BAB II
PEMBAHASAN
A.
PRINSIP PRINSIP EVALUASI
Terdapat beberapan prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Keterpaduan
Evaluasi merupakan
komponen integral dalam program pengajaran disamping tujuan intruksional dan
materi serta metode pengajaran. Evauasi harus dilakukan dengan prinsip
keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan
metode pengjaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak
boleh dipisahkan. Karena itu perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu
menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan
tujuan intruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.
2.
Keterlibatan peserta didik
( siswa )
Prinsip ini berkaitan
dengan metode belajar CBSA ( Cara Belajar Siswa Aktif ) yang menuntut
keterlibatan siswa secara aktif, karena keterlibatan peserta didik dalam
evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak, untuk mengetahui sejauh mana
siswa berhasil dalam kegiatan belajr mengajar yang dijalaninya secara aktif.
Penyajian evaluasi oleh guru merupakan upaya guru untuk memenuhi kebutuhan
siswa akan informasi mengenai kemajuannya dalam program belajar mengajar.
3.
Koherensi
Dengan prinsip
koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang
sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Tidak
dapat dibenarkan menyusun alat evaluasi hasil belajar atau evaluasi pencapaian
belajar yang mengukur bahan yang belum disajikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Demikian pula tidak diterima apabila alat evaluasi berisi butir yang
tidak berkaitan dengan bidang kemampuan yang hendak diukur.
4.
Pedagogis
Sebgai alat penilai
hasil belajar. Di samping itu Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis
untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil
evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
5.
Akuntabel
Sejauh mana
keberhasilan program pengajaran maka evaluasi haruslah menjadi alat
akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan
seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya.
Ada beberapa langakah untuk mengetahui langkah-langkah evaluasi :
Langkah 1:
Praktek evaluasi tentang diri anak atau sekelompok anak. Ini merupakan
langkah pertama kearah evaluasi yang baik. Pembatasan ini biasanya ditentukan
oleh sifat tugas kita dalam keseluruhan pendidikan seorang anak. Seorang guru
ilmu pasti atau sejarah dalam mengadakan evaluasi terhadap murid-muridnya
membatasi dirinya pada usaha untuk mengetahui kemajuan mereka dalam pelajaran
ilmu pasti atau sejarah saja. Sebaliknya seorang konselor pendidikan (
education counselor ) mempunyai batasan tugas yang lebih luas dari pada guru ilmu
pasti atau guru sejarah.
Langkah 2:
Evaluasi yang baik ialah data yang kita kumpulkan mengenai setiap aspek
pribadi anak harus merupakan “behavior sampling” cukup representative
terhadap keseluruhan tingkah laku anak. Misalnya untuk menetapkan apakah anak
pada dasarnya bersifat pemalu atau tidak, tidak cukup hanya memperhatikan
tingkah laku anak pada satu kesempatan saja kita harus mencoba untuk mengetahui
bagaimanakah reaksi anak terhadap bermacap-macam situasi pada berulang kali
kesempatan. Kalau prinsip ini dilanggar biasanya kesimpulan yang kita rumuskan
diwarnai oleh apa yang disebut “ halo effect” dan tidak merupakan suatu
“conclusion” melainkan “confusion”.
Langkah 3:
Evaluasi yang baik ialah bahwa cara-cara serta alat-alat yang hendak kita
pergunakan untuk pengumpulan data mengenai diri anak kita pilih betul-betul
sebelumnya untuk mengumpulkan keterangan mengenai cerdas atau tidaknya seorang
anak, misalnya dapat kita pergunakan dua macam cara observasi atau mengadakan
tes. Tes yang dapat dipergunakan untuk keperluan. Ada tes individual dan tes
kelompok.
Langkah 4:
Evaluasi yang baik ialah bahwa data yang telah kita kumpulkan tadi kita
olah, sebelum kita memberikan tafsiran terhadap data yang telah kita kumpulkan
tadi, pengolahan ini beragam, ada pengolahan yang bersifat statistis,
pengolahan mana yang paling tepat untuk dilakukan terhadap sekumpulan data yang
ditentukan oleh sifat dan jenis data yang dalam keseluruhan prosedur evaluasi
yang sedang kita kerjakan. Apabila sekumpulan data yang ada pada kita
menghendaki jenis pengolahan yang tidak cukup kita kuasai maka sebaiknya kita
konsultasi dengan teman.
Langkah 5:
Evaluasi yang baik ialah memberikan interprestasi atau tafsiran terhadap
data yang telah diolah tadi kita berpedoman pada suatu kriterium yang jelas
rumusannya serta dapat dipertanggungjawabkan. Pada umumnya fase terakhir setiap
prosedur evaluasi seorang evaluator dihadapkan kepada keharusan untuk
memberikan kualitatif terhadap orang yang sedang dievaluasi.
B.
TEKNIK EVALUASI PEMBELAJARAN
Secara garis besar, Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik
tes dan teknik non Tes
1.
Teknik non tes meliputi
Ada beberapa teknik non tes yaitu : skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok,
wawancara, pengamatan, riwayat hidup.
a.
Rating scale atau skala bertingkat
Menggambarkan suatu
nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak
terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut kemudian dapat
dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang lain.
b.
Kuesioner
Adalah daftar
pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan
jawaban, kuesioner dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak
langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang
yang diminta jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh
secara tidak langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh,
apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka
dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya. Dan bila ditinjau
dari segi cara menjawab maka kuesioner terbagi menjadi kuesioner tertutup dan
kuesioner terbuka. Kuesioner tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki
dua atau lebih jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau
cek (√) pada awaban yang ia anggap sesuai. Sedangkan kuesioner terbuka adalah
daftar pertanyaan dimana si penjawab diperkenankan memberikan jawaban dan
pendapat nya secara terperinci sesuai dengan apa yang ia ketahui.
c.
Daftar cocok
Adalah sebuah daftar
yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab
diminta untuk memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang ia
anggap sesuai.
d.
Wawancara,
Suatu cara yang
dilakukan secara lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
tujuan informsi yang hendak digali. wawancara dibagi dalam 2 kategori, yaitu
pertama, wawancara bebas yaitu si penjawab (responden) diperkenankan untuk
memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan yang ia diketahui tanpa diberikan
batasan oleh pewawancara. Kedua adalah wawancara terpimpin dimana pewawancara
telah menyusun pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk
menggiring penjawab pada informsi-informasi yang diperlukan saja.
e.
Pengamatan atau observasi,
Adalah suatu teknik
yang dilakuakn dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak
dan terlihat sebenarnya. Pengamatan atau observasi terdiri dari 3 macam yaitu :
1)
observasi partisipan yaitu pengamat
terlibat dalam kegiatan kelompok yang diamati.
2)
Observasi sistematik, pengamat tidak
terlibat dalam kelompok yang diamati. Pengamat telah membuat list faktor faktor
yang telah diprediksi sebagai memberikan pengaruh terhadap sistem yang terdapat
dalam obejek pengamatan.
3)
Observasi eksperimental, terjadi jika
pengamat tidak berprtisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat
mengendalikan unsure penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi
dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
f.
Riwayat hidup,
Evaluasi ini dilakukan
dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai objek evaluasi sepanjang
riwayat hidup objek evaluasi tersebut.
2.
Teknik tes.
Dalam evaluasi pendidikan terdapat 3 macam tes yaitu :
a.
Tes diagnostik
b.
Tes formatif
c.
Tes sumatif
Keterangan masing-maing tes adalah sebagai
berikut:
a.
Tes diagnostik
Seorang guru yang baik,
tentu bahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan
secara maksimal sesuai kemampuan yang dimiliki. Tes diagnostik adalah tes yang
digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga kelemahan tersebut
dapat memberikan perlakuan yang tepat.
b.
Tes formatif,
Dari arti kata “form” yang merupakaan dasaar dari
istilah “formatif” makaa evaluasi
formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa tekah terbentuk setelah
mengikuti program tertentu.dalam kedudukannya seperti ini tes dapat juga
dipandang sebagai tes diagnostik pada akhirnya pelajaran evaluasi formatif atau
tes formatif diberikan pada setiap akhir program.
c.
Tes sumatif,
Evaluasi sumatif atau
tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian kelompok program atau
sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat
disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan
dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada setiap akhir semester.
C.
JENIS-JENIS DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Setiap Negara mempunyai
cita-cita tentang warga negaranya yang akan diarahkan. Yaitu cita-cita bangsa
Indonesia adalah terbentuknya manusia pancasila bagi seluruh warga negaranya.
Semua institusi atau lembaga pendidikan harus mengarahkan segala kegiatan
disekolahnya bagi pencapaian tujuan itu. Inilah yang disebut tujuan umum
pendidikan yang secara eksplisit tertera didalam garis besar haluan Negara.
Semua aparat pemerintah
termasuk petugas pendidikan, harus terlebih dahulu memahami makna dari rumusan
tersebut dan menerjemahkan dalam rumusan tujuan yang sesuai dengan tingkat dan
jenis pendidikan yang diselenggarakan pada lembaga. Pengembangan dibidang
pendidikan didasarkan atas filsafah Negara Pancasila dan diarahkan untuk
membentuk manusia yang berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat
jasmani dan rohaninya memiliki pengetahuan dan ketrampilan,dapat mengembangkan
kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan kecerdasan yang tinggi dan
disertai budi pekrti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesame
manusia.
Kegiatan yang muncul
dalam kesamaan pendidikan, didasarkan pada rumusan tujuan pendidikan nasional
ini. Sedangkan materinya perlu diisi dari hasil studi empiris tentang harapan
masyarakat mengenai kemampuan, pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki oleh
para lulusan. Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari penjabaran tujuan umum
menjadi tujuan institusional, adalah perumusan lain telah disiapkan oleh para
ahli bidanh studi sebagai penanggung jawab program kurikuler.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa, Terdapat beberapan prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan
evaluasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Keterpaduan
2.
Keterlibatan peserta didik ( siswa
)
3.
Koherensi
4.
Pedagogis
5.
Akuntabel
Secara garis besar, Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik
tes dan teknik non Tes
Setiap Negara mempunyai
cita-cita tentang warga negaranya yang akan diarahkan. Yaitu cita-cita bangsa
Indonesia adalah terbentuknya manusia pancasila bagi seluruh warga negaranya.
Semua institusi atau lembaga pendidikan harus mengarahkan segala kegiatan
disekolahnya bagi pencapaian tujuan itu. Inilah yang disebut tujuan umum
pendidikan yang secara eksplisit tertera didalam garis besar haluan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Rineka
Cipta. Jakarta. 2008
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !