BAB I
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Bimbingan Dalam Pendidikan
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi
individu dan masyarakat. Pendidikan
tidak pernah dapat dideskripsikan secara gamblang hanya dengan mencatat
banyaknya jumlah siswa, personel yang terlibat, harga bangunan, dan fasilitas
yang dimiliki. Pendidikan memang menyangkut hal itu semua, namun lebih dari itu
semuanya. Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa).
Siswa merupakan unsur utama dalam pendidikan. Siswa sebagai individu sedang berada dalam proses berkembang
atau menjadi (becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian.
Untuk mencapai kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka
masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya,
juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan
mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang
pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek
psikososiospiritual.
Ketiga bidang utama pendidikan di atas lebih lanjut
dijelaskan sebagai berikut:
1)
Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang
ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi
lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan
atau pembagian tugas, pembiayaan,
penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi
program.
2)
Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang
ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab
secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru.
3)
Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang
ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik
(siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.
Personel yang paling bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada
tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan
peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk
memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui
proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam proses
pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi agar dapat
membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para pembimbing
diharapkan untuk:
1)
Mengenal danmemahami setiap siswa baik secara individual maupu kelompok,
2)
Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
3)
Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakter istik pribadinya,
4)
Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya,
5)
Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan
pendidikan tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan
penjelasan sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi
kunci dalam pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama
sekolah dalam bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang
menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa bimbingan dan
konseling memiliki fungsi memberikan bantuan kepada siswa dalam rangka
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan, yaitu membantu meratakan jalan
menuju ALLAH Swt.; berguna bagi manusia, dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan
pembangunan bangsa, negara, dan umat manusia
B. Konsep Dasar Bimbingan Dan Konseling
1) Pengertian Bimbingan
a.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu
memahami diri dan lingkungannya. (Shertzer dan Stone, 1971)
b.
Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan
pada umumnya. (Rochman Natawidjaja,1987)
c.
Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman
diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.
(M.Surya, 1988)
d.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta
didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan”.
e.
Bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.
(Sunaryo Kartadinata, 1998)
2) Pengertian Konseling
a.
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa Konseling
adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan
dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan
pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi
masalah-masalahnya. (dalam Syamsu Yusuf, 2009)
b.
Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai pelayanan maupun sebagai tehnik. Konseling merupakan inti kegiatan
bimbingan secara keseluruhan dan lebih berkenaan dengan masalah individu secara
pribadi. Montensen (1964:301) mengatakan bahwa,”Counseling is the heart of
the guidance program” . Dan Ruth
Strang (1958) menyatakan bahwa, “Guidance is broader: Counseling is a most
important tool of guidance” . Jadi
konseling merupakan inti dan alat yang paling penting dalam keseluruhan system
dan kegiatan bimbingan.
Jadi bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang
berkesinambungan, sistematis, berencana yang mengarah kepada pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan dalam membantu individu
mengambil keputusannya sendiri, pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator. Keseluruhan proses kegiatan atau layanan kepada individu untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya secara optimal dan didalamnya terdapat Konseling yang
merupakan inti dari kegiatan Bimbingan.
3) Ragam Bimbingan dan konseling
Dilihat dari masalah individu ada empat jenis
bimbingan yaitu:
a.
Bimbingan Akademik, yaitu bimbingan
yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi masalah-masalah
akademik seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara
belajar dsb. Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana
belajar- mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Dalam
bimbingan akademik pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai
tujuan akademik yang diharapkan.
b.
Bimbingan Sosial-Pribadi, merupakan
bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah
sosial-pribadi. Contohnya: masalah sosial pribadi adalah hubungan sesama teman,
dengan dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri penyesuaian diri
dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan
penyelesaian konflik.
c.
Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir seperti: pemahaman terhadap
jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri dsb.
d.
Bimbingan Keluarga, merupakan upaya
pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar
mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri
secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma
keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga
yang bahagia.
4) Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu
dapat :
a.
Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir, serta kehidupannya di masa yang akan datang
b.
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin
c.
Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya
d.
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan
kerja.
Untuk mencapai tujuan, individu harus mendapatkan kesempatan untuk :
a.
Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan
tugas-tugas perkembangannya
b.
Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di
lingkungannya
c.
Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya
serta rencana pencapaian tujuan tersebut.
d.
Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
e.
Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya,
kepentingan lembaga tempat bekerja, dan
masyarakat.
f.
Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari
lingkungannya
g.
Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang
dimilikinya secara optimal
5) Fungsi Bimbingan dan Konseling
a.
Fungsi Pemahaman, yaitu membantu individu agar dapat memahami dirinya sendiri
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,dan norma agama).
b.
Fungsi Fasilitasi, yaitu memberikan kemudahan kepada individu dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan
seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.
c.
Fungsi Penyesuaian, yaitu membantu individu agar dapat menyesuaikan diri
dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
d.
Fungsi Penyaluran, yaitu membantu individu dalam memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan, atau program studi dan memantapkan penguasaan karir
atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.
e.
Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
individu.
f.
Fungsi Pencegahan, yaitu memberikan bimbingan tentang cara menghindarkan
diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
g.
Fungsi
Penyembuhan, yaitu pemberian bantuan kepada individu yang mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
h.
Fungsi Pemeliharaan, yaitu menfasilitasi konseli agar terhindar dari
kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.
i.
Fungsi Pengembangan, yaitu kerjasama antara konselor dengan personil
sekolah dalam merumuskan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis
dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
6) Prinsip Bimbingan dan Konseling
a.
Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
b.
Bimbingan bersifat individualisasi
c.
Bimbingan menekankan hal yang positif
d.
Bimbingan merupakan usaha bersama
e.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial
dalam bimbingan
f.
Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan)
kehidupan
7) Asas Bimbingan dan Konseling
a.
Asas Kerahasiaan yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
tentang konseli yang merupakan data yang tidak layak diketahui oleh orang lain.
b.
Asas kesukarelaan yaitu menghendaki adanya kesukarelaan konseli dalam
mengikuti pelayanan yang diperlukan baginya.
c.
Asas keterbukaan yaitu agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura
dalam memberikan keterangan atau informasi yang diperlukan dalam kegiatan
layanan BK.
d.
Asas kegiatan yaitu konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi
secara aktif dalam penyelenggaraan kegiatan BK.
e.
Asas kemandirian yaitu membantu / mengarahkan konseli agar mampu mandiri
dalam mengambil keputusan yang tepat.
f.
Asas Kekinian yaitu asas yang menghendaki objek sasaran pelayanan bimbingan
dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.
g.
Asas kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama hendaknya tidak monoton dan
terus berkembang dari waktu ke waktu.
h.
Asas keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai pelayanan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing dan pihak-pihak lain saling menunjang, harmonis dan terpadu.
i.
Asas keharmonisan yaitu asas
bimbingan dan konseling menghendaki agar segenap pelayanan bimbingan dan
konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada.
j.
Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional.
k.
Asas Alih Tangan Kasus yaitu mengalihtangankan permasalahan kepada pihak
yang lebih ahli agar konseli ditangani secara tepat dan tuntas.
8) Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
a.
Layanan Pengumpulan Data tentang siswa dan lingkungannya. Pelayanan ini
merupakan usaha untuk mengetahui diri siswa seluas-luasnya. Untuk mengumpulkan
data dapat menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi: psikotes,
dan tes prestasi belajar. Non tes meliputi observasi, angket, wawancara, dan autobiografi.
b.
Konseling merupakan pelayanan terpenting dalam program bimbingan. Layanan
ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh bantuan pribadi secara langsung, baik
secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet).
c.
Penyajian Informasi dan Penempatan. Layanan ini menyajikan informasi
tentang berbagai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu, seperti
menyangkut aspek pribadi, sosial, dan pengembangan karir. Sementara layanan
penempatan merupakan layanan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
menyalurkan dirinya ke arah yang tepat
sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.
d.
Penilaian dan Penelitian
Layanan
penilaian dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan program bimbingan
dapat di capai. Selain itu dilakukan juga penilaian penilaian terhadap hasil
pelayanan terhadap individu untuk kemudian dilakukan tindak lanjut (follow up)
terhadap hasil yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan. Hasil
penilaian terhadap program bimbingan dan individu dapat dipergunakan sebagai
bahan penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan program bimbingandalam
arti menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya; menelaah tentang kebutuhan
bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah tentang hakikat individu dan
perkembangannya.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa, Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan
mengabaikan bidang bimbingan mungkin hanya akan menghasilkan individu yang
pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek
psikososiospiritual.
Ketiga bidang utama pendidikan di atas lebih lanjut
dijelaskan sebagai berikut:
1)
Bidang Administrasi dan Kepemimpinan
Bidang
ini menyangkut kegiatan pengelolaan program secara efisien. Pada bidang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinanan (kepala sekolah dan staf administrasi
lainnya) yang terkait dengan kegiatan perencanaan organisasi, deskripsi jabatan
atau pembagian tugas, pembiayaan,
penyediaan fasilitas atau sarana prasarana (material), supervisi, dan evaluasi
program.
2)
Bidang intruksional dan kurikuler
Bidang
ini terkait dengan kegiatan pengajaran yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap. Pihak yang bertanggung jawab
secara langsung terhadap bidang ini adalah para guru.
3)
Bidang Pembinaan Siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang
ini terkait dengan program pemberiaan layanan bantuan kepada peserta didik
(siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.
Personel yang paling bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
DAFTAR
PUSTAKA
Yusuf, Syamsu & Nurihsan,
Juntika. (2009). Landasan Bimbingan&Konseling. Bandung: remaja
Rosdakarya.
Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-dasar Bimbingan&Konseling. Bandung:
Mutiara.
Solehuddin, M. Dkk. (2008). Konsep&Aplikasi Bimbingan&Konseling.
Bandung: Jurusan PPB FIP UPI.
Materi Pendidikan dan Latihan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Jurusan PPB
FIP UPI.(2009)
Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.(2007)
Surya, Mohamad. (2008). Mewujudkan Bimbingan&konseling Profesional.
Bandung: Jurusan PPB FIP UPI.
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Panduan Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: MGBK Provinsi Jawa
Barat. MGBK DKI Jakarta. Jurusan PPB FIP UPI.(2008)
Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam
Praktek. Bandung: Maestro.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !