BAB I
PENDAHULUAN
Kata sekuralisme dan sekularisme berasal
dari kata latin “Saeculum”, yang berarti abad atau dunia ini dengan sejarahnya
sekuralisme adalah proses historis dimana masyarakat melepaskan diri dari
dominasi agama dengan lebih mengutamakan kehidupan duniawi dari pada
norma-norma agama.
Konsekuensinya, negara dan agama tidak
dipandang lagi sebagai kesatuan dan teologi tidak lagi, menguasai ilmu-ilmu
lain. Sementara sekuralisme adalah sikap atau filsafat yang menekan dunia ini
secara ekslusif dan menolak agama sebagai etika.
Sekularisisasi dan sekularisme, mesikipun
saling kait mengait tidak boleh disamaratakan.
Sekularisme adalah proses yang bertahap
dan mengandung dimensi positif dan negatif. Sedangkan sekularisme adalah sikap
melalaikan agama sama sekali dan menyudutkannya dalam kehidupan individual
bahkan menentangnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Lahirnya Sekularisme
Sekularisme yang di maksud adalah tidak
ada agama yaitu, cara hidup manusia ditiadakan/dijauhkan dari agama, yaitu agama
terpisah dari negara atau pemerintahan.[1]
Negara yang pertama menetapkannya dalam
pemerintahan adalah negara-negara Eropa yang salah satunya Perancis (1789)
beralihnya pemikiran seorang pendeta kepolitik, zalim, dengan dibawah
perlindungannya. Misalnya : seseorang di larang beribadah selain agma gereja
dan disitulah menimbulkan adanya pertentangan antara rakyat dengan gereja dan
disitulah adanya faham sekularisme.
Sekularisme yang di maksud adalah tidak
ada agama yaitu, cara hidup manusia ditiadakan/dijauhkan dari agama, yaitu agama terpisah dari negara atau pemerintahan.[2]
Sejarah kemunculan sekulerisme mempuyai
akar yang cukup panjang dalam sejarah masyarakat Barat, namun dalam pemhasan
ini kita hanya akan mengkaji sebab-sebabnya secara ringkas. Secara sederhana kemunculan sekulerisme disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya; Faktor sejarah, faktor teologis dan faktor teks kitab suci
(injil) .[3]
Negara yang
pertama menetapkannya dalam pemerintahan adalah negara-negara Eropa yang salah
satunya Perancis (1789) beralihnya pemikiran seorang pendeta kepolitik, zalim,
dengan dibawah perlindungannya. Misalnya : seseorang di larang beribadah selain
agma gereja dan disitulah menimbulkan adanya pertentangan antara rakyat dengan
gereja dan disitulah adanya faham sekularisme
Di dalam bukunya Abd Wahab al-Masiri,
dikatakan bahwa sekularisme berasal dari bahasa latin, Seaculum, aeon atau
Mundus. Yang pertama mengandung dimensi waktu, abad dan generasi. Sedangkan
kedua mengandung dimensi ruang dan tempat. Dalam bahasa Arab, istilah ini
mengalami beberapa “asal kata”. Kata “Almaniyyah” berasal dari tiga huruf yaitu
‘ain, lam dan mim. Jika kita merujuk pada kata aslinya maka Almaniyyah
bisa memiliki dua cara baca yaitu “Almaniyyah”(dengan ‘ain fatha berarti alam)
dan “Ilmaniyyah” (dengan ‘ain kasrah berarti ilmu). Cara baca yang berbeda ini
menimbulkan arti yang berbeda pula. Almaniyyah (fatha áinya) artinya adalah
pemisahan antara urusan dunia dan akhirat, negara dan agama (fashl al-din wa
ad-daulah). Sedangkan Ilmaniyyah berarti usaha mensejajarkan antara agama dan
ilmu pengetahuan. Walaupun demikian, ada sebagian pemikir arab yang tidak
sependapat dengan adanya dua bacaan tersebut. Murad Wahab misalnya, ia hanya
mengakui adanya bacaan ‘Almaniyyah bukan ‘Ilmaniyyah.
Dalam sejarahnya, wacana sekularisme
muncul pertama kali di barat pada abad pertengahan, ketika itu, agama (gereja)
dikuasai oleh para pendeta yang memiliki kekuasaan absolut, sehingga
kebijaksanaan apapun yang bertentangan dengan pendeta , dianggap bertentangan
dengan agama (Tuhan). Penafsiran-penafsiran teks Injil dan Bible dimonopoli
oleh mereka dan penafsiran di luar itu diaggap telah menyimpang.
Tekanan-tekanan ideologis ini, tentunya berimplikasi negatif terhadap seluruh
aspek kehidupan sosial, termasuk juga perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengalaman Galileo dan
beberapa rekannya menjadi salah satu sebab kemandegan total perkembangan ilmu
dan logika pada abad pertengahan. Keadaan ini benar-benar meresahkan
masyarakat, khususnya kaum intelektual. Pada akhirnya mereka terdorong untuk
melakukan pembaharuan (al-ishlah ad-dini). Konsep yang diusung oleh para
pembaharu tersebut adalah bagaimana membatasai kekuasaan gereja (pendeta) pada
hal-hal yang bersifat religius saja, tidak pada hal-hal yang bersifat
keduniawian (profan). Agama terbatas pada hal-hal yang berdimensi ritual saja,
sedangkan urusan-urusan diluar itu, termasuk urusan kenegaraan, ditangani
sendiri oleh masyarakat tanpa campur tangan agama ataupun pendeta. Salah satu
slogan utama yang diteriakkan para pembaharu itu adalah: “Berikanlah hak Tuhan
kepada Tuhan dan berikanlah hak kaisar kepada kaisar”. Adagium inilah yang
selanjutnya menjelma menjadi sebuah ideologi yang akhirnya kita kenal dengan “sekularisme”.
B.
Akibat Dari Sekularisme
Faham sekularisme ini lahir disebabkan
adanya kekangan. Dan hanya sebagai alat penghancur harkat dan martabat manusia
dan agama, yang mana bahwasannya manusia adalah makhluk tinggi derajatnya di
hadapan Allah SWT dan adalah sebagai pemimpin dunia.
Faham Sekularisme dapat menghancurkan
semua agama yang ada di muka bumi, menghancurkan generasi penerus bangsa dan
negara dengan akhlak yang tak berlandaskan agama dan moral-moral.
C.
Alternatif Mengatasi
Masuknya Sekularisme
Marilah kita kembali kepada syariat Islam,
yang mana dalam syariat Islam ini selalu adanya pembangunan, pelestarian dalam
segala hal, perdamaian dan keadilan serta menjunjung harkat dan martabat kita
sebagai pemimpin di bumi Allah SWT ini. Syariat Islam adalah hukum yang
sempurna dari segala hukum yang ada.
Bagi kristen mungkin mereka punya alasan
mengapa gereja mengekang mereka. Mengapa kita (muslim), lebih suka
menghancurkan dan menjatuhkan diri dalam kehinaan di mata Tuhan dan makhluk
lainnya ?, sedangkan kita dibekali akal sehat, dibekali ilmu, dibekali agama
yang sempurna untuk mengatur hidup dan kehidupan manusia agar tidak jauh dalam
kehinaan dan kenistaan.
Seharusnya kita bersyukur atas agama Islam
dan kita sebagai muslim, sebab Islam yang berarti “selamat”.
ANALISIS
Sekularisme adalah proses yang bertahap
dan mengandung dimensi positif dan negatif. Sedangkan sekularisme adalah sikap
melalaikan agama sama sekali dan menyudutkannya dalam kehidupan individual
bahkan menentangnya.
Sekularisme yang di maksud adalah tidaka
ada agama yaitu, cara hidup manusia ditiadakan/dijauhkan dari agama, yaitu
agama terpisah dari negara atau
pemerintahan
Faham sekularisme ini lahir disebabkan
adanya kekangan. Dan hanya sebagai alat penghancur harkat dan martabat manusia
dan agama, yang mana bahwasannya manusia adalah makhluk tinggi derajatnya di
hadapan Allah SWT dan adalah sebagai pemimpin dunia.
BAB III
KESIMPULAN
Sekularisme adalah sebuah faham yang
bertujuan untuk menghancurkan harkat dan martabat manusia. Menghancurkan semua
agama di muka bumi ini.
Maka dengan kembali ke Syari’at Islam yang
merupakan hukum yang sempurna dari segala hukum yang ada. Dengan dibekali akal
sehat, ilmu dan agama yang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Syahrastani, Al-Syaikh, Al-‘Allamah,
Al-Milal wa An-Niha, Dzar Al-Fikr, Beirut,
Vol. I, tt.
Yusran Asmun, Drs., Pengantar Studi Sejarah kebudayaan dan Pemikiran Islam, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta
1996
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !