Headlines News :

Lomba Blog BPJS Ketenagakerjaan

Home » » menskor dan menilai

menskor dan menilai


BAB I
PEMBAHASAN

A.    Menskor dan Menilai
Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah di susun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapailah sebagian besar dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekali. Penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.
Di samping penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, di tambah dengan kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari menskor adalah memberi angka.
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 alat bantu yaitu:
  1. Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban
  2. Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci scoring
  3. Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.

a.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul-salah (true or false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan kunci scoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan scoring.
Oleh karena itu dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf dimana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga diberi tanda X).
Misalnya:
  1. B         6. S
  2. S          7. B
  3. S          8. S
  4. B         9. S
  5. B         10. B
Dan seterusnya.
Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soalnya, agar:
Pertama           : Dapat diketahui imbangan antara jawab B atau S
Kedua             : Dapat diketahui letak atau pola jawaban B atau S
Bentuk betul-salah sebaiknya di susun sedemikian rupa sehingga jumlah jawaban B hampir sama banyaknya dengan jawaban S, dan dapat di tebak karena tidak di ketahui pola jawabannya.
Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci scoring (scoring-key) yang pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1
Menentukan letak jawaban yang betul.
Misalnya:
  1. B    S             6.   B   -   S
  2. B    S             7.   B   -   S
  3. B    S             8.   B   -   S
  4. B    S             9.   B   -   S
  5. B    S             10. B   -   S

Langkah 2
Melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat.
  1. B    S             6.    B   -   S
  2. B    S             7.    B   -   S
  3. B    S             8.    B   -   S
  4. B    S             9.    B   -   S
  5. B    S             10.  B   -   S
Catatan
Dengan pengalaman ini dapat kita ketahui bahwa lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya jawaban testee. Sedangkan lubang yang terlalu besar akan saling memotong.
Oleh karena itu, cara menjawab dengan memberi tanda silang akan lebih baik dari pada melingkari. Dengan demikian maka tanda yang dibuat testee akan tampak jelas.
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B – S ini kita dapat menggunakan 2 cara seperti telah disinggung di depan, yaitu:
a)      Tanpa hukuman atau tanpa denda
b)      Dengan hukuman atau dengan denda
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman (karena diragukan adanya unsur tebakan), digunakan 2 macam rumus, tetapi hasilnya sama.
Pertama, dengan rumus:
S =  R – W
Singkatan dari:
S  = Score
R  = Right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah, contohnya:
Ø      Banyaknya soal                       = 10 buah
Ø      Yang betul                              = 8 buah
Ø      Yang salah                              = 2 buah
Angkanya adalah 8 – 2 = 6

Kedua, dengan rumus
S = T – 2W
T singkatan dari total, artinya jumlah soal dalam tes.
Contoh diatas di hitung.
Ø      Banyaknya soal                       = 10 buah
Ø      Yang salah                              = 2 buah

b.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Untuk cara menjawab yang pertama, kita gunakan  kunci jawaban misalnya sebagai berikut ini:
  1. C                     6.   C
  2. A                     7.   A
  3. B                     8.   A
  4. B                     9.   B
  5. A                     10. C
Dalam hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal bentuk salah. Hanya untuk soal yang jumlah lebih dari 30 buah, sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan nomor urutannya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak memakan tempat.
Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yaitu tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R
Dimana:
S  = Score
W = Wrong
n   = Banyaknya pilihan jawaban

c.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab  singkat (short answer tes)
Tes bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes bentuk isian, dianggap setarap dengan tes jawab singkat ini. Kunci jawaban bentuk tes ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
  1. Berat jenis
  2. Mengembun
  3. Komunitas
  4. Populasi
  5. Energi
Bagaimana kunci pemberian skornya?
Dengan mengingat jawaban yang hanya satu pengerian saja, maka angka bagi tiap nomor soal mudah di tebak. Sebaiknya tiap soal diberi angka 2, dapat juga angka itu kita samakan dengan angka bentuk betul-salah atau pilihan ganda kalau memang jawaban yang diharapkannya ringan atau mudah, tetapi sebaliknya apa bila jawabannya bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya dapat di buat bervariasi pula misalnya 2; 1,5; dan 1.

d.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, di mana jawaban-jawaban dijadikan satu demikian pula pertanyaan-pertanyaannya.
Contoh:
  1. Tahun 1922 atau 1.F
  2. Imam Bonjol atau 2.C
  3. Perang Padre atau 3.H
  4. Teuku Umar atau 4.A
  5. P. Diponegoro atau 5.B

e.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor bentuk uraian (essay tes)
Sebelum menyusun tes terlebih dahulu kita tentukan pokok-pokok jawaban yang kita kehendaki. Agar supaya mempermudah pengoreksian.
Bentuk tes uraian ini jawabannya sangatlah beraneka ragam, maka dari itu perlu kita perhatikan langkah-langkah pada waktu kita mengoreksinya.
  1. Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban. Dengan membaca seluruh jawaban, kita dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa secara keseluruhan.
  2. Menentukan angka untuk soal pertama tersebut, misalnya jika jawabannya lengkap diberi angka lima, kurang sedikit di beri angka 4, begitu seterusnya sampai kepada jawaban yang paling minim jika jawabannya meleset sama sekali
  3. Memberikan angka bagi soal pertama
  4. Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
  5. Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal teks ketiga, keempat dan seterusnya.
  6. Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk  tes bentuk uraian.
Apa yang diterangkan diatas ini adalah cara memberikan angka dengan menggunakan atau mendasarkan pada norma kelompok (norm referenced test), apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar mutlak (criterion referenced test), maka langkah-langkahnya akan lain. Apa yang dilakukan di atas tidak diperlukan lagi.
Langkah-langkahnya demikian:
  1. Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh setiap siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
  2. Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan pernomor soal
  3. Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal. Dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.

f.        Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas
Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkapan dalam pemberian skor digunaka suatu tolak ukur tertentu.
Tolak ukur sebagai keberhasilan tugas adalah:
  1. Ketetapan waktu penyerahan tugas
  2. Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan siswa dalam mengenakan tugas
  3. Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.
  4. Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian  dan kepadatan isi.
  5. Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan oleh pengajar.

B.     Perbedaan Antara Skor dan Nilai
Apa yang terjadi selama ini banyak diantara guru sendiri masih mencampuradukkan antara dua pengertian tersebut.
Skor        = adalah pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa
Nilai       = adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar

C.    Norm-Referenced dan Criterion-Referenced
Didalam penggunaan Criterion-Referenced, siswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yang didalam uraian sebelum ini, dibandingkan  dengan standar mutlak, yaitu standar 100.
Dalam  penggunaan Norm-Referenced, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.

BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari hasil pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa menskor dan menilai sebagian orang berpendapat bahwa bagian yagn paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya adalah sudah tercapailah sebagian dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekali, penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.
Dalam pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci scoring, pedoman penilaian.
Bentuk-bentuk tes, yaitu: bentuk betul-salah (true or false), multiple choice, short answer test, matching, essay test.

B.     Penutup
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini hingga selesai. Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pmbimbing, karena atas bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dan kepada kedua orang tua dan teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini, penulis ucapkan terima kasih. Penulis sadari bahwasanya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA


Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Suharsito Ali Kuntoro. 223
Pengantar Evaluasi Pendidikan. Anas Pudjiono
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Blog Archive

Followers

Search This Blog

Blogger Themes

Random Post

Bagaimana Pendapat Anda dengan Blog ini?

Trending Topik

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified
SELAMAT DATANG
script>
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Berbagai Kumpulan Makalah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template