BAB
I
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan pedoman mendasar dalam proses belajar mengajar di
dunia pendidikan.dan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
Berhasil tidaknya suatu pendidikan, tentu akan sangat tergantung pada
kurikulum. Di Indonesia tujuan kurikulum tertera pada undang-undang sIstem
pendidikan nasional tahun 1989 bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar .
Adapun kurikulum
terdiri atas berbagai komponen yang satu dengan yang lain saling terkait adalah
merupakan satu sistem, ini berarti bahwa setiap komponen yang saling terkait
tersebut hanya mempunyai satu tujuan yaitu tujuan pendidikan yang juga tujuan
kurikulum. Kurikulum yang disusun dipusat terdiri dari beberapa mata pelajaran
pokok dengan harapan agar peserta didik diseluruh Indonesia mempunyai standar
kecakapan yang sama. Kurikulum tersebut dinamai kurikulum nasional atau
kurikulum inti. Dan kurikulum yang lain yang disusun di daerah – daerah disebut
kurikulum muatan local, Untuk itu, pada kesempatan kali ini, kita akan mencoba
membahas salah satu dari kedua kurikulum tersebut yaitu kurikulum inti (core
curriculum).yang mana dilihat dari aspek pengertian, dasar pelaksanaan
kurikulum inti, komponen-komponen dalam kurikulum inti, dan asas-asas dalam
penyusunan kurikulum intiA.Pengertian Kurikulum Inti (core curriculum)
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Kurikulum Inti
1.
Pengertian Kurikulum Inti
Menurut Caswell, seperti dikutip dalam Nasution (1993: 115), define
kurikulum inti adalah sebagai berikut : "A continous, careful planned
series of experience which are based on significant personal and social
problems and which involve learning of common concern to all youth"
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri kurikulum
inti adalah :
a)
Kurikulum inti merupakan rangkaian
pengalaman yang saling berkaitan;
b)
Direncanakan secara terus menerus sebelum
dan selama dijalankan;
c)
Berdasarkan pada masalah-masalah yang
dihadapi;
d)
Berdasarkan pribadi dan social;
e)
Diperuntukan bagi semua siswa, karenanya
termasuk pendidikan umum.
Kurikulum inti disebut juga sebagai kurikulum nasional, karena kurikulum
inti disusun dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
menciptakan para lulusan menjadi manusia Indonesia seutuhnya (UUSPN No. 2 Tahun
1989, pasal 4) yang tentunya selalu memperhatikan pada kebutuhan siswa dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sesuai dengan jenjang pendidikan yang
ditempuh.
2.
Dasar Pelaksanaan Kurikulum
Inti/Nasional
Didalam pelaksanaan kurikulum terdapat banyak factor yang harus
dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dari kurikulum tersebut adapun didalam
penyusunanya kurikulum mempunyai landasan yang terdiri dari Landasan Ideal ,
Landasan Hukum, Landasan Teori .
a)
Landasan Ideal berupa UUD 1945, pancasila
dan Tap MPR tentang GBHN dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional
dan tujuan pendidikan nasional.
b)
Ladasan Hukum berupa peraturan pemerintah
republik Indonesia nomer 29 tahun 1990, tentang pendidikan menengah, keputusan
mendikbud nomor 060/U/1993 tentang kurikulum sebagaimana tercantum dalam
landasan, program pengembangan kurikulum.
c)
Landasan Teori berupa buku landasan
program dan pengembangan kurikulum yang memuat tentang pedoman dalam
pengembangan kurikulum dan buku pelaksanaan kurikulum terdiri atas pedoman
kegiatan belajar mengajar untuk setiap mata pelajaran.
3.
Komponen -Komponen Dalam
Kurikulum Inti
Kurikulum inti atau nasional didalam penyusunannya juga harus sesuai
dengan tingkatan pendidikan masing – masing. Seperti kurikulum nasional pada
pendidikan dasar terdiri dari
a)
Pendidikan pancasila
b)
Pendidikan agama
c)
Pendidikan kewarganegaraan
d)
Bahasa Indonesia
e)
Membaca dan menulis
f)
Matematika
g)
Kerajinan tangan dan kesenian
h)
Menggambar
i)
Pendidikan jasmani
Komponen – komponen sebagai dasar dalam penyusunan kurikulum inti terdiri
dari tujuan, isi, metode (tehnik menyampaikan dalam proses belajar mengajar),
evaluasi program.
Menurut Tyler, kurikulum menyangkut hal-hal berikut
- Tujuan yang akan dicapai
- Isi materi pa yang harus diprogramkan untuk mencapai tujuan tersebut
- Bagaimana isi kurikulum itu diorganisasikan
- Bagaimana mengetahui bahwa tujuan yang akan dicapai dimiliki peserta didik
4.
Asas-Asas Penyusunan
Kurikulum Inti
Kurikulum juga memilki asas-asas yang terdiri dari asas filosofis, asas
psikologis, asas sosiologi, asas organisatoris,
a.
Asas filosofis
Tujuan pendidikan tidak terlepas dengan unsur filosofis seperti mendidik
anak untuk menjadi manusia yang baik didalam masyarakat. Kata baik ini pada
hakikatnya ditentukan oleh nilai, cita-cita atau filsafat yang dianut guru,
orang tua ,masyarakat, Negara dan dunia maka filsafat menentukan tujuan yang
dicapai dengan alat yang disebut kurikulum.
b.
Asas psikologi
Asas ini terdiri dari dua
1)
Psikologi Belajar
Bahwa setiap anak dapat didik untuk menguasai pelajaran, ,menerima
norma-norma dan dapat mempelajari bermacam keterampilan
2)
Psikologi Anak
Memberikan kesempatan belajar kepada anak, agar dapat mengembangkan
bakatnya. Karena sudah sewajarnya jika anak sendiri yang menjadi factor dalam
pembinaan kurikulum yang tak dapat diabaikan.
3)
Asas sosiologi ( masyarakat)
Anak itu tidak hidup seorang diri, namun senantiasa hidup didalam suatu
masyarakat. Disitu ia harus memenuhi tugas sebagai anak maupun sebagai orang
dewasa dengan penuh tanggung jawab. Ia anak menerima jasa dari masyarakat, dan
dan ia juga harus menyumbang baktinya kepada masyarakat. Karena naka harushidup
dalam masyarakat, masyarakat pun harus dijadikan sebagai factor yang harus
dipertimbangkan dalam pembinaan kurikulum.
4)
Asas organisatoris
Asas ini membahas tentang bentuk penyajian bahan pelajaran, seperti tidak
mengadakan batas-batas diantara berbagai mata pelajaran. Sesuai dengan
keberadaannya, kurikulum inti / nasional ini diaplikasikan pada semua jenis menurut
jenjangnya, misalnya di SD, MI, SMP, SMA/MA(SMU), STM, SMEA, dan lain-lain
sejak dari sabang sampai marauke sekolah dikota maupun didesa itu sama
bentuknya yang bertujuan untun mencapai tujuan pendidika nasional Indonesia.
B.
Kurikulum Muatan Lokal
1.
Pengertian kurikulum muatan
lokal
Depdikbud (Mulyasa, 1999: 5) kurikulum muatan lokal adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh
daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar
Adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan
dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah dan wajib diikuti oleh siswa daerah itu (Abdullah, 2007:260)
Ialah program pendidikan yang isi dan media penyampainannya dikaitkan
dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib
dipelajari oleh murid di daerah itu (Dakir, 2004: 102)
Lingkungan alam adalah lingkungan alamiah yang ada di sekitar kehidupan
kita, berupa benda-benda mati yang terbagi dalam 4 kelompok: pantai; dataran
rendah termasuk daerah aliran sungai; dataran tinggi; dan gunung atau
pegunungan
Lingkungan sosial (masyarakat) adalah lingkungan dimana terjadi interaksi
orang perorang dengah kelompok sosial atau sebaliknya dan diantara kelompok
sosial dengan kelompok yang lain. Pendidikan perlu dirancang secara matang,
karena pada dasarnya pendidikan diperoleh peserta didik melalui lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat
Lingkungan sosial (masyarakat) melatar belakangi kebutuhan hidup yang
harus dipertimbangakan dalam pengembangan kurikulum muatan lokal. Sigit (Dakir,
2004: 102) lingkungan masyarakat terdiri dari tujuh lapangan hidup:
a)
Mayarakat yang berlapangan hidup dalam
bidang ekonomi
b)
Masyarakat yang berlapangan hidup dalam
bidang politik
c)
Masyarakat yang berlapangan hidup dalam
bidang ilmu pengetahuan
d)
Masyarakat yang berlapangan hidup dalam
bidang keagamaan
e)
Masyarakat yang berlapangan hidup dalam
bidang olah raga
f)
Masyarakat yang berlapangan hidup dalam
bidang kekeluargaan. Misalnya: gotong royong, silaturahim, jagong, melayat dan
sebagainya
Lingkungan budaya adalah daerah dalam pola kehidupan masyarakat yang
berbentuk bahasa daerah, seni daerah, adat-istiadat, serta tatacara dan
tatakrama khas daerah
2.
Fungsi kurikulum muatan
lokal
a)
Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan
daerah
b)
Meningkatkan keterampilan dibidang
perkerjaan tertentu
c)
Meningkatkan kemampuan berwiraswasta
d)
Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris
untuk kepentingan sehari-hari
3.
Tujuan Kurikulum muatan
lokal
Tujuan pengembangan kurikulum muatan lokal untuk memberi bekal
pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka
memiliki wawasan yang mantap tentang llingkungan dan kebutuham masyarakat
sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya serta mendukung
kelangsungan pembangunan nasional
Depdiknas (2006)Secara umum muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memeliki
wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai yang
berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta
pembangunan nasional
Secara khusus, tujuan muatan lokal, agar peserta didik:
a)
Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan
lingkungan alam, sosial dan budaya
b)
Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan
serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun
lingkungan masyarakat pada umumnya
c)
Memiliki sikap dan perilaku yang selaras
dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya serta melestarikan
dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka pembangunan
nasional
Dengan kurikulum muatan lokal, diharapkan siswa:
a)
Mengenal dan menjadi lebih akrap dengan
lingkungan alam, sosial, dan budayanya
b)
Memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan serta pengetahuan mengenai derahnya yang berguna bagi dirinya
maupun lingkungan masyarakat pada umumnya sebagai bekal menyesuaikan diri dalam
kehidupan sehari-hari
c)
Memiliki perilaku dan sikap yang selaras
dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan
dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional
Secara lebih rinci, kurikulum muatan lokal membekali peserta didik
memiliki kemampuan: berbudi pekerti luhur; berkepribadian; mandiri; trampil;
beretos kerja; profesional; produktif; sehat jasmani dan rohani; cinta
lingkungan; kesetiakawanan sosial; kreatif-inovatif untuk hidup; mementingkan
pekerjaan yang praktis; dan cinta budaya daerah/tanah air (memiliki jiwa
nasionalisme yang tinggi)
Mulyasa (2007: 270) bahwa komponen kurukulum pendidikan umum dan
pendidikan kejuruan mencakup: mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan
diri; sedangkan untuk pendidikan khusus, disamping komponen tersebut juga
program khusus
Dengan demikian, kurikulum muatan lokal merupakan bagian integral dari
KTSP jenjang pendidikan dasar, menengah baik pada pendidikan umum maupun
pendidikan khusus
Sehingga dalam mengembangkan KTSP yang dilakukan oleh daerah harus
mengakomodasi muatan lokal, baik terintegrasi dalam materi mata pelajaran
maupun dalam mata pelajaran tersendiri
Pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu:
a)
Disisipkan langsung (terintegrasi) ke
setiap kelompok matapelajaran
b)
Sebagai mata lejaran tersendiri, yang
khusus berisi muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan riil daerah setempat
Berdasar hasil rapat kerja nasional, alokasi waktu untuk melaksanakan
program muatan lokal maksimal 20 % dari kelseluruhan program yang berlaku
(Abdullah, 2007:261)
Muatan lokal terintegrasi ke matapelajaran, berfungsi:
a)
penyesuaian, sekolah menyesuaikan program
pendidikan dengan lingkungan dan kebudayaan daerah lingkungannya
b)
Integrasi, muatan mendidik kepribadian
peserta didik untuk mampu mengintegrasikan dirinya dalam lingkungan sekitar
c)
Perbedaan, memberi kesempatan pada
peserta didik memilik program pengembangan sesuai dengan perbedaan minat,
bakat, kebutuhan, kemampuannya, lingkungan dan daerahnya
Kurikulum berperan sangat penting dalam pembelajaran yang mampu
memfasilitasi pembentukkan kompetensi dan kepribadian peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga dalam pengembangannya memerlukan landasan yang
kuat berdasarkan pemikiran dan pengkajian yang cermat dan mendalam
Pengembangan kurikulum muatan lokal didasarkan pada kenyataan, bahwa
Indonesia memiliki beragam adat-istiadat, kesenia, tata cara, tata krama
pergaulan, bahasa, budaya, dan pola berpikir dalam kehidupan sehari-hari secara
turun temurun
Pengembangan kurikulum muatan lokal dapat berupa:
a)
Menemukan dan menggunakan fakta-fakta
yang ada di daerah setempat sebagai bahan pembelajaran suatu pokok bahasan yang
ada dalam silabus
b)
Menemukan dan menerapkan suatu prinsip
atau generalisasi untuk menjelaskan kejadian alamiah atau kejadian tiruan,
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau meningkatkan budaya
masyarakat setempat
c)
Menunjukkan kondisi alam, sosial, dan
kebudayaan khas daerah setempat yang perlu dilestarikan dan dikembangkan untuk
dimasukkan sebagai program-program sekolah (depdiknas, dalam Efendi, 2009 :77)
Sebagai langkah strategis bidang pendidikan dalam mengembangkan
sumberdaya manusia, kurikulum muatan lokal harus merefleksikan (Efendi, 2009:)
a)
Kebutuhan macam pekerjaan yang riil di
lingkungan setempat
b)
Memperluas wawasan, keterampilan, sikap
dan nilai pada setiap aspeknya
c)
Mencerminkan standar ukuran keberhasilan
di sekolah yang linier dengan potensi pekerjaan yang ada di daerahnya
d)
Alat komunikasi yang baik dalam
menciptakan hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat (stake holders)
e)
Responsif terhadap perkembangan teknologi
di lingkungan setempat
BAB
III
KESIMPULAN
Bahwa kurikulum inti bukanlah kurikulum satu-satunya yang ada disekolah
masih banyak kurikulum yang lain, akan tetapi kurikulun inti/nasioanal
merupakan alat untuk mancapai tujuan yang ingin dicapai didalam pendidikan
nasional dan kurikulum inti memiliki landasan berupa Landasan Ideal, Landasan
Hukum, dan Landasan Teori. komponen – komponen dalam kurikulum inti juga
terdiri dari Tujuan, Isi, Metode, dan Evaluasi Program. begitu juga Asas-Asas
yang digunakan untuk melaksanakan kurikulum tersebut terdiri dari Asas
Filosofis, Asas Psikiologis, Asas Sosiologis dan Asas Organisatoris.
Depdikbud (Mulyasa, 1999: 5) kurikulum muatan lokal adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh
daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar
DAFTAR
PUSTAKA
Dr. Abdullah Idi, M. Ed. Pengembangan Kurikulum Teori
dan Praktek. Cetakan 1 Januari 2007, Ar Ruzz Media, Jogjakarta
Dakir. Prof. Drs. H.” Perencanaan Dan Pengembangan
Kurikulum “PT Asdi Mahasatya, Jakarta, 2004
Efendi, 2009, Kurikulum Dan Pembelajaran: Pengantar
Ke Arah Pemahaman KBK, KTSP dan SBI; Malang: FIP-UM
E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis; Bandung: Remaja Rosda
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !