BAB I
PEMBAHASAN
A. Menskor dan Menilai
Sementara orang berpendapat
bahwa bagian yang paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah
penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah di susun sebaik-baiknya maka anggapannya
sudah tercapailah sebagian besar dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak
benar sama sekali. Penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan
pekerjaan mengetes.
Di samping penyusunan dan
pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang
menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, di tambah dengan kebijaksanaan
tertentu. Nama lain dari menskor adalah memberi angka.
Dalam hal pekerjaan menskor
atau menentukan angka, dapat digunakan 3 alat bantu yaitu:
- Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban
- Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci scoring
- Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
a. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul-salah
(true or false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang
kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangkan
kunci scoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan
scoring.
Oleh karena itu dalam hal ini
testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf B atau S maka kunci jawaban
yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor serta huruf dimana kita
menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga diberi tanda X).
Misalnya:
- B 6. S
- S 7. B
- S 8. S
- B 9. S
- B 10. B
Dan seterusnya.
Ada baiknya kunci jawaban ini
ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soalnya, agar:
Pertama :
Dapat diketahui imbangan antara jawab B atau S
Kedua : Dapat diketahui letak atau pola
jawaban B atau S
Bentuk betul-salah sebaiknya
di susun sedemikian rupa sehingga jumlah jawaban B hampir sama banyaknya dengan
jawaban S, dan dapat di tebak karena tidak di ketahui pola jawabannya.
Kunci jawaban untuk tes bentuk
ini dapat diganti kunci scoring (scoring-key) yang pembuatannya melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah 1
Menentukan letak jawaban yang
betul.
Misalnya:
- B – S 6. B - S
- B – S 7. B - S
- B – S 8. B - S
- B – S 9. B - S
- B – S 10. B - S
Langkah 2
Melubangi tempat-tempat
lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat
dilihat.
- B – S 6. B - S
- B – S 7. B - S
- B – S 8. B - S
- B – S 9. B - S
- B – S 10. B - S
Catatan
Dengan pengalaman ini dapat
kita ketahui bahwa lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya jawaban
testee. Sedangkan lubang yang terlalu besar akan saling memotong.
Oleh karena itu, cara menjawab
dengan memberi tanda silang akan lebih baik dari pada melingkari. Dengan
demikian maka tanda yang dibuat testee akan tampak jelas.
Dalam menentukan angka (skor)
untuk tes bentuk B – S ini kita dapat menggunakan 2 cara seperti telah
disinggung di depan, yaitu:
a) Tanpa hukuman atau tanpa
denda
b) Dengan hukuman atau dengan
denda
Tanpa hukuman adalah apabila
banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci.
Sedangkan dengan hukuman (karena diragukan adanya unsur tebakan), digunakan 2
macam rumus, tetapi hasilnya sama.
Pertama, dengan rumus:
S = R – W
Singkatan dari:
S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa
sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah,
contohnya:
Ø
Banyaknya soal =
10 buah
Ø
Yang betul =
8 buah
Ø
Yang salah =
2 buah
Angkanya adalah 8 – 2 = 6
Kedua, dengan rumus
S = T – 2W
T singkatan dari total,
artinya jumlah soal dalam tes.
Contoh diatas di hitung.
Ø
Banyaknya soal =
10 buah
Ø
Yang salah =
2 buah
b. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dengan
tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu huruf di depan
pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda lingkaran atau tanda
silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.
Untuk
cara menjawab yang pertama, kita gunakan
kunci jawaban misalnya sebagai berikut ini:
- C 6. C
- A 7. A
- B 8. A
- B 9. B
- A 10. C
Dalam
hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal
bentuk salah. Hanya untuk soal yang jumlah lebih dari 30 buah, sebaiknya
menggunakan lembar jawaban dan nomor urutannya dibuat sedemikian rupa sehingga
tidak memakan tempat.
Dalam
menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula
yaitu tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka
dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
S = R
Dimana:
S = Score
W =
Wrong
n = Banyaknya pilihan jawaban
c. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab
singkat (short answer tes)
Tes
bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk
kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka untuk tes tersebut tidak boleh
berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan
mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat
digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.
Tes
bentuk isian, dianggap setarap dengan tes jawab singkat ini. Kunci jawaban
bentuk tes ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
- Berat jenis
- Mengembun
- Komunitas
- Populasi
- Energi
Bagaimana kunci pemberian skornya?
Dengan mengingat
jawaban yang hanya satu pengerian saja, maka angka bagi tiap nomor soal mudah
di tebak. Sebaiknya tiap soal diberi angka 2, dapat juga angka itu kita samakan
dengan angka bentuk betul-salah atau pilihan ganda kalau memang jawaban yang
diharapkannya ringan atau mudah, tetapi sebaliknya apa bila jawabannya
bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya
dapat di buat bervariasi pula misalnya 2; 1,5; dan 1.
d. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Pada
dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda, di mana
jawaban-jawaban dijadikan satu demikian pula pertanyaan-pertanyaannya.
Contoh:
- Tahun 1922 atau 1.F
- Imam Bonjol atau 2.C
- Perang Padre atau 3.H
- Teuku Umar atau 4.A
- P. Diponegoro atau 5.B
e. Kunci jawaban dan
kunci pemberian skor bentuk uraian (essay tes)
Sebelum
menyusun tes terlebih dahulu kita tentukan pokok-pokok jawaban yang kita
kehendaki. Agar supaya mempermudah pengoreksian.
Bentuk
tes uraian ini jawabannya sangatlah beraneka ragam, maka dari itu perlu kita
perhatikan langkah-langkah pada waktu kita mengoreksinya.
- Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban. Dengan membaca seluruh jawaban, kita dapat memperoleh gambaran lengkap tidaknya jawaban yang diberikan siswa secara keseluruhan.
- Menentukan angka untuk soal pertama tersebut, misalnya jika jawabannya lengkap diberi angka lima, kurang sedikit di beri angka 4, begitu seterusnya sampai kepada jawaban yang paling minim jika jawabannya meleset sama sekali
- Memberikan angka bagi soal pertama
- Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.
- Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal teks ketiga, keempat dan seterusnya.
- Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk tes bentuk uraian.
Apa yang
diterangkan diatas ini adalah cara memberikan angka dengan menggunakan atau
mendasarkan pada norma kelompok (norm referenced test), apabila dalam
memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar mutlak (criterion
referenced test), maka langkah-langkahnya akan lain. Apa yang dilakukan di atas
tidak diperlukan lagi.
Langkah-langkahnya demikian:
- Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh setiap siswa dan dibandingkan dengan kunci jawaban yang telah kita susun.
- Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban. Ini dilakukan pernomor soal
- Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal. Dan terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.
f.
Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas
Kunci
jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam
pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas. Namun sebagai
kelengkapan dalam pemberian skor digunaka suatu tolak ukur tertentu.
Tolak ukur sebagai keberhasilan tugas
adalah:
- Ketetapan waktu penyerahan tugas
- Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan siswa dalam mengenakan tugas
- Sistematika yang menunjukkan alur keruntutan pikiran.
- Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
- Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah ditentukan oleh pengajar.
B. Perbedaan Antara Skor dan
Nilai
Apa yang terjadi selama ini
banyak diantara guru sendiri masih mencampuradukkan antara dua pengertian
tersebut.
Skor = adalah pekerjaan menskor yang diperoleh dengan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa
Nilai = adalah angka ubahan dari skor dengan
menggunakan acuan tertentu, yakni acuan norma atau acuan standar
C. Norm-Referenced dan
Criterion-Referenced
Didalam penggunaan
Criterion-Referenced, siswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, yang
didalam uraian sebelum ini, dibandingkan
dengan standar mutlak, yaitu standar 100.
Dalam penggunaan Norm-Referenced, prestasi belajar
seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Kualitas
seseorang sangat dipengaruhi oleh kualitas kelompoknya.
BAB II
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pemaparan di atas
dapat disimpulkan bahwa menskor dan menilai sebagian orang berpendapat bahwa
bagian yagn paling penting dari pekerjaan pengukuran dengan tes adalah
penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah disusun sebaik-baiknya maka anggapannya
adalah sudah tercapailah sebagian dari maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak
benar sama sekali, penyusunan tes baru merupakan satu bagian dari serentetan
pekerjaan mengetes.
Dalam pekerjaan menskor atau
menentukan angka, dapat digunakan 3 macam alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci
scoring, pedoman penilaian.
Bentuk-bentuk tes, yaitu:
bentuk betul-salah (true or false), multiple choice, short answer test,
matching, essay test.
B. Penutup
Syukur alhamdulillah penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
hingga selesai. Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pmbimbing, karena atas
bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dan kepada kedua
orang tua dan teman-teman yang membantu dalam penyusunan makalah ini, penulis
ucapkan terima kasih. Penulis sadari bahwasanya makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna untuk pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Suharsito Ali Kuntoro. 223
Pengantar Evaluasi Pendidikan. Anas Pudjiono
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !