BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi mempunyai arti yang
berbeda untuk guru yang berbeda. Berikut beberapa arti yang telah secara luas
dapat diterima oleh para guru.
Evaluation is a process
which determines the extent to which objectives have been achieved (Cross, 1973: 5)
Evaluasi merupakan prosess
yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.
Definisi ini menerangkan
secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur
derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses
memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi
keperluan pengambil keputusan.
Dalam evaluasi selalu
mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang
biasanya dinyatakan dalam bahasan perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku
dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama. Evaluasi dilakukan dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk
akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan.
Berdasarkan tingkah laku yang
sering muncul dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu pengembangan
intelektual (cognitives), keterampilan (skills) yang menghasilkan
tindakan dan bentuk lain adalah values dan attitudes atau yang dikategorikan ke dalam affective
domain.
Evaluasi harus dilakukan
secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa
yang dievaluasi. Dalam pengembangan instruksional, evaluasi hendaknya dilakukan
semaksimal mungkin dalam suatu kegiatan. Ini dianjurkan karena untuk
mendapatkan informasi yang banyak tentang kegiatan siswa di kelas dan digunakan
untuk menilai tingkat keterlaksanaan program seperti yang direncanakan.
Bagian penting lainnya yang
perlu diperhatikan bagi seorang pendidik adalah perlunya melibatkan siswa dalam
evaluasi sehingga mereka secara sadar
dapat mengenali perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka.
Definisi lain yang berkaitan
dengan proses pengukuran hasil belajar siswa, yaitu evaluationis a process
of making an assessment of a student's growth. Evaluasi merupakan proses
penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar
siswa dapat diukur dengan dua cara:
- Diukur dengan mengetahui tingkat ketercapaian standar yang ditentukan
- Melalui tugas-tugas yang dapat diselesaikan siswa secara tuntas.
Jadi, kegiatan mengukur atau
biasa disebut pengukuran tidak lain adalah bagian evaluasi yang memiliki tujuan
untuk menghasilkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik dan Fungsi
Evaluasi
Kegiatan evaluasi dalam
proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, di antaranya
sebagai berikut:
- Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
- Lebih bersifat tidak lengkap
- Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Disamping karakteristik,
evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses belajar mengajar,
yaitu sebagai berikut:
1.
Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
3.
Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4.
Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa
5.
Sebagai alat untuk mengetahui pekembangan belajar siswa
6.
Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Dengan bervariasinya fungsi
evaluasi, maka sangat penting bagi para guru agar ketika merencanakan kegiatan
evaluasi, sebaiknya perlu mempertimbangkan lebih dahulu fungsi dan
karakteristik evaluasi yang manakah, yang hendak dibuat untuk para siswa.
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Keberadaan prinsip bagi
seorang guru mempunyai arti penting, karena dengan memahami prinsip evaluasi
dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna
merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam bidang pendidikan,
beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini:
- Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
- Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
- Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
- Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu
- Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
C. Cakupan Evaluasi
Pendidikan
Evaluasi mencakup pokok
bahasan yang lebih luas. Cakupan bisa dimulai dari evaluasi kurikuulum sampai
pada evaluasi program dalam suatu bidang studi. Sesuai dengan cakupan yang
lebih luas maka yang menjadi objek evaluasi program juga dapat bervariasi,
termasuk diantaranya kebijakan program, implementasi program dan efektivitas
program.
Secara garis besar evaluasi
pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam luasan, yaitu pencapaian akademik,
kecakapan (aptitude) dan penyesuaian personal sosial.
1. Pencapaian akademik
Cakupan
yang paling penting dari evaluasi pembelajaran dan banyak dipahami
pemanfaatannya oleh para guru adalah evaluasi sebagai usaha eksplorasi
informasi tentang pencapaian akademik. Evaluasi pencapaian akademik, mencakup
semua instrumen evaluasi yang direncanakan secara sistematis guna menentukan derajat
di mana seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan.
2. Evaluasi kecakapan atau
kepandaian
Secara
definitif evaluasi kecakapan (aptitude) adalah mencari informasi yang
berkaitan erat dengan kemampuan atau kapasitas belajar peserta didik yang
dievaluasi. Kecakapan siswa pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu general aptitude (kecakapan umum) dan specific aptitude (kecakapan
spesifik). Kedua kecakapan ini telah lama menjadi fokus testing dalam
mengevaluasi siswa yang hendak dievaluasi (evaluand).
3. Evaluasi penyesuaian
personal sosial
Cakupan
lain yang juga perlu diketahui oleh seorang guru adalah evaluasi yang berkaitan
dengan tingkat adaptasi secara personalitas atau secara bersama dengan teman di
kelas atau di sekolah. Personalitas dalam hal ini merupakan keseluruhan (entity)
dari siswa. Personalitas merupakan semua karakteristik psikologi yang dimiliki
siswa dan hubungannya dengan siswa lain. Evaluasi personalitas sebenarnya
termasuk juga di dalamnya, evaluasi akademik dan evaluasi kecakapan. Sebaliknya
evaluasi adaptasi personal sosial juga menggunakan teknik yang bermacam-macam.
Evaluasi
penyesuaian personal sosial ini memiliki manfaat yang besar bagi seorang guru,
khususnya untuk mengetahui secara intensif tingkat adaptasi para siswanya.
Namun, tidak sedikit pula para ahli evaluasi pendidikan yang mengatakan bahwa
evaluasi penyesuaian personal sosial kurang berhasil dibanding kedua evaluasi
tersebut diatas.
D. Syarat dan Tujuan
Evaluasi
Evaluasi untuk suatu tujuan
tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk
tujuan lain. Oleh karena itu, seorang guru harus menenal beberapa macam tujuan
evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencanakan dan
melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat.
Suatu evaluasi perlu memenuhi
beberapa syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan
dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi yang baik, harus mempunyai syarat seperti
berikut:
- Valid
- Andal
- Objektif
- Seimbang
- Membedakan
- Norma
- Fair
- Praktis
Disamping kedelapan
persyaratan yang perlu ada dalam kegiatan evaluasi, ada beberapa tujuan untuk
melengkapi penilaian, secara luas evaluasi dibatasi sebagai alat penilaian
terhadap faktor-faktor penting suatu program termasuk situasi, kemampuan,
pengetahuan, dan perkembangan tujuan. Tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
- Menilai ketercapaian (attainment) tujuan
- Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi
- Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui.
- Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
- Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
E. Metode Evaluasi
Secara garis besar, metode
evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu tes
dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan
dengan tes tertulis. Tes ini digunakan utamanya untuk memperoleh data, baik data
kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tes objektif dan tes esai.
Tes objektif pada umumnya
disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal kembali dan
mengenal materi yang telah diberikan.
Pertanyaan esai pada umumnya
dapat dibedakan ke dalam dua jawaban berbeda, yaitu jawaban terbatas dan
jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya
digunakan untuk menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan
pembuktian, menganalisis perbedaan, menarik kesimpulan dan menggeneralisasi
pengetahuan peserta didik.
Bentuk kedua suatu evaluasi
adalah alat nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan
aspek-aspek belajar efektif dari siswa. Alat nontes kadang ada yang menggunakan
pengukuran, tetapi ada pula yang tidak menggunakan pengukuran, sebagai contoh
observasi, bentuk laporan, teknik audio visual dan teknik sosiometri.
F. Evaluasi Dalam Belajar
Mengajar
Evaluasi merupakan bagian
dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan mengajar. Pada sebagian guru masih ada asumsi yang kurang tepat.
Asumsi yang tidak pada tempatnya misalnya, adalah hal biasa jika kegiatan
evaluasi tidak mempunyai tujuan tertentu, kecuali bahwa evaluasi adalah
kegiatan yang diharuskan oleh peraturan atau Undang-Undang.
Untuk mencapai tujuan
tersebut, evaluasi yang dilakukan guru untuk menghasilkan kegiatan belajar
mengajar yang lebih baik. Ada empat pertimbangan dalam melakukan evaluasi
belajar. Keempat pertimbangan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tujuan yang
dapat dijabarkan dari;
- Prosedur evaluasi dan hubungannya dengan mengajar
- Pengembangan interes kebutuhan individu
- Kebutuhan individu siswa
- Kebutuhan yang dikembangkan dari komunitas/masyarakat
- Dikembangkan evaluasi hasil belajar pendahulunya
- Dikembangkan dari analisis pekerjaan
- Pertimbangan dari pada ahli evaluasi
2. Menentukan pengalaman
belajar yang biasanya direalisasi dengan pretes sebagai awal, pertengahan, dan
akhir pengalaman belajar (postes)
3. Menentukan standar yang bisa
dicapai dan "menantang" siswa belajar lebih giat. Pembuatan standar
yang dapat diajarkan melalui penilaian materi, penggunaan alat bantu visual.
Disamping itu, standar juga dapat dibuat melalui pengembangan dan pemakaian
alat observasi yang sering dilakukan oleh seorang guru untuk memenuhi
kepentingan mereka.
4. Mengembangkan keterampilan
dan mengambil keputusan guna:
- Memilih tujuan
- Menganalisis pertanyaan problem solving
- Menentukan nilai seorang siswa
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah
tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, Evaluasi merupakan
prosess yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai.
Kegiatan evaluasi dalam
proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting, di antaranya
sebagai berikut:
- Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
- Lebih bersifat tidak lengkap
- Mempunyai sifat kebermaknaan relatif
Disamping karakteristik,
evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi didalam proses belajar mengajar,
yaitu sebagai berikut:
1.
Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
3.
Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4.
Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa
5.
Sebagai alat untuk mengetahui pekembangan belajar siswa
6.
Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Beberapa prinsip evaluasi
dapat dilihat seperti berikut ini:
- Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
- Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
- Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik.
- Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu
- Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Ahwan, J.S, Glock, M.D. and Warderberg,
H.L, 1960
Evaluating Elementary School Pupils, Boston: Allin and Bascon Inc.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !