BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
Ø
Pengertian Iman
Ø
Konsep
dasar Iman ahlu sunnah wal jamaah
Ø Rukun iman
1.2. Tujuan Penyusunan
Saya menyusun
makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Iman Ahlusunnah Wal jamaah” bertujuan
untuk menegetahui lebih lanjut tentang pokok-pokok dasar konsep keimanan
ahlusunnah Wal Jamaah agar kita sebagai pengikut Ahlusunnah Wal jamaah dapat
memeahami apa aja yang menjadi konsep dasar Iman ASWAJA dan menjalankanya agar kita tidak
tersesat dan selamat dunia akhirat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Iman
Iman ialah ucapan
dan peruntukan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Artinya, iman ialah ucapan
hati dan lisan, serta peruntukan hati, lisan dan anggota badan. Ucapan hati,
yaitu keyakinan dan kepercayaannya. Adapun ucapan lisan, yaitu pernyataannya,
sedangkan peruntukan hati, yaitu kepatuhan, keikhlasan, ketaatan, kecintaan dan
keinginan kepada segala amal shaleh. Adapun peruntukan anggota badan, yaitu
melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan.[1]
2.2 Konsep
Dasar Iman Ahlusunnah Wal Jama’ah
Adapun yang
menjadi dasar Iman Ahlu sunnah Wal Jamaah adalah sebagai berikut :
Ø
Barangsiapa
yg menyatakan bahwa amal peruntukan tdk termasuk iman maka dia ialah seorang
murji’. Barangsiapa yang memasukkan dalam iman sesuatu yg tidak termasuk di
dalam maka dia ialah seorang mubtadi’ (orang yg melakukan bid’ah).
Ø
Barangsiapa
tidak bersedia mengucapkan dua kalimat syahadat maka dia tidak berhak
memperoleh sebutan sebagai orang yang beriman. Dia juga tidak dihukumi sebagai
orang yg beriman, baik di dunia maupun di akhirat.
Ø
Islam
dan iman ialah dua sebutan dalam agama. Di antara kedua terdpt pengertian umum
dan pengertian khusus. Ahlul Qiblah [1]disebut sebagai kaum muslimin.
Ø
Pelaku
dosa besar tdk keluar dari keimanannya. Di dunia tetap beriman tetapi kurang
imannya, sedangkan di akhirat dia berada di bawah masyi’ah Allah, arti bila
Allah mengkehendaki, akan diampuni dan bila mengkehendaki sebalik maka dia akan
disiksa sesuai dgn keadilanNya. Orang-orang yg mempunyai tauhid tempat kembali
ialah surga. Sekalipun ada di antara mereka yg disiksa terlebih dulu tetapi tdk
ada seorang pun dari mereka yg kekal di dalam neraka.
Ø
Tidak
boleh menyatakan pasti bahwa si fulan termasuk ahli surga atau neraka, kecuali
terhadap seseorang yg telah dinyatakan oleh nash demikian.
Ø
Kufur
dalam bahasa agama ada dua macam. Pertama, kufur akbar, yaitu kufur yangg
menyebabkan seseorang keluar dari agama. Kedua, kufur ashghar, yaitu kufur yg
tdk menyebabkan seseorang keluar dari agama. Kufur macam ini terkadang disebut
juga dgn kufur ‘amali.
Ø
Takfir
(pernyataan atau penghukuman terhadap seseorang bahwa dia menjadi kafir)
termasuk hukum agama yg acuan ialah Kitab dan Sunnah. Karena itu kita tidak
boleh takfir kpd seorang muslim karena suatu ucapan atau peruntukan bila tdk
ada dalil syar’i yg menyatakan demikian. Suatu ucapan atau peruntukan yg
dinyatakan sebagai kafir tdk mesti pelaku pun menjadi kafir, kecuali bila
syarat-syarat terpenuhi dan tidak ada hal-hal yg menghalanginya. Takfir
termasuk hukum paling serius. Karena itu kita hrs hati-hati dan waspada dalam
mentakfirkan seorang muslim.
2.3 Rukun Iman
Iman itu lebih
dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa
Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan
gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
Rukun Iman ada enam, yaitu :
1. Iman kepada
Allah.
Beriman
kepada Allah Artinya bahwa Dialah Tuhan yang benar dan berhak disembah bukan
selainya karena Dialah Sang Pecipta manusia sebagai hamba-Nya yang melimpahkan
kebaikan,memeberi rizki,mengetahui urusan mereka baik yang tresembunyi dan
tampak. Dialah yang memberi pahala kapada semua hemba-Nya yang taat dan
meberikan azab kepada yang bermaksiat.oleh karena itu jin dan manusia
diciptakan untuk beribadah kepadanya. Allah berfirman
Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembahKu" (Q.S.
Ad`dzariat ayat 56)
Hakekat
Ibadah ini adalah mengesakan Allah dengan semua bentuk ibadah seperti do’a, takut,mengharap,shalat,puasa,membayar
zakat,nazar berkurban dan lain sebagainya yang dilakukan dengan rasa
tunduk,harap dan cemas, serta dengan sepenuh rasa cinta dan rendah hati atas
keagungan-Nya. sebagia besar dalam Al Quran memebicarakan dasar yang agung ini
seperti
Allah berfirman
dalam Al Isra’ ayat 23 :
Artinya : Dan Rabb mu telah
memerintahkan supaya kami jangan menyembah selain Dia
Termasuk
beriman kepada Allah adalah beriman dengan seluruh kewajiban yang diperintahkan
kepada hamba-hambaNya,yaitu beriman dengan kelima rukun islam. Diantaranya
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disemabh selain Allah dan Muhaamda
adaklah utusan Allah,menegakan shakat,menmunaikan zajkat,puasa ramadhan,pergi
haji bagi yang mampu dan kewajiban-kewajiban lainya.Rukun Islam yang utama
adalah sahadat,
Termasuk
beriman kepada Allah adalah Pecipta Alam,yang mengatur selurruh urusan
mereka,dengan ilmu dan Qodrat Nya.menurut kehendakNya.Dialah penguasaa dunia
dan akhirnat,Rabb seluruh alam yang tidak ada Rabb selainya. Dialah yang
mengutus para Rasul,menurunkan kitab-ktab untuk kebaikan manusia dan keselamtan
mereka di dunia dan akirat.dan tidak ada seoarng pun yang menyukutukanya dalam
hal ini.Allah berfirman :
Artinya : Allah meciptakan
segala seseuatu dan Dia memelihara segala seseuatu (Q.S Azzummar : 62)
2. Iman kepada
para Malaikat-Nya
Beriman
kepada malaikat mencangkup keimanan secara global; dan terperinci.seorang
muslim (wajib) beraman (secara global).bahwa Allah memeiliki para malaikat yang
diciptakan untuk berbuat taat kepadaNya.merteka terdiri atas beberapa
kelaompok,diantaranya ada yang ditugasi memilkul Arsy,menjadi penjaga surga dan
neraka, serta yang ditugasi untuk mencatat perbuatan hamba-hambaNya.beriaman
kapada Malaika\t secara rinci adalah berriman kepada seluruh malaikat yang
telah disebutkan nama-namanya oleh Allah dan RasulNya,yaitu jibril,Mikail,Malik
(penjaga neraka)dan Israfil ( peniup sangsakala).
Aisah RA
meriwatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :
Artinya : Malaikat
diciptakan dari cahaya,jin diciptkan dari kobaran api,dan manusia diciptakan
dari apa yang telah dijelaskan keadamu (H.R. mslim)
3. Iman kepada
Kitab-kitab-Nya.
Bahwa
Allah talah menurunkan beberapa kitab kepada Nabi dan Rasul untuk menjelasakan
kebenaranya dan untuk berdakwah kepadanya.Adapun kitab-kiatab ALLAH SWT yang
wajib di imani adalah Taurat,Injil,Zabur dan Al Quran. Al Quran adalah kitab
yang wajib diikuti oleh seluruh umat dan dijadikan sebagai pengawas,pembenar,terhadap
kitab-kitab dahulu.dan sebagai pedoman yang memutuskan segala persoalan
bersama-sama dengan sunah rasullullah SAW yang shahih.dan Al Quran adalah obat
bagi hati,penjelas semua persoalan hidayah dan rahmat bagi manusia
4. Iman kepada
para Rasul-Nya.
Kita
wajib mempercayai bahwa Allah SWT telah mengutus para rasul kepada
hamba-hamabnya sebagai oembawa kabar gembira pringatan,dan penyeru
kebenaran.Barang siapa yang mengikuti mereka maka ia akan mendapatkan
kebahagiaan dan barang siapa yang menentang akan merugi.nabi yang terakir dalah
nabi Muhammad SAW
Firnan Allah :
Artinya ; "Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826]
itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya[826].
Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)" (Q.S An-Nahl: 36)
5. Iman Kepada hari
Akhirat
Adalah
beriman dengan semua yang disampaikan Allah dan RasulNya tentang apa yang
terjadi setalah kematian,seperti fitnah kubur,siksa dan kemikmatanya,goncangan
dan kedahsaytan hari kiamat,Shirat,(titian),timbnagn dan perhitunganb aamal opembagoan
catatab amal manusia:ada yang menerima denga ntangan kananya dan ada yang
menerima dari tangan kiri atau dari bel;akang punggungnya.
6. Iman kepada
Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar :
takdir, ketentuan Ilahi. Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di
dalam semesta ini adalah diketahui, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala)
Dalil
keenam rukun ini, firman Allah Ta'ala. "Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat) ke arah Timur dan Barat, tetapi
berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman seseorang kepada Allah, hari
Akhirat, para Malaikat, Kitab-kitab dan Nabi-nabi...". (Al-Baqarah : 177)
Dan
firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya
segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar : 49)
Ihsan,
rukunnya hanya satu, yaitu : "Beribadah kepada Allah dalam keadaan
seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya
Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan tersebut adalah penggalan dari hadits
Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'Anhu,
sebagaimana akan disebutkan).
Dalilnya,
firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya
Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat
ihsan". (An-Nahl : 128)
Dan
firman Allah Ta'ala: "Dan
bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang
melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa : 217-220)
Serta
firman-Nya: “Dalam keadaan apapun kamu
berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu baca, serta pekerjaan apa
saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah menjadi saksi atasmu di waktu
kamu melakukannya". (Yunus : 61)
Adapun
dalilnya dari Sunnah, ialah hadits Jibril yang masyhur, yang diriwayatkan dari
'Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu: "Ketika kami sedang duduk di
sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam
pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian
jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk
di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam, dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta
meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya
Muhammad, beritahulah aku tentang Islam', maka beliau menjawab : 'Yaitu :
bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah
Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan
Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan
perjalanan ke sana'. Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :
'Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga
membenarkan beliau. Lalu ia berkata : 'Beritahulah aku tentang Iman'. Beliau
menjawab : 'Yaitu : Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
Rasul-rasul-Nya dan hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang
buruk'. Ia pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah
aku tentang Ihsan'. Beliau menjawab : 'Yaitu : Beribadah kepada Allah dalam
keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah aku tentang hari
Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak lebih
tahu dari pada orang yang bertanya'. Akhirnya ia berkata : 'Beritahulah aku
sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab : Yaitu : 'Apabila ada
hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat orang-orang tak
beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala domba saling
membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'. Kata Umar :
Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja dalam waktu
yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang
bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau pun
bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan
urusan agama kalian". (Hadits
Riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan
diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti ini dari Abu Hurairah oleh
Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke 1.)
ANALISIS
Iman ialah ucapan dan
peruntukan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Artinya, iman ialah ucapan hati
dan lisan, serta peruntukan hati, lisan dan anggota badan. Ucapan hati, yaitu
keyakinan dan kepercayaannya. Adapun ucapan lisan, yaitu pernyataannya,
sedangkan peruntukan hati, yaitu kepatuhan, keikhlasan, ketaatan, kecintaan dan
keinginan kepada segala amal shaleh. Adapun peruntukan anggota badan, yaitu
melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan
Iman itu lebih
dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat "Laa
Ilaaha Ilallaah", sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan
gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu dari cabang Iman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa prinsip
dasar iman dalam paham ahlusnnah wal jamaah adalh menyakini 6 rukun iman dengan
penuh kenyakinan serta menjalankan ,iman, islam,ihsan secara bersama-sam untuk mwujudkan ibadah yang
sesuai dengan apa-apa yang diajarkan oleh rasulullah SAW dan para
sahabat-sahabatnya
Pengertian Iman
adalah ucapan dan
peruntukan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Artinya, iman ialah ucapan hati
dan lisan, serta peruntukan hati, lisan dan anggota badan. Ucapan hati, yaitu
keyakinan dan kepercayaannya. Adapun ucapan lisan, yaitu pernyataannya,
sedangkan peruntukan hati, yaitu kepatuhan, keikhlasan, ketaatan, kecintaan dan
keinginan kpd segala amal shaleh. Adapun peruntukan anggota badan, yaitu melaksanakan
segala perintah dan meninggalkan segala larangan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.
Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql, Prinsip-Prinsip
Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, GIP : Jakarta, 1424 H.
Yusran
Asmun, Drs., Pengantar Studi Sejarah
kebudayaan dan Pemikiran Islam, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta 1996.
[1]
Dr. Nashir bin Abdul Karim Al ‘Aql, Prinsip-Prinsip Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, GIP : Jakarta, 1424 H
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !