifah Nabi.
Perbedaan Paham Umat Islam
diantaranya Kaum Mu'tazilah ini mengeluarkan fatwa yang ganjil-ganjil, yang
berlainan dan berlawanan dengan I'tikad Nabi dan sahabat-sahabat beliau.
Diantara
fatwa-fatwa yang ganjil dari kaum Mu'tazilah itu, ialah adanya manzilah bainal
manzilatain, yakni ada tempat di antara dua tempat, ada tempat yang lain selain
surga dan neraka.
Banyak lagi
fatwa-fatwa kaum Mu'tazilah, umpamanya fatwa yang mengatakan bahwa sifat Tuhan
tidak ada, bahwa Qur'an itu makhluk, bahwa Mi'raj Nabi hanya dengan ruh saja,
bahwa pertimbangan akal lebih didahulukan dari hadits-hadits Nabi, bahwa surga
dan neraka akan lenyap dan lain-lain yang keliru.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa : sebab-sebab perpecahan umat
islam ialah : yang pertama terjadinya perebutan kekuasaan/karena politik
yang mana di awali setelah Rasulullah meninggal dunia bahkan sebelum jenazah
Rasulullah di kebumikan sudah terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dan
kaum anshor yang mana merebutkan kekuasaan menjadi Khalifah pengganti Nabi dan
akhirnya dengan cara aklamasi/kesepakatan Abu Bakar Ash-Shiddiq dipilih menjadi
Khalifah Pengganti nabi. Yang kedua, Perbedaan Pemahaman, yang diawali
oleh Firqoh yang sudah banyak mempengaruhi umat Islam pada waktu itu yaitu
Mu'tazilah, fatwa-fatwanya yang sangat keliru, dan masih banyak lagi
firqoh-firqoh yang berbeda faham diantaranya Qodariyah, Jabariyah, Najariyah,
Mujassimah dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas
Siradjuddin K.H., I'tiqad Ahlussunnah Wal Jama'ah, Pustaka Tarbiyah,
2006.
Baehaqi
Imam, Kontroversi Aswaja, Aula perdebatan dan Reinterpretasi, LkiS, Yogyakarta, 1999.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !