BAB I
PENDAHULUAN
Paham dan aliran, adalah dua kata yang sering diucapkan
dengan maksud yang sama, seakan tiada beda. Karena memang keduanya sama-sama
mengandung makna adanya suatu pemikiran yang dianut oleh sebagian orang dalam
sebuah komunitas atau kelompok tertentu. Namun demikian ada sisi perbedaan
dalam dua kata tersebut.
Kata paham lebih berkonotasi pada suatu alur pemikiran
yang menganut prinsip tertentu, tidak terorganisir dan tidak memiliki pimpinan
pusat, meskipun mereka memiliki tokoh sentral yang menjadi figure paham
tersebut. Biasanya, pengikut suatu paham tertentu, adalah orang-orang yang
kritis, senang berfikir, terbuka dan menyambut baik adanya dialog-dialog.
Walaupun tidak selalu demikian.
Sedangkan kata Aliran, lebih menekankan pada suatu
pemahaman yang terorganisir, ada ketua, pengurus serta anggotanya, mempunyai
aturan-aturan tertentu dan biasanya para anggotanya hanya bias taklid buta dan
mengiyakan semua yang dikatakan pemimpinannya, tanpa reserve. Dan biasanya
pengikut suatu aliran tertentu adalah orang-orang yang berdoktrin pikirannya,
tidak suka dialog, serba dogmatis, anti kritik dan cenderung merasa paling
benar.
Di Tanah air kita, terdapat bermacam-macam aliran dan
paham yang banyak sekali jumlahnya. Ada yang berbau agama dan ada pula yang
berkulit pemikiran. Yang berbau agama sekaligus pemikiran juga ada. Akan
tetapi, dalam makalah ini hanya menbicarakan paham dan aliran yang ada
kaitannya dengan islam atau keislaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ahmadiyah di
Indonesia
Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di
india. Mirza lahir 15 februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India.
Missi Jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesia
pada tahun 1925. Latar-belakangnya adalah sikap keingin-tahuan beberapa pemuda
Indonesia yang berasal dari pesantren/madrasah Thawalib, Padang Panjang,
Sumatra Barat.
Thawalib yang beraliran modern, berbeda dengan
institusi-institusi Islam ortodox pada masa itu. Misalnya, para santrinya tidak
hanya mendalami Bhs.Arab maupun Arab Melayu tetapi juga sudah diperkenankan
membaca tulisan Latin.
Beberapa santrinya membaca di dalam sebuah surat-kabar
tentang orang Inggris yang masuk Islam di London melalui seorang da’i Islam
berasal dari India, Khwaja Kamaluddin. Hal ini sangat menarik perhatian mereka.
Dan inilah yang mendorong beberapa santri tsb. untuk mencari tokoh itu. Zaini
Dahlan, Abu Bakar Ayyub, dan Ahmad Nuruddin adalah tiga orang santri Thawalib
yang berangkat untuk tujuan tsb.. Mereka sampai di Lahore (masa itu masih India,
kini masuk wilayah Pakistan) pada tahun 1923.
Dari Lahore mereka lebih dalam masuk ke Qadian dan
berdialog dengan pimpinan Jemaat Ahmadiyah pada saat itu, Khalifatul Masih II
ra.. Dan akhirnya mereka bai’at dan belajar di Qadian mendalami Ahmadiyah.
Atas permohonan mereka kepada Khalifatul Masih II, maka
dikirimlah utusan pertama Jemaat Ahmadiyah ke Indonesia pada tahun 1925. Yaitu
Hz.Mlv.Rahmat Ali ra..
Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia sejak tahun 1935 berada
di Jakarta. Dan pada tahun 1987 pindah ke Parung, Bogor.[1]
Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, kini sudah
mempunyai sekitar 200 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain.
Aliran sesat Ahmadiyah sudah banyak dilarang secara
local/daerah, tetapi belum secara
nasional. LPII dan Majlis Ulama’ Indonesia serta organisasi-organisasi Islam
tingkat pusat sudah mengirim surat kepada pemerintah cq. Kejaksaan Agung RI
tapi belum berhasil dan masih memerlukan perjuangan yang lebih intensif lagi.
Ahmadiyah Indonesia mempunyai dana yang cukup besar
untuk membiayai kegiatan mereka. Untuk menggaji pegawainya saja sekitar
RP.60.000.000 (enam puluh juta rupiah)/bulan.
Ahmadiyah setiap bulannya membagikan brosur darsus (edaran
khusus) kepada masyarakat, organisasi-organisasi Islam, dan tempat-tempat yang
mereka anggap sebagai sasaran propaganda. Juga membagikan buku-buku yang berisi
ajaran Ahmadiyah secara gratis kepada masyarakat.
Mereka telah mempunyai internet untuk menyebarkan
propaganda dipusat di Parung, di Tasikmalaya, dan Garut Jawa Barat. Setiap
ceramah yang diberikan oleh kholifah mereka di London di siarkan langsung oleh
internet mereka di tiga tempat tersebut dan langsung diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia.[2]
1. Sejarah pendiri
Mirza Ghulam Ahmad yang lahir pada tahun 1839M
menceritakan bahwa ayahnya bernama Atha Murtadha berkebangsaan mongol. (Kitab
Al-Bariyyah, hal. 134, kary. Mirza Ghulam Ahmad). Namun anehnya, ia juga
mengatakan “Keluarga dari Mongol, tetapi berdasarkan firman Allah, tampaknya
keluargaku berasal dari Persia, dan aku yakin ini. Sebab tidak ada yang
mengetahui seluk-beluk keluargaku seperti berita yang datang dari Allah
Ta’ala.” (Hasyiah Al-Arba’in, no.2 hal.17, karya Mirza Ghulam Ahmad).
Dia juga pernah berkata, “Aku pernah membaca beberapa
tulisan ayahku dan kakekku, kalau mereka berasal dari suku mongol, tetapi Allah
mewahyukan kepadaku bahwa aku dari bangsa Persia.” (Dhamimah Haqiqatil Wahyi,
hal.77, kary. Mirza Ghulam Ahmad). Yang anehnya lagi, ia juga pernah mengaku
sebagai keturunan Fathimah bin Muhammad. (lihat Tuhfah Kolart, hal. 29). Aneh
memang jika kita
menelusuri asal usul Mirza Ghulam Ahmad. Dari asal-usul yang gak jelas inilah
yang kemudian lahir juga pemahaman-pemahamanyang aneh dan menyesatkan. Keadaan
Keluarga Mirza Ghulam Ahmad Mirza Ghulam Ahmad, pendiri jamaah ahmadiyah
inimenceritakan keadaan keluarganya yang ditulisnyadalam kitab Tuhfah
Qaishariyah, hal 16 karangannya, ia berkata, “Ayahku memiliki kedudukan
dikantor pemerintahan. Dia termasuk orang yang dipercaya pemerintah Inggris.
Dia juga pernah membantu pemerintah untuk memberontak penjajah Inggris dengan
memberikan bantuan kuda dan pasukan. Namun sesudah itu, keluargaku mengalami
krisis dan kemunduran, sehingga menjadi petani yang melarat.[3]
” Kebodohan-kebodohan Mirza Ghulam Ahmad Ia berkata,
“Sesungguhnya saat Rasulullah dilahirkan, beberapa hari kemudian ayahnya
meninggal.” (Lihat
Baigham Shulh, hal.19 karyanya). Kata apa yang pantas kita juluki untuk orang
yang satu ini, kalau bukan “bodoh” ? Padahal yang benar adalah bahwa ayah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meninggal ketika beliau berada dalam
kandungan ibunya. Kebodohan lainnya nampak jelas dalam kitabnya Ainul Ma’rifah
hal.286, ia berkata, “Rasulullah memiliki sebelas anak dan semuanya meninggal.”
Padahal, yang benar adalah bahwa beliau (Rasulullah) hanya memiliki 6 orang
anak. Bagaimana mungkin orang seperti Mirza Ghulam Ahmad ini mengaku Al-Masih ?
Kebejatan Mirza Ghulam Ahmad Orang yang diagung-agungkan oleh pengikutnya ini
memiliki banyak kebejatan yang tak layak dimiliki oleh orang yang mengaku
beriman kepada Allah dan Rasulullah. Ia tidak hanya menghina paraulama, bahkan
ia juga menghina Para Rasul-rasul Allah.
Banyak dari kalangan ulama pada masanya yang menentang
ajaran-ajaran “nyeleneh” dedengkot Ahmadiyah ini. Bukannya membantah dengan
bukti-bukti, Mirza Ghulam Ahmad malah menghina dengan mengatakan, “Orang-orang
yang menentangku, mereka lebih najis dari Babi.”(Najam Atsim, hal.21 karyanya)
Ia juga pernah mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad hanya memiliki tiga ribu
mukjizat saja, sedangkan aku memiliki lebih dari satu juta jenis.” (Tadzkirah
Syahadatain, hal.72, karyanya) Tidak puas menghina Rasulullah Muhammad
shallallahu’alaihi wasallam, Mirza Ghulam Ahmad juga menghina Nabi Isa dengan
mengatakan, “Sesungguhnya Isa tidak mampu mengatakan dirinya sebagai orang
sholih, sebab orang-orang mengetahui kalau dia suka minum-minuman keras dan
perilakunya tidak baik.” (Hasyiyah Sitt Bahin, hal.172, karyanya).
Masih tidak puas dengan hal tersebut, Mirza Ghulam Ahmad
juga mengatakan, “Isa cenderung menyukai para pelacur, karena nenek-neneknya
adalah termasuk pelacur.” (Dhamimah Atsim, Hasyiyah, hal. 7, karyanya) Dan yang
sangat mengherankan adalah, pada kesempatan lain ia juga “bersabda” dalam
hadits palsunya, “Sesungguhnya celaan, makian bukanlah perangai orang-orang
shiddiq (benar). Dan orang-orang yang beriman, bukanlah orang yang suka melaknat.”
(Izalatul Auham, hal.66) Lelucon apa ini ? Masih dalam rangkaian kebejatan
Mirza Ghulam Ahmad Rupanya orang yang diagung-agungkan dan merupakan dedengkot
Ahmadiyah ini, tidak hanya menghina Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,
tetapi ditambahkan lagi dengan menghina para Sahabat Rasulullah seperti Abu
Hurairah radhiallahu’anhu. Mirza Ghulam Ahmad mengatakan, “Abu Hurairah adalah
orang yang dungu, dia tidak memiliki pemahaman yang lurus.” (I’jaz Ahmadiy,
hal.140, karyanya) Sementara itu, ditempat lain ia mengatakan, “Sesungguhnya
ingatanku sangat buruk, aku lupa siapa saja yang sering menemui aku.” (Maktubat
Ahmadiyah, hal.21 karyanya).
Kematian Mirza Ghulam Ahmad Tidak sedikit para ulama
yang menentang dan berusaha menasehati Mirza Ghulam Ahmad agar ia bertaubat dan
menghentikan dakwah sesatnya itu.Namun, usaha itu tidak juga membuat dedengkot
Ahmadiyah ini surut dalam menyebarkan kesesatannya. Syeikh Tsanaullah adalah satu
diantara sekian banyak ulama yang berusaha keras menentangnyadan menasehatinya.
Merasa terganggu dengan usaha Syeikh Tsanaullah tersebut, Mirza Ghulam Ahmad
mengirimkan sebuah surat kepada Syeikh Tsanaullah yang berisi tentang keyakinan
hatinya bahwa ia adalah seorang nabi, bukan pendusta, bukan pula dajjal
sebagaimana julukan yang diarahkan kepadanya oleh para ulama.
Ia juga mengatakan bahwa sesungguhnya yang mendustakan
kenabiannya itulah pendusta yang sesungguhnya. Diakhir suratnya itu, ia berdo’a
dengan mengatakan, “Wahai Allah yang maha mengetahui rahasia-rahasia yang
tersimpan dalam hati. Jika aku seorang pendusta, pelaku kerusakan dalam
pandangan-Mu, suka membuat kedustaan atas Nama-Mu pada siang dan malam hari,
maka binasakanlah aku saat Tsanaullah masih hidup, dan berilah kegembiraan
kepada para pengikutnya dengan sebab kematianku. Wahai Allah, jika aku benar
sedangkan Tsanaullah berada diatas kebathilan, pendusta pada tuduhan yang
diarahkan kepadaku, maka binasakanlah dia dengan penyakit ganas, seperti
tho’un, kolera atau penyakit lainnya, saat aku masih hidup. Amin” Sebuah do’a
mubahalah yang dipinta Mirza Ghulam Ahmad. Dan ternyata Allah ‘Azza wa Jalla
mendengar doa tersebut, setelah 13 bulan lebih sepuluh hari setelah do’a itu,
yakni pada tanggal 26 Mei 1908, Mirza Ghulam Ahmad dibinasakan oleh Allah
dengan penyakit Kolera yang diharapkan menimpa Syeikh Tsanaullah. Sementara itu
Syeikh Tsanaullah masih hidup sekitar 40 tahun setelah kematian Mirza Ghulam
Ahmad.[4]
Setelah wafatnya pendiri jamaah Ahmadiyah, gerakan ini
dipimpin oleh para khalifah:
1)
Khalifah Masih I : Hazrat Maulvi
Nuruddin (1908-1914)
2)
Khalifah Masih II : Mirza
Basyiruddin Mahmud Ahmad (1914-1965)
3)
Khalifah Masih III : Hazrat Hafiz
Nasir Ahmad (1965-1983)
4)
Khalifah Masih IV : Mirza Tahir
Ahmad (1983-2003).[5]
2. Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah yang Bertentangan dengan Islam
Berdasarkan dalil aqli :
a.
Mirza Ghulam Ahmad mengakui dirinya nabi dan Rosul utusan Tuhan. Dia
mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian wahyu-wahyu itu
dikumpulkan seluruhnya, sehingga merupakan sebuah kitab suci dan mereka beri
nama kitab suci tadzkirah. Tadzkirah itu lebih besar dari pada kitab suci
Al-Qur’an.
b.
Mereka meyakini bahwa kitab suci Tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci
Al-Qur’an karena sama-sama wahyu dari Allah.
c.
Wahyu tetap turun sampai hari kiamat
begitu juga nabi dan Rasul tetap diutus sampai hari kiamat juga.
d.
Mereka mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah.
e.
Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan
sertivikat kavling surga tersebut dijual kepada jamaahnya dengan harga yang
sangat mahal.
f.
Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang bukan ahmadiyah, tetapi
lelaki Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah.
g.
Tidak boleh bermakmum dengan (di belakang) imam yang bukan Ahmadiyah.
h.
Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan Tahun sendiri, yaitu nama bulan:
1.Suluh 2.Tabligh 3.Aman 4. Syahadah 5.hijrah 6. Ikhsan 7. Wafa 8. Zuhur
9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah 12.fatah. sedang nama tahun mereka adalah Hijri
Syamsi (disingkat HS).[6]
i.
Ajaran mereka menganggap kita (yang bukan pengikut
Ahmadiyyah) itu kafir. Makanya, hal itulah yang bertentangan dengan akidah
Islam yang benar.
Berdasarkan dalil naqli :
1.
Firman Allah SWT :
$¨B tb%x. î0£JptèC !$t/r& 70tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh `Å3»s9ur tAqß"§ «!$# zOs?$yzur z`¿Íh`Î;¨Y9$# 3 tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« $VJ`Î=tã ÇÍÉÈ
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab :40)
¨br&ur #x9»yd ÏÛºu}ÅÀ $VJ`É)tGó¡ãB çnqãèÎ7¨?$$sù ( xwur (#qãèÎ7Fs? x@ç6¡9$# s-§xÿtGsù öNä3Î/ `tã ¾Ï&Î#9Î7y" 4 öNä3Ï9ºsR Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ öNà6¯=yès9 tbqà)Gs? ÇÊÎÌÈ
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang
lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu
diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”(QS. Al-An’am :153)
$pka0r'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ø9n=tæ öNä3|¡àÿRr& ( xw Nä."}ÛØt `¨B ¨@|Ê #sRÎ) óOçF÷y0tF÷d$# 4........ÇÊÉÎÈ
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah
orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat
petunjuk…….” (QS. Al-Maidah :105)
2.
Hadits Nabi SAW antara lain :
قال رسول الله صلى
الله عليه وآله وسلم : لا نبيّ بعدي (رواه البخارى)
“Rasulullah bersabda : Tidak ada Nabi sesudahku.” (HR.
Bukhari)
قال رسول الله صلى الله عليه
وآله وسلم : إن الرسالة والنبوة قد انقطعت، فلا رسول بعدي ولا نبي
(رواه الترمذى)
“Kerasulan dan kenabian telah terputus, maka tidak ada Rasul
dan Nabi sesudahku.” (HR. Tirmidzi)
B. Solusinya
1. Apakah ahmadiyah
harus membuat Agama baru?
Untuk mendirikan agama baru, tidak mungkin dilakukan
oleh Ahmadiyah, karena Ghulam Ahmad tidak punya konsep keagamaan selain Islam. Ia mengibaratkan dirinya sebagai bulan dan
Muhammad sebagai matahari, sehingga ia hanya merupakan pantulan dari sinar
Muhammad (al-Nur al-Muhammady). Ia sebenarnya tidak menamakan diri sebagai nabi
pembawa syariat baru, melainkan hanya utusan Tuhan yang membawa kabar baik,
yaitu seruan kasih sayang dan perdamaian. Ia tidak pernah mengaku membawa kitab suci sendiri,
melainkan hanya membuat catatan tentang ilham-ilham kenabian yang diperolehnya.
Salah satu keistimewaan, bahkan Ghulam Ahmad dan putranya, Basyiruddin Mahmud
Ahman, telah menulis kitab Tafsir Al-Quran yang berjilid-jilid tebalnya.
Dan jika Ahmadiyah diminta mendirikan agama baru, apakah
mereka diperbolehkan mengikuti ajaran Al-Quran dan Sunnah bermazhab Hanafi?
Apakah mereka boleh menjalankan rukun Islam yang lima dan diperbolehkan
menunaikan ibadah haji? Pengalaman di Pakistan, mereka tidak diperbolehkan
salat di masjid dan tidak boleh melakukan ibadah haji, karena mereka dianggap
sebagai non-muslim. Hal ini berarti melanggar kebebasan beragama di negara
Pancasila.
Atas dasar analisis dan argumen di atas, solusi tuntas
untuk kasus Ahmadiyah adalah sebagai berikut. Pertama, mencabut SKB Tiga
Menteri yang ternyata memicu aksi kekerasan itu. Kedua, mengembalikan fungsi
Departemen Agama sebagai wakil NKRI menjadi lembaga penegak konstitusi dan
merestorasi hak-hak sipil, khususnya kebebasan beragama. Ketiga, mencabut fatwa
MUI yang menghakimi Ahmadiyah sebagai aliran sesat yang dampaknya melegitimasi
tindakan kekerasan atas nama agama. Majelis ulama sendiri juga perlu
direformasi dari otoritas keagamaan yang seolah-olah pemilik hak paten agama
Islam, atau sebagai lembaga penjaga akidah Islam, menjadi lembaga komunikasi
internal di antara kelompok-kelompok Islam serta antara Islam dan kelompok
agama lain.
Perlu diingat, dewasa ini dikatakan bahwa agama itu,
khususnya Islam, tidak mengajarkan kekerasan. Namun, kenyataannya, kehidupan
agama adalah sumber konflik yang menimbulkan disintegrasi nasional. Sementara
itu, berkembang pula persepsi bahwa Indonesia meluncur ke arah “negara gagal”,
khususnya dalam menegakkan hukum dan keamanan bagi warganya. Kegagalan ini
tampak jelas dalam kegagalannya mencegah timbulnya aksi-aksi kekerasan atas
nama agama. Karena itu, pemecahan konflik atas nama agama yang terus-menerus
terjadi itu harus diselesaikan hingga tuntas.
2. Sebagai
orang Islam, Apakah Ahmadiyah di vonis kafir selamanya?
Kembali ke masalah semula, urusan vonis kafir kepada
aliran sesat di Indonesia memang tidak bisa kita harapkan datang dari
pemerintah atau instansi yang berwenang. Sementara sebagai rakyat, kita pun
tidak punya wewenang untuk memvonis kafir.
Maka yang bisa dilakukan hanyalah sekedar mengeluarkan
anjuran untuk tidak menikah dengan para pembela aliran sesat. Namanya anjuran,
ya sekedar anjuran, himbauan, ajakan dan sebutlah apa namanya.
Tapi tidak ada kekuatan hukumnya dan kita belum sah
untuk mengatakan bahwa aliran sesat itu kafir dalam arti yang sebenarnya.
Buktikan saja secara sederhana. Misalnya ada yang
meninggal dari anggota aliran sesat itu, bisakah kita larang untuk tidak
dikuburkan di pekuburan muslim? Lalu mau dikuburkan di mana? Di pinggir kali?
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Mirza Ghulam Ahmad mengakui dirinya nabi dan Rosul
utusan Tuhan. Dia mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian
wahyu-wahyu itu dikumpulkan seluruhnya, sehingga merupakan sebuah kitab suci
dan mereka beri nama kitab suci tadzkirah. Tadzkirah itu lebih besar dari pada
kitab suci Al-Qur’an.
Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan Tahun sendiri,
yaitu nama bulan: 1.Suluh 2.Tabligh 3.Aman 4. Syahadah 5.hijrah 6. Ikhsan 7.
Wafa 8. Zuhur 9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah 12.fatah. sedang nama tahun mereka
adalah Hijri Syamsi (disingkat HS).
Ajaran mereka menganggap kita (yang bukan pengikut
Ahmadiyyah) itu kafir. Makanya, hal itulah yang bertentangan dengan akidah
Islam yang benar.
Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, terutama di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB
dan lain-lain.
Aliran sesat Ahmadiyah sudah banyak dilarang secara
local/daerah, tetapi belum secara
nasional. LPII dan Majlis Ulama’ Indonesia serta organisasi-organisasi Islam
tingkat pusat sudah mengirim surat kepada pemerintah cq. Kejaksaan Agung RI
tapi belum berhasil dan masih memerlukan perjuangan yang lebih intensif lagi.
Hadits yang menyatakan bahwa aliran ahmadiyah
bertentangan dengan ajaran islam:
قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
: إن الرسالة والنبوة قد انقطعت، فلا رسول بعدي ولا نبي (رواه
الترمذى)
“Kerasulan dan kenabian telah terputus, maka tidak ada
Rasul dan Nabi sesudahku.” (HR. Tirmidzi).
REFERENSI
http://www.alislam.org/indonesia/latar.html
H. Harto Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham sesat
di Indonesia, Jakarta. Pustaka Al-kautsar,2002.
http://putrahermanto.wordpress.com/2010/09/13/wanita-wanita-ahmadiyah-haram-menikah-dengan-laki-laki-yang-bukan-ahmadiyah
http://Aliran
Ahmadiyah.(pdf)
http://www.tempointeraktif.com/hg/kolom/2011/02/11/kol,20110211-319,id.html
[2]
H. Harto Ahmad Jaiz, Aliran dan
Paham sesat di Indonesia, Jakarta. Pustaka Al-kautsar,2002. Hal. 56
[4]
http://putrahermanto.wordpress.com/2010/09/13/wanita-wanita-ahmadiyah-haram-menikah-dengan-laki-laki-yang-bukan-ahmadiyah
[6] H. Harto Ahmad
Jaiz, Aliran dan Paham sesat di Indonesia, Jakarta. Pustaka
Al-kautsar,2002. Hal.57
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !