BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Belajar
menurut C.T. Morgan dalam buku Introduction To Psychology (1961),
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai
akibat / hasil dari pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan bahwa
belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu
proses belajar.[1]
Dalam proses
belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan
belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang
dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya
informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan
keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya.
Pengertian Mengajar Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward
a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide,
problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami
oleh setiap siswa. Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan
pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-keterampilan
kepada anak-anak.[2]
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar mengajar ?
- Apa saja indikator keberhasilan belajar mengajar ?
- Bagaimana cara mengukur atau menilai tingkat keberhasilan tersebut ?
- Bagaimana cara program perbaikan bila tidak mencapai keberhasilan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Belajar Mengajar
Faktor – faktor
yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku atau
kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses pembelajaran.
Rumusan tujuan pembelajaran dapat dibuat dalam berbagai macam cara. Seringkali
terjadi, rumusan itu menggambarkan apa yang akan dilakukan guru dalam proses
pembelajaran. Jika rumusan semacam ini dibuat, tidak memberi tuntutan kepada
siswa untuk belajar sehingga memperoleh hasil tertentu. Dengan singkat dapat
dikemukakan bahwa rumusan tujuan harus menggambarkan bentuk hasil belajar yang
ingin dicapai siswa melalui proses pembelajaran dilaksanakan.[3]
2. Guru
Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan
kemauan belajar anak anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan
pengarahan kepada anak anak bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan
potensi lebih yang terdapat pada anak.
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam
proses belajar mengajar yaitu :
1)
Kepribadian
Hal ini akan
mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas
didalam kelas
2)
Pandangan terhadap anak didik
Proses belajar
dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual dengan yang
memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda. Karena
prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.
3)
Latar belakang dan Pengalaman guru
Guru pemula dengan
latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai
pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemukan guru semakin
berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalamannya.
Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan
ditambah tidak berpengalaman mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas.
Oleh sebab itu, untuk menjembatinya dibuat program Akta 4 dan Akta 5.
3. Anak Didik
Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar
mengajar adalah :
1)
Psikologis anak didik
2)
Biologis anak didik
3)
Intelektual anak didik
4)
Kesenangan terhadap pelajaran
5)
Cara belajar anak didik[4]
Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik
, misalnya pendiam, aktif, keras kepala, kreatif , manja dan sebagainya. Anak
yang dengan ciri-ciri mereka masing-masing berkumpul di dalam kelas dan yang
mengumpulkan tentu saja guru atau pengelola sekolah. Banyak sedikitnya jumlah
anak didik dikelas akan mempengaruhi pengelolaan kelas.
Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan
belajar mengajar. Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, karena itu dikenalilah tingkat
keberhasilan maksimal (istimewa), Optimal (baik sekali), minimal (baik) dan
kurang untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik.[5]
4. Media
Pembelajaran
Media pembelajaran ini membuat konkrit konsep-konsep yang
masih abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit
dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan
melalui pemanfaatan media pembelajaran.[6]
5. Kegiatan
Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi
antara guru dengan anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru
yang mengajar, anak didik yang belajar.. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya
belajar anak didik.
Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk
keberhasilan belajar mengajar yaitu:
1)
Gaya mengajar guru
a)
Gaya mengajar klasik,
b)
Gaya mengajar teknologis,
c)
Gaya mengajar personalisasi dan
d)
Gaya mengajar interaksional
2)
Pendekatan guru
a)
Pendekatan individual
Guru berusaha
memahami anak didik dengan segala persamaan dan perbedaannya
b)
Pendekatan kelompok
Berusaha memahami
anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua pendekatan ini akan
menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.
3)
Strategi penggunaan metode
Penggunaan
strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 metode pengajaran misalnya
penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS.
Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini
disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih
dari dua rumusan.
6. Evaluasi
Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah
1)
Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas
2)
Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing
3)
Besar sedikitnya anak didik dalam kelas
4)
Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.[7]
B. Indikator Dan
Penilaian Keberhasilan
Indikator yang
dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar
mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:
1. Daya serap
terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara
individu maupun kelompok,
2. Perilaku yang
digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu maupun
klasikal.
Penilaian
keberhasilan dalam belajar mengajar dapat menggunakan tes prestasi belajar
untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Tes prestasi belajar
dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :
1. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap
anak didik terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses balajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap
anak didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes
ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan
dalam menentukan nilai rapor.
3. Tes Sumatif
Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester
atau dua tahun pelajaran, Tes ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar anak didik dalam suatu periode belajar tertentu.
Hasil tes ini digunakan untuk
kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran mutu sekolah.[8]
C. Tingkat
Keberhasilan
Untuk mengetahui
sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses belajar yang
telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar
guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:
1. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai siswa,
2. Baik sekal /
optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang diajarkan
dapat dikuasai siswa,
3. Baik / minimal:
apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai siswa
4. Kurang : apabila
bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.[9]
D. Program
Perbaikan
Tingkat
keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara lain
dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang
dapat dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :
1. Apabila 75 % anak
didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat keberhasilan
minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar untuk
pokok bahasan yang baru.
2. Apabila 75 % anak
didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat keberhasilan ,
maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan
Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar
sangat penting karena itu pengukuran harus betul-betul Sahih ( Valid ), Andal (
reliable) dan Lugas ( Objective). Hal ini dapat tercapai apabila alat ukurnya
disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan tes.
Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
- Mengulang pokok bahasan seluruhnya
- Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
- Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama
- Memberi tugas-tugas khusus[10]
BAB III
KESIMPULAN
Setelah kami
uraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar –
mengajar, secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Keberhasilan
belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik, evaluasi,
media pembelajaran dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.
2. Indikator
keberhasilannya ditentukan berapa besar daya serap siswa terhadap bahan
pelajaran yang diajarkan.
3. Apabila 75% siswa
masih dibawah taraf minimal dalam mencapai tingkat keberhasilan, maka proses
belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar.html
http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html
Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran,
Bandung. CV Wacana Prima : 2008
http://ustadsatria.blogspot.com/
http://akta408.wordpress.com/
Drs. Rudi Susilana, M.Si, Cepi Riyana, M.Pd, Media
Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana Prima : 2007
Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati; Upaya Optimalisasi
Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung. PT Remaja Rosdakarta : 1993
[10] Moh Uzer Usman dan Lilis
Setiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung PT Remaja
Rosdakarta), 22
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !