BAB I
PEMBAHASAN
A. SUBJEK EVALUASI
Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah
orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai
subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas
atau ketentuan yang berlaku.
Contoh:
a. Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau
pencapaian maka Sebagai subjek evaluasi adalah guru.
b. Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang mengunakan sebuah
sekala maka sebagai subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk, dengan
didahukui oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi tersebut.
B. OBYEK EVALUASI PENDIDIKAN
Yang dimaksud
dengan obyek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang
bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian
atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi
tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut (Anas Sudijono : 2003).
Sedangkan Suharmi Arikunto menjelaskan Obyek atau sasaran Penilaian adalah
segala sesuatu yng menjadi titik pusat pengamatan karena penilai ingin informasi
tentang sesuatu tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek
dari evaluasi adalah dengan cara menyoroti dari tiga segi, yaitu dari segi Input,
Transpormasi, dan Output.
C. SASARAN EVALUSI
Dengan mengunakan diagram tentang
tranformasi maka sasaran penilaian untuk unur-unsurnya meliputi: input,
tranformasi dan output.
a. Input
Calaon
siswa seebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang
menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur. Aspek yang bersikap rohani setidak tidaknuya mencangkup 4 hal.
1) Kemampuan
Untuk
dapat mengikuti program dalam satu lembaga atau sekolah atau intitusi maka calaon siswa harus
memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes
kemampuan atau attitude test.
2) Kepribadian
Kepribadian
adalah sesuatu yang dapat pada diri manusia dan menampakan bentuknya dalam tingkah
laku. Dalam hal-hal terntu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan.
Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang
disebut tes kepribadian atau personaliti
test.
3) Sikap-sikap
Sebenernya
sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau
gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karna sikap ini merupakan
sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan maka banyak
orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui
keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikiap atau attitude tes. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut
sikap atau attitude scale.
4) Inteligensi
Untuk
mengetahui tingakat inteligensi maka digunakan tes inteligensi yang sudah
banyak diciptakan para ahli. Dalam hal ini yang digunakan adalah tes buatan
Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon.
b. Tran formasi
Telah
banyak bahwa banyak unsur yang terdapat dalam tranformasi yang semuanya dapat
menjadi sasaran atau obyek penilaian
demi memperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam
tranformasi yang menjadi objek penilaian antara lain
1) Kurikulum materi
2) Metode dan cara penilaian
3) Saran pendidikan media
4) Sistem administrasi
5) Guru dan personal lainya
c. Output
Penilaian
terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pencapaian atau prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang
digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement
test.
Kecenderungan
yang ada pada saat ini disekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi
belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek
psikomotorik, apalagi efektif, sangat langka dijamaah oleh guru. Akibatnya
dapat kita saksikan, yakni bahwa lulusan hanya meenguasai teori tetapi tidak
terampil melakukan pekerjaan ketrampilan, juga tidak mampu mengaplikasikan
pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi
terhadap aspek efektif ini. Jika kita mau intropeksi, telah berakibat
merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak luas pada merosotnya
akhlak bangsa.
Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka
melaksanakan kegiatan evaluasi, yang didalamnya terdapat berbagai item atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh anak didik, kemudian
pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik
tersebut. Berdasarkan jumlah peserta, tes hasil belajar dapat dibedakan atas
dua jenis, yaitu tes kelompok dan tes perorangan. Dilihat dari sudut
penyusunannya, tes hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes
buatan guru (teacher-made test) dan tes yang distandardisasi (standardized
test).
Tes tertulis (written test), yaitu tes yang menuntut jawaban dari siswa secara
tertulis. Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok murid pada
waktu,tempat, dan untuk soal tertentu.
a. Tes uraian (essay test)
Adalah
tes yang menuntut anak untuk menguraikan jawabannya secara tertulis dengan kata-kata
sendiri dalam bentuk, teknik, dan gayanya sendiri. Tes uraian sering disebut
juga tes subjektif. Tes uraian ada dua bentuk, yaitu uraian terbatas dan uraian
bebas.
Contoh uraian terbatas :
1)
Jelaskan bagaimana masuknya Islam di Indonesia dilihat dari segi ekonomi
dan politik.
2)
Sebutkan lima rukun Islam !Contoh uraian bebas :
1)
Jelaskan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia !
2)
Bagaimana peranan pendidikan Islam dalam memecahkan masalah-masalah pokok
pendidikan
di Indonesia ?
Untuk
mengoreksi tes uraian, ada tiga cara yang dapat digunakan, yaitu:
a.
whole method, yaitu metode per nomor,
b.
separated method, yaitu metode per lembar, dan
c.
cross method, yaitu metode bersilang. Dalam pelaksanaan pengoreksian, guru
boleh
memilih salah satu di antara ketiga metode tersebut, atau mungkin
menggunakannya secara bervariasi. Hal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan.
b. Tes objektif
Tes objektif (objective
test) menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat
cocok untuk menilai kemampuan peserta didik yang menuntut proses mental yang
tidak begitu tinggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal
kembali, pengertian, dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda,
menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.
1) Bentuk Benar–Salah (true false) :
Contoh : Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada
huruf B jika jawabannya benar dan huruf S bila jawabannya salah.
a) B–S : Waqaf berarti
menghentikan bacaan karena ada tanda waqaf.
b) B–S : Yaumul hasyri artinya
hari kebangkitan.
c) B–S : Surat Al-Fatihah
termasuk surat Makiyyah.
d) B–S : Terbitnya matahari
sebelah barat merupakan ciri besar hari kiamat.
Bentuk benar-salah yang lain adalah jawabannya telah disediakan, tetapi
jawaban yang disediakan itu bukan B – S, melainkan Ya – Tidak.
Contoh :
a.
Ya – Tidak : Dajjal adalah seorang laki-laki dari kaum Yahudi.
b.
Ya – Tidak : Dabbatul ardhi berarti keluarnya binatang bumi.
c.
Ya – Tidak : Kematian manusia termasuk kiamat kubra.
d.
Ya – Tidak : Rahasia hari kiamat dijelaskan dalam al-Qur’an surat
al-Ikhlas.
Bentuk soal benar-salah dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan
tentang sebab-akibat. Contoh :
a)
B – S : Sholat rawatib dilaksanakan dua rakaat SEBAB sholat rawatib
merupakan sholat sunat.
b)
B – S : Nabi sangat mencela orang yang lalai membayar hutang SEBAB hutang
harus segera dilunasi.
c)
B – S : Pada malam Idul Fitri umat Islam mengumandangkan
kalimat takbir, tahlil dan tahmid SEBAB malam Idul Fitri adalah malam menjelang
1 Syawal.
d)
B – S : Puasa wajib dimulai tanggal 1 Ramadhan SEBAB puasa diakhiri tanggal
1 Syawal.
e)
B – S : Nikmat yang diberikan Allah wajib disyukuri SEBAB
nikmat Allah tak sama untuk setiap orang.
2) Bentuk Pilihan-Ganda (multiple
choice)
Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa
pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan
dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan (statement) yang belum sempurna
yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan jawaban itu mungkin berbentuk
perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut option.
Ada beberapa jenis bentuk pilihan-ganda ini, antara lain:
a)
Distracters, yaitu option yang bukan merupakan jawaban yang benar.
Contoh :
Salah satu tanda besar menjelang hari kiamat adalah :
a.
Semua urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya
b.
Munculnya Dajjal.
c.
Banyak terjadi pembunuhan dimana-mana
d.
Beratnya orang Islam untuk menjalankan syariat agamanya
e.
Minuman keras sudah dianggap biasa
Analisis hubungan antar hal, yaitu untuk melihat kemampuan peserta didik
dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alasan (sebab-akibat).
Contoh :
Pada soal di bawah
ini terdapat kalimat yang terdiri atas pernyataan (statement) dan alasan
(reason).
Pilihan:
1.
Jika pernyataan benar, alasan benar, dan alasan merupakan sebab dari
pernyataan.
2.
Jika pernyataan benar, alasan benar, tetapi alasan bukan merupakan sebab
dari pernyataan.
3.
Jika pernyataan benar, tetapi alasan salah
4.
Jika pernyataan salah, tetapi alasan benar.
5.
Jika pernyataan salah, dan alasan salah.
Soal:
Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung SEBAB
Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat.
Penjelasan:
a.
“Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung” merupakan pernyataan yang benar.
b.
“Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat” merupakan alasan yang
benar dan merupakan sebab dari pernyataan.
Jawaban
: Jadi, jawaban yang betul adalah A.
b)
Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban dan disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas
siswa adalah memilih jawaban yang salah tersebut.
Contoh: :
Teladan yang bisa diambil dari kisah Nabi Musa a.s adalah, kecuali :
Teladan yang bisa diambil dari kisah Nabi Musa a.s adalah, kecuali :
a.
Menolong tanpa pamrih
b.
Konsekwen terhadap janji
c.
Berani menegakkan kebenaran
d.
Sikap ragu-ragu.
c)
Variasi berganda, yaitu memilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang semuany
betul, tetapi ada satu jawaban yang paling betul. Tugas siswa adalah memilih
jawaban yang paling betul itu.
Contoh :
Para siswa hendaknya
menghormati ...
a.
sesama teman
b.
guru-gurunya
c.
orang tuanya
d.
teman, guru, dan orang tuanya
d)
Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki
beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas siswa adalah mencari
satu kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapinya.
Contoh :
Surat Al-Fatiha disebut juga sab’ul matsani. Artinya ...
Surat Al-Fatiha disebut juga sab’ul matsani. Artinya ...
a.
5 ayat yang dibaca . . . . .
b.
6 ayat yang dibaca . . . . .
c.
7 ayat yang dibaca . . . . .
d.
8 ayat yang dibaca . . . . .
3. Bentuk Menjodohkan (matching)
Soal
tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaannya
adalah pilihan ganda terdiri atas stem dan option, kemudian testi tinggal
memilih salah satu option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri
atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya disusun pada dua kolom
yang berbeda. Kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan soal dan kolom sebelah
kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah alternatif jawaban harus dibuat
lebih banyak dari jumlah soal.
Contoh 1 :
Petunjuk : Di
bawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap-tiap kata yang
terdapat pada daftar A mempunyai pasangannya masing-masing pada daftar B. Anda
harus mencari pasangan-pasangan itu. Tulislah nomor kata yang anda pilih itu di
depan pasangannya masing-masing.
DaftarA Daftar B
. . . . . . . . . .
sunat
1.
Halal
. . . . . . . . . .
al-Ikhlas
2.
Sorga
. . . . . . . . . .
Haram
3.
Idzhar
. . . . . . . . . .
Neraka
4. Wajib
. . . . . . . . . .
Makhroj
5. Ikhfa
6. Surat
7.
Tajwid
Contoh 2 :
Petunjuk :
Berikut ini terdapat dua buah daftar nama. Sebelah kiri adalah pengertian,
sedangkan sebelah kanan adalah istilah. Pilihlah pengertian tersebut sesuai
dengan nama konsepnya dengan menuliskan angka 1, 2, 3, dan seterusnya
pada tempat yang telah disediakan.
Pengertian
:
Istilah :
............: Ilmu
membaca
Al-Quran
1. Hadits
............:
Tempat keluarnya
huruf
2. Qana’ah
............:
Perkataan Rasulullah
3. Tajwid
............:
Perbuatan
Rasulullah
4. Tasamuh
............: Sikap
rela
menerima
5. Makhraj
6.
Sunah
7.
Qalqalah
4. Bentuk Jawaban Singkat (short answer) dan Melengkapi (completion)
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan
atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban
singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh :
a)
Siapakah malaikat yang menanyai di alam kubur ?
b)
Apa nama agamamu ?
c)
Siapa nama Tuhan-mu ?
d)
Apa nama kitab sucimu ?
e)
Apa nama kiblatmu ?
Sedangkan soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat
yang tidak lengkap.
Contoh
:
a)
Alam barzakh disebut juga alam .................
b)
Nabi Musa a.s lahir pada zaman raja .......... di negeri .............
c)
Hadis adalah ..... Rasulullah, sedangkan sunnah adalah ..... Rasulullah.
d)
Neraka jahannam diperuntukkan bagi orang-orang .............
e)
Hukum akikah adalah sunah ....................
Cara mengoreksi bentuk tes objektif :
Sesudah item disusun, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita
mengoreksi jawaban siswa dari tiap item yang diberikan. Untuk mengoreksi
jawaban tersebut kita harus menggunakan kunci jawaban (scoring key) sebagai
acuan dan patokan yang pokok. Jika kunci jawaban ini sudah disediakan, maka
siapapun dapat mengoreksi jawaban tersebut secara cepat dan tepat.
a)
Tes Lisan (oral test), yaitu suatu bentuk tes yang menuntut jawaban siswa
dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya
sendiri sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.
b)
Tes Perbuatan (performance test), yaitu bentuk tes yang menuntut jawaban
siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik bertindak
sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, coba praktikkan
bagaimana cara melaksanakan sholat yang baik dan benar.
E.
CARA MENILAI HASIL EVALUASI SISWA
Pekerjaan guru yang vital dalam hal PBM (proses belajar-mengajar) adalah
menilai hasil evaluasi siswa, nah kali ini saya ingin
berbagi artikel mengenai beberapa cara menilai hasil evaluasi siswa.
a. Tes benar – salah (true –
false)
Dalam menggunakan angka atau skor untuk tes bentuk B-S
ini kita dapat menggunakan dua cara yaitu: tanpa hukuman atau tanpa denda dan dengan hukuman atau denda.
Tanpa hukuman adalah apabila banyak angka yang
diperoleh pebelajar sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan
hukuman (karena diragukan adanya unsur tebakan), digunakan 2 macam rumus,
tetapi hasilnya sama.
Rumus pertama:
S = R – W
Dimana: S = Score R = Right W = Wrong
Skor yang diperoleh sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah
soal yang salah.
Contoh:
Banyaknya soal = 10 buah
Yang betul = 8 buah
Yang salah = 2 buah
Angkanya adalah : 8 – 2 = 6
Rumus kedua:
S = T – 2W
Dimana: T = total
Contoh:
Banyaknya soal = 10 buah
Yang salah = 2 buah
Angkanya adalah 10 – (2 x 2) = 10 – 4 = 6
b. Dalam bentuk pilihan ganda
(multiple choice)
Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda,
dikenal dua macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa
hukuman apabila banyak angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan
kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R – (w) / (n – 1)
Dimana:
S = score
W = wrong
N = banyaknya pilihan jawaban (umumnya di indonesia 3, 4 atau 5)
Contoh:
Banyaknya soal = 10 buah
Banyaknya yang betul = 8 buah
Banyaknya yang salah = 2 buah
Banyaknya pilihan = 3 buah
Maka skornya adalah:
8 – 2 / (3 – 1)
8 – 1 = 7
c. Tes bentuk jawaban singkat
(short answer test)
Dengan mengingat jawaban yang hanya 1 pengertian saja,
maka angka tiap nomor soal mudah ditebak. Usaha yang dikeluarkan oleh siswa
sedikit, tetapi lebih sulit daripada tes benar – salah atau pilihan
ganda. Sebaiknya tiap soal diberi angka 2. Dapat juga angka itu kita samakan
dengan angka pada bentuk betul salah atau pilihan ganda jika memang jawaban
yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawabannya
bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya
dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2; 1,5 dan 1.
d. Tes bentuk menjodohkan
(matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk
pilihan ganda, dimana jawaban-jawaban dijadikan 1, demikian pula
pertanyaan-pertanyaannya. Dengan demikian, maka pilihan jawabannya akan lebih
banyak. Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih dibuat sedemikian
rupa sehingga jawaban yang 1 tidak diperlukan bagi pertanyaan lain. Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan kunci jawaban
yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat
di depan alternatif jawaban.
e. Tes bentuk uraian (essay test)
Ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk memberi
skor terhadap tes essay, yaitu metode analisa (analysical method) dan metode
sorter 9 sorting method). Metode analisa adalah suatu cara menilai dengan
menyiapkan sebuah model jawaban, dimana jawaban tersebut dianalisa menjadi
beberapa step atau elemen yang terpisah, dan ditetapkan bahwa setiap step atau
elemen disediakan skor tertentu. Setelah satu model jawaban tersusun, jawaban
masing-masing anak dibandingkan dengan model jawaban tersebut dan diberikan
dibandingkan dengan tingkat kebenarannya.
Metode mensortir dipergunakan untuk memberi skor terhadap
jawaban-jawaban yang tidak dibagi-bagi menjadi elemen-elemen. Jawaban-jawaban
pebelajar dibaca secara keseluruhan.
Setelah suatu jawaban selesai dibaca, jawaban tersebut
diletakkan pada sebuah tumpukan, yang diklasifikasikan menjadi tumpukan –
tumpukan: baik sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali.
Cara ini digunakan terus samapai jawaban selesai
dsortir. Ada baiknya untuk membaca sekali lagi jawaban-jawaban yang sudah
disortir barangkali ada klasifikasinya yang kurang tepat dan perlu dipindahkan
ketumpukan-tumpukan lain setelah itu barulah masing-masing tumpukan diberi skor
sesuai klasifikasinya.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, Yang dimaksud dengan subjek evaluasi
adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut
sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan
pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Yang dimaksud dengan obyek atau sasaran evaluasi
pendidikan adalah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses
pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak
penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses
pendidikan tersebut
Tes tertulis (written test), yaitu tes yang menuntut jawaban dari siswa secara
tertulis. Tes tertulis diberikan kepada seorang atau sekelompok murid pada
waktu,tempat, dan untuk soal tertentu.
Pekerjaan guru yang vital dalam hal PBM (proses belajar-mengajar) adalah
menilai hasil evaluasi siswa, nah kali ini saya ingin
berbagi artikel mengenai beberapa cara menilai hasil evaluasi siswa.
a.
Tes benar – salah (true – false)
b.
Dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice)
c.
Tes bentuk jawaban singkat (short answer test)
d.
Tes bentuk menjodohkan (matching)
e.
Tes bentuk uraian (essay test)
DAFTAR PUSTAKA
Sudiono, Anas, Pengantar Evaluasi
Pendidikan. PT. Raja Grafindo. Jakarta, 2001
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. 1991
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !