Headlines News :

Lomba Blog BPJS Ketenagakerjaan

Home » » Aliran Ahmadiah

Aliran Ahmadiah

BAB I
PENDAHULUAN

Paham dan aliran, adalah dua kata yang sering diucapkan dengan maksud yang sama, seakan tiada beda. Karena memang keduanya sama-sama mengandung makna adanya suatu pemikiran yang dianut oleh sebagian orang dalam sebuah komunitas atau kelompok tertentu. Namun demikian ada sisi perbedaan dalam dua kata tersebut.
Kata paham lebih berkonotasi pada suatu alur pemikiran yang menganut prinsip tertentu, tidak terorganisir dan tidak memiliki pimpinan pusat, meskipun mereka memiliki tokoh sentral yang menjadi figure paham tersebut. Biasanya, pengikut suatu paham tertentu, adalah orang-orang yang kritis, senang berfikir, terbuka dan menyambut baik adanya dialog-dialog. Walaupun tidak selalu demikian.
Sedangkan kata Aliran, lebih menekankan pada suatu pemahaman yang terorganisir, ada ketua, pengurus serta anggotanya, mempunyai aturan-aturan tertentu dan biasanya para anggotanya hanya bias taklid buta dan mengiyakan semua yang dikatakan pemimpinannya, tanpa reserve. Dan biasanya pengikut suatu aliran tertentu adalah orang-orang yang berdoktrin pikirannya, tidak suka dialog, serba dogmatis, anti kritik dan cenderung merasa paling benar.
Di Tanah air kita, terdapat bermacam-macam aliran dan paham yang banyak sekali jumlahnya. Ada yang berbau agama dan ada pula yang berkulit pemikiran. Yang berbau agama sekaligus pemikiran juga ada. Akan tetapi, dalam makalah ini hanya menbicarakan paham dan aliran yang ada kaitannya dengan islam atau keislaman.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Ahmadiyah di Indonesia
Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad di india. Mirza lahir 15 februari 1835 M. dan meninggal 26 Mei 1906 M di India.
Missi Jemaat Ahmadiyah pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1925. Latar-belakangnya adalah sikap keingin-tahuan beberapa pemuda Indonesia yang berasal dari pesantren/madrasah Thawalib, Padang Panjang, Sumatra Barat.
Thawalib yang beraliran modern, berbeda dengan institusi-institusi Islam ortodox pada masa itu. Misalnya, para santrinya tidak hanya mendalami Bhs.Arab maupun Arab Melayu tetapi juga sudah diperkenankan membaca tulisan Latin.
Beberapa santrinya membaca di dalam sebuah surat-kabar tentang orang Inggris yang masuk Islam di London melalui seorang da’i Islam berasal dari India, Khwaja Kamaluddin. Hal ini sangat menarik perhatian mereka. Dan inilah yang mendorong beberapa santri tsb. untuk mencari tokoh itu. Zaini Dahlan, Abu Bakar Ayyub, dan Ahmad Nuruddin adalah tiga orang santri Thawalib yang berangkat untuk tujuan tsb.. Mereka sampai di Lahore (masa itu masih India, kini masuk wilayah Pakistan) pada tahun 1923.
Dari Lahore mereka lebih dalam masuk ke Qadian dan berdialog dengan pimpinan Jemaat Ahmadiyah pada saat itu, Khalifatul Masih II ra.. Dan akhirnya mereka bai’at dan belajar di Qadian mendalami Ahmadiyah.
Atas permohonan mereka kepada Khalifatul Masih II, maka dikirimlah utusan pertama Jemaat Ahmadiyah ke Indonesia pada tahun 1925. Yaitu Hz.Mlv.Rahmat Ali ra..
Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia sejak tahun 1935 berada di Jakarta. Dan pada tahun 1987 pindah ke Parung, Bogor.[1]
Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, kini sudah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain.
Aliran sesat Ahmadiyah sudah banyak dilarang secara local/daerah, tetapi belum secara nasional. LPII dan Majlis Ulama’ Indonesia serta organisasi-organisasi Islam tingkat pusat sudah mengirim surat kepada pemerintah cq. Kejaksaan Agung RI tapi belum berhasil dan masih memerlukan perjuangan yang lebih intensif lagi.
Ahmadiyah Indonesia mempunyai dana yang cukup besar untuk membiayai kegiatan mereka. Untuk menggaji pegawainya saja sekitar RP.60.000.000 (enam puluh juta rupiah)/bulan.
Ahmadiyah setiap bulannya membagikan brosur darsus (edaran khusus) kepada masyarakat, organisasi-organisasi Islam, dan tempat-tempat yang mereka anggap sebagai sasaran propaganda. Juga membagikan buku-buku yang berisi ajaran Ahmadiyah secara gratis kepada masyarakat.
Mereka telah mempunyai internet untuk menyebarkan propaganda dipusat di Parung, di Tasikmalaya, dan Garut Jawa Barat. Setiap ceramah yang diberikan oleh kholifah mereka di London di siarkan langsung oleh internet mereka di tiga tempat tersebut dan langsung diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.[2]

1.      Sejarah pendiri
Mirza Ghulam Ahmad yang lahir pada tahun 1839M menceritakan bahwa ayahnya bernama Atha Murtadha berkebangsaan mongol. (Kitab Al-Bariyyah, hal. 134, kary. Mirza Ghulam Ahmad). Namun anehnya, ia juga mengatakan “Keluarga dari Mongol, tetapi berdasarkan firman Allah, tampaknya keluargaku berasal dari Persia, dan aku yakin ini. Sebab tidak ada yang mengetahui seluk-beluk keluargaku seperti berita yang datang dari Allah Ta’ala.” (Hasyiah Al-Arba’in, no.2 hal.17, karya Mirza Ghulam Ahmad).
Dia juga pernah berkata, “Aku pernah membaca beberapa tulisan ayahku dan kakekku, kalau mereka berasal dari suku mongol, tetapi Allah mewahyukan kepadaku bahwa aku dari bangsa Persia.” (Dhamimah Haqiqatil Wahyi, hal.77, kary. Mirza Ghulam Ahmad). Yang anehnya lagi, ia juga pernah mengaku sebagai keturunan Fathimah bin Muhammad. (lihat Tuhfah Kolart, hal. 29). Aneh memang jika kita menelusuri asal usul Mirza Ghulam Ahmad. Dari asal-usul yang gak jelas inilah yang kemudian lahir juga pemahaman-pemahamanyang aneh dan menyesatkan. Keadaan Keluarga Mirza Ghulam Ahmad Mirza Ghulam Ahmad, pendiri jamaah ahmadiyah inimenceritakan keadaan keluarganya yang ditulisnyadalam kitab Tuhfah Qaishariyah, hal 16 karangannya, ia berkata, “Ayahku memiliki kedudukan dikantor pemerintahan. Dia termasuk orang yang dipercaya pemerintah Inggris. Dia juga pernah membantu pemerintah untuk memberontak penjajah Inggris dengan memberikan bantuan kuda dan pasukan. Namun sesudah itu, keluargaku mengalami krisis dan kemunduran, sehingga menjadi petani yang melarat.[3]
” Kebodohan-kebodohan Mirza Ghulam Ahmad Ia berkata, “Sesungguhnya saat Rasulullah dilahirkan, beberapa hari kemudian ayahnya meninggal.” (Lihat Baigham Shulh, hal.19 karyanya). Kata apa yang pantas kita juluki untuk orang yang satu ini, kalau bukan “bodoh” ? Padahal yang benar adalah bahwa ayah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meninggal ketika beliau berada dalam kandungan ibunya. Kebodohan lainnya nampak jelas dalam kitabnya Ainul Ma’rifah hal.286, ia berkata, “Rasulullah memiliki sebelas anak dan semuanya meninggal.” Padahal, yang benar adalah bahwa beliau (Rasulullah) hanya memiliki 6 orang anak. Bagaimana mungkin orang seperti Mirza Ghulam Ahmad ini mengaku Al-Masih ? Kebejatan Mirza Ghulam Ahmad Orang yang diagung-agungkan oleh pengikutnya ini memiliki banyak kebejatan yang tak layak dimiliki oleh orang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulullah. Ia tidak hanya menghina paraulama, bahkan ia juga menghina Para Rasul-rasul Allah.
Banyak dari kalangan ulama pada masanya yang menentang ajaran-ajaran “nyeleneh” dedengkot Ahmadiyah ini. Bukannya membantah dengan bukti-bukti, Mirza Ghulam Ahmad malah menghina dengan mengatakan, “Orang-orang yang menentangku, mereka lebih najis dari Babi.”(Najam Atsim, hal.21 karyanya) Ia juga pernah mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad hanya memiliki tiga ribu mukjizat saja, sedangkan aku memiliki lebih dari satu juta jenis.” (Tadzkirah Syahadatain, hal.72, karyanya) Tidak puas menghina Rasulullah Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, Mirza Ghulam Ahmad juga menghina Nabi Isa dengan mengatakan, “Sesungguhnya Isa tidak mampu mengatakan dirinya sebagai orang sholih, sebab orang-orang mengetahui kalau dia suka minum-minuman keras dan perilakunya tidak baik.” (Hasyiyah Sitt Bahin, hal.172, karyanya).
Masih tidak puas dengan hal tersebut, Mirza Ghulam Ahmad juga mengatakan, “Isa cenderung menyukai para pelacur, karena nenek-neneknya adalah termasuk pelacur.” (Dhamimah Atsim, Hasyiyah, hal. 7, karyanya) Dan yang sangat mengherankan adalah, pada kesempatan lain ia juga “bersabda” dalam hadits palsunya, “Sesungguhnya celaan, makian bukanlah perangai orang-orang shiddiq (benar). Dan orang-orang yang beriman, bukanlah orang yang suka melaknat.” (Izalatul Auham, hal.66) Lelucon apa ini ? Masih dalam rangkaian kebejatan Mirza Ghulam Ahmad Rupanya orang yang diagung-agungkan dan merupakan dedengkot Ahmadiyah ini, tidak hanya menghina Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, tetapi ditambahkan lagi dengan menghina para Sahabat Rasulullah seperti Abu Hurairah radhiallahu’anhu. Mirza Ghulam Ahmad mengatakan, “Abu Hurairah adalah orang yang dungu, dia tidak memiliki pemahaman yang lurus.” (I’jaz Ahmadiy, hal.140, karyanya) Sementara itu, ditempat lain ia mengatakan, “Sesungguhnya ingatanku sangat buruk, aku lupa siapa saja yang sering menemui aku.” (Maktubat Ahmadiyah, hal.21 karyanya).
Kematian Mirza Ghulam Ahmad Tidak sedikit para ulama yang menentang dan berusaha menasehati Mirza Ghulam Ahmad agar ia bertaubat dan menghentikan dakwah sesatnya itu.Namun, usaha itu tidak juga membuat dedengkot Ahmadiyah ini surut dalam menyebarkan kesesatannya. Syeikh Tsanaullah adalah satu diantara sekian banyak ulama yang berusaha keras menentangnyadan menasehatinya. Merasa terganggu dengan usaha Syeikh Tsanaullah tersebut, Mirza Ghulam Ahmad mengirimkan sebuah surat kepada Syeikh Tsanaullah yang berisi tentang keyakinan hatinya bahwa ia adalah seorang nabi, bukan pendusta, bukan pula dajjal sebagaimana julukan yang diarahkan kepadanya oleh para ulama.
Ia juga mengatakan bahwa sesungguhnya yang mendustakan kenabiannya itulah pendusta yang sesungguhnya. Diakhir suratnya itu, ia berdo’a dengan mengatakan, “Wahai Allah yang maha mengetahui rahasia-rahasia yang tersimpan dalam hati. Jika aku seorang pendusta, pelaku kerusakan dalam pandangan-Mu, suka membuat kedustaan atas Nama-Mu pada siang dan malam hari, maka binasakanlah aku saat Tsanaullah masih hidup, dan berilah kegembiraan kepada para pengikutnya dengan sebab kematianku. Wahai Allah, jika aku benar sedangkan Tsanaullah berada diatas kebathilan, pendusta pada tuduhan yang diarahkan kepadaku, maka binasakanlah dia dengan penyakit ganas, seperti tho’un, kolera atau penyakit lainnya, saat aku masih hidup. Amin” Sebuah do’a mubahalah yang dipinta Mirza Ghulam Ahmad. Dan ternyata Allah ‘Azza wa Jalla mendengar doa tersebut, setelah 13 bulan lebih sepuluh hari setelah do’a itu, yakni pada tanggal 26 Mei 1908, Mirza Ghulam Ahmad dibinasakan oleh Allah dengan penyakit Kolera yang diharapkan menimpa Syeikh Tsanaullah. Sementara itu Syeikh Tsanaullah masih hidup sekitar 40 tahun setelah kematian Mirza Ghulam Ahmad.[4]
Setelah wafatnya pendiri jamaah Ahmadiyah, gerakan ini dipimpin oleh para khalifah:
1)        Khalifah Masih I          : Hazrat Maulvi Nuruddin (1908-1914)
2)        Khalifah Masih II        : Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad (1914-1965)
3)        Khalifah Masih III       : Hazrat Hafiz Nasir Ahmad (1965-1983)
4)        Khalifah Masih IV       : Mirza Tahir Ahmad (1983-2003).[5]

2.      Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah yang Bertentangan dengan Islam
Berdasarkan dalil aqli :
a.       Mirza Ghulam Ahmad mengakui dirinya nabi dan Rosul utusan Tuhan. Dia mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian wahyu-wahyu itu dikumpulkan seluruhnya, sehingga merupakan sebuah kitab suci dan mereka beri nama kitab suci tadzkirah. Tadzkirah itu lebih besar dari pada kitab suci Al-Qur’an.
b.      Mereka meyakini bahwa kitab suci Tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci Al-Qur’an karena sama-sama wahyu dari Allah.
c.       Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga nabi dan Rasul tetap diutus sampai hari kiamat juga.
d.      Mereka mempunyai tempat suci sendiri yaitu Qadian dan Rabwah.
e.       Mereka mempunyai surga sendiri yang letaknya di Qadian dan Rabwah dan sertivikat kavling surga tersebut dijual kepada jamaahnya dengan harga yang sangat mahal.
f.       Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang bukan ahmadiyah, tetapi lelaki Ahmadiyah boleh kawin dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah.
g.      Tidak boleh bermakmum dengan (di belakang) imam yang bukan Ahmadiyah.
h.      Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan Tahun sendiri, yaitu nama bulan: 1.Suluh 2.Tabligh 3.Aman 4. Syahadah 5.hijrah 6. Ikhsan 7. Wafa 8. Zuhur 9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah 12.fatah. sedang nama tahun mereka adalah Hijri Syamsi (disingkat HS).[6]
i.        Ajaran mereka menganggap kita (yang bukan pengikut Ahmadiyyah) itu kafir. Makanya, hal itulah yang bertentangan dengan akidah Islam yang benar.








Berdasarkan dalil naqli :
1.      Firman Allah SWT :
$¨B tb%x. î0£JptèC !$t/r& 70tnr& `ÏiB öNä3Ï9%y`Íh `Å3»s9ur tAqß"§ «!$# zOs?$yzur z`¿Íh`Î;¨Y9$# 3 tb%x.ur ª!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« $VJ`Î=tã ÇÍÉÈ  
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab :40)
¨br&ur #x9»yd ÏÛºu}ÅÀ $VJ`É)tGó¡ãB çnqãèÎ7¨?$$sù ( xwur (#qãèÎ7­Fs? x@ç6¡9$# s-§xÿtGsù öNä3Î/ `tã ¾Ï&Î#9Î7y" 4 öNä3Ï9ºsR Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ öNà6¯=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÎÌÈ  
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”(QS. Al-An’am :153)
$pka0r'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNä3ø9n=tæ öNä3|¡àÿRr& ( xw Nä."}ÛØt `¨B ¨@|Ê #sRÎ) óOçF÷y0tF÷d$# 4........ÇÊÉÎÈ  
Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk…….” (QS. Al-Maidah :105)

2.      Hadits Nabi SAW antara lain :
قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : لا نبيّ بعدي (رواه البخارى)
Rasulullah bersabda : Tidak ada Nabi sesudahku.” (HR. Bukhari)
قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : إن الرسالة والنبوة قد انقطعت، فلا رسول بعدي ولا نبي (رواه الترمذى)
“Kerasulan dan kenabian telah terputus, maka tidak ada Rasul dan Nabi sesudahku.” (HR. Tirmidzi)

B.     Solusinya
1.   Apakah ahmadiyah harus membuat Agama baru?
Untuk mendirikan agama baru, tidak mungkin dilakukan oleh Ahmadiyah, karena Ghulam Ahmad tidak punya konsep keagamaan selain Islam. Ia mengibaratkan dirinya sebagai bulan dan Muhammad sebagai matahari, sehingga ia hanya merupakan pantulan dari sinar Muhammad (al-Nur al-Muhammady). Ia sebenarnya tidak menamakan diri sebagai nabi pembawa syariat baru, melainkan hanya utusan Tuhan yang membawa kabar baik, yaitu seruan kasih sayang dan perdamaian. Ia tidak pernah mengaku membawa kitab suci sendiri, melainkan hanya membuat catatan tentang ilham-ilham kenabian yang diperolehnya. Salah satu keistimewaan, bahkan Ghulam Ahmad dan putranya, Basyiruddin Mahmud Ahman, telah menulis kitab Tafsir Al-Quran yang berjilid-jilid tebalnya.
Dan jika Ahmadiyah diminta mendirikan agama baru, apakah mereka diperbolehkan mengikuti ajaran Al-Quran dan Sunnah bermazhab Hanafi? Apakah mereka boleh menjalankan rukun Islam yang lima dan diperbolehkan menunaikan ibadah haji? Pengalaman di Pakistan, mereka tidak diperbolehkan salat di masjid dan tidak boleh melakukan ibadah haji, karena mereka dianggap sebagai non-muslim. Hal ini berarti melanggar kebebasan beragama di negara Pancasila.
Atas dasar analisis dan argumen di atas, solusi tuntas untuk kasus Ahmadiyah adalah sebagai berikut. Pertama, mencabut SKB Tiga Menteri yang ternyata memicu aksi kekerasan itu. Kedua, mengembalikan fungsi Departemen Agama sebagai wakil NKRI menjadi lembaga penegak konstitusi dan merestorasi hak-hak sipil, khususnya kebebasan beragama. Ketiga, mencabut fatwa MUI yang menghakimi Ahmadiyah sebagai aliran sesat yang dampaknya melegitimasi tindakan kekerasan atas nama agama. Majelis ulama sendiri juga perlu direformasi dari otoritas keagamaan yang seolah-olah pemilik hak paten agama Islam, atau sebagai lembaga penjaga akidah Islam, menjadi lembaga komunikasi internal di antara kelompok-kelompok Islam serta antara Islam dan kelompok agama lain.
Perlu diingat, dewasa ini dikatakan bahwa agama itu, khususnya Islam, tidak mengajarkan kekerasan. Namun, kenyataannya, kehidupan agama adalah sumber konflik yang menimbulkan disintegrasi nasional. Sementara itu, berkembang pula persepsi bahwa Indonesia meluncur ke arah “negara gagal”, khususnya dalam menegakkan hukum dan keamanan bagi warganya. Kegagalan ini tampak jelas dalam kegagalannya mencegah timbulnya aksi-aksi kekerasan atas nama agama. Karena itu, pemecahan konflik atas nama agama yang terus-menerus terjadi itu harus diselesaikan hingga tuntas.

2.   Sebagai orang Islam, Apakah Ahmadiyah di vonis kafir selamanya?
Kembali ke masalah semula, urusan vonis kafir kepada aliran sesat di Indonesia memang tidak bisa kita harapkan datang dari pemerintah atau instansi yang berwenang. Sementara sebagai rakyat, kita pun tidak punya wewenang untuk memvonis kafir.
Maka yang bisa dilakukan hanyalah sekedar mengeluarkan anjuran untuk tidak menikah dengan para pembela aliran sesat. Namanya anjuran, ya sekedar anjuran, himbauan, ajakan dan sebutlah apa namanya.
Tapi tidak ada kekuatan hukumnya dan kita belum sah untuk mengatakan bahwa aliran sesat itu kafir dalam arti yang sebenarnya.
Buktikan saja secara sederhana. Misalnya ada yang meninggal dari anggota aliran sesat itu, bisakah kita larang untuk tidak dikuburkan di pekuburan muslim? Lalu mau dikuburkan di mana? Di pinggir kali?
















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Mirza Ghulam Ahmad mengakui dirinya nabi dan Rosul utusan Tuhan. Dia mengaku dirinya menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian wahyu-wahyu itu dikumpulkan seluruhnya, sehingga merupakan sebuah kitab suci dan mereka beri nama kitab suci tadzkirah. Tadzkirah itu lebih besar dari pada kitab suci Al-Qur’an.
Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan Tahun sendiri, yaitu nama bulan: 1.Suluh 2.Tabligh 3.Aman 4. Syahadah 5.hijrah 6. Ikhsan 7. Wafa 8. Zuhur 9.Tabuk 10.Ikha 11.Nubuwah 12.fatah. sedang nama tahun mereka adalah Hijri Syamsi (disingkat HS).
Ajaran mereka menganggap kita (yang bukan pengikut Ahmadiyyah) itu kafir. Makanya, hal itulah yang bertentangan dengan akidah Islam yang benar.

Ahmadiyah masuk di Indonesia tahun 1935, terutama di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-lain.
Aliran sesat Ahmadiyah sudah banyak dilarang secara local/daerah, tetapi belum secara nasional. LPII dan Majlis Ulama’ Indonesia serta organisasi-organisasi Islam tingkat pusat sudah mengirim surat kepada pemerintah cq. Kejaksaan Agung RI tapi belum berhasil dan masih memerlukan perjuangan yang lebih intensif lagi.
Hadits yang menyatakan bahwa aliran ahmadiyah bertentangan dengan ajaran islam:
قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم : إن الرسالة والنبوة قد انقطعت، فلا رسول بعدي ولا نبي (رواه الترمذى)
“Kerasulan dan kenabian telah terputus, maka tidak ada Rasul dan Nabi sesudahku.” (HR. Tirmidzi).

REFERENSI

http://www.alislam.org/indonesia/latar.html
H. Harto Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham sesat di Indonesia, Jakarta. Pustaka Al-kautsar,2002.
http://putrahermanto.wordpress.com/2010/09/13/wanita-wanita-ahmadiyah-haram-menikah-dengan-laki-laki-yang-bukan-ahmadiyah
http://Aliran Ahmadiyah.(pdf)
http://www.tempointeraktif.com/hg/kolom/2011/02/11/kol,20110211-319,id.html




[1] http://www.alislam.org/indonesia/latar.html
[2] H. Harto Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham sesat di Indonesia, Jakarta. Pustaka Al-kautsar,2002. Hal. 56
[3] http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/rekayasa-ahmadiyah-cari-dukungan-musuh-islam.htm
[4] http://putrahermanto.wordpress.com/2010/09/13/wanita-wanita-ahmadiyah-haram-menikah-dengan-laki-laki-yang-bukan-ahmadiyah
[6] H. Harto Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham sesat di Indonesia, Jakarta. Pustaka Al-kautsar,2002. Hal.57
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Blog Archive

Followers

Search This Blog

Blogger Themes

Random Post

Bagaimana Pendapat Anda dengan Blog ini?

Trending Topik

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified
SELAMAT DATANG
script>
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Berbagai Kumpulan Makalah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template