Home »
» khutbah idul fitri dan idul adha
khutbah idul fitri dan idul adha
Khutbah Idhul Fitri
IDHUL FITRI DAN
PENINGKATAN IBADAH
اَللهُ اَكْبَرُ x٩ اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصْيْلاً. لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُِللهِ مُقِيْمِ شَوَاهِدِ اْلاِعْتِبَارِ لِمَنِ انْخَفَضَ لِكِبْرِيَاءِ نَحْمَدُهُ عَلَى جَزِيْلِ نِعَمِهِ، وَنَشْكُرُهُ عَلَى فَوَاضِلِ قَسْمِهِ وَنَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مُنْتَصِبٍ ِلاَدَاءِ وُجُوْبِ الْعُبُوْدِيَّةِ. وَنَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي فَتَحَ اللهُ بِهِ اَعْيُنًاعُمْيًا وَاذَانًا صُمًّا وَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِكًُلِّ الْبَرِيَّةِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الْمُتَمِّمِ لِمَكاَرِمِ اْلاَخْلاَقِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هُمُ الْهُدَاةُ بِاْلاِتِّفَاقِ. اَمَّا بَعْدُ: مَعَاشِرَالْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ اِتَّقُوا اللهَ وَتَمَسَّكُوْا بِالدِّيْنِ اْلقَوِيْمِ وَاسْتَعِدُّوْالِيَوْمٍ لاَيَنْفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُوْنٌ اِلاَّمَنْ اَتَي اللهَ بِقَلْبِ سَلِيْمٍ
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu
Saudaraku kaum Muslimin yang saya cintai.
Mulai sejak terbenamnya matahari kemarin sore, semua umat Islam di seluruh penjuru dunia sama-sama mengumandangkan takbir kemenangan setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah badaniah dan rohaniyah berupa ibadah puasa di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Dan kini tibalah suatu hari yang dinanti-nanti oleh umat Islam dan hari yang dijanjikan oleh Allah pada umat Islam, yaitu hari Raya Idhul Fitri, hari kembali pada kesucian.
Pada hari ini, Allah mengampuni dosa-dosa umat Islam, mengabulkan segala do'a dan memandangnya dengan penuh rahmat, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah. Sehingga pada hari ini, siapa yang pada bulan Ramadhan ini melaksanakan ibadah puasa dengan baik, bukan puasa cap "Tomat", artinya mulai puasa dia tobat sesudah puasa maksiyatnya kumat. Allah akan membersihkan segala dosanya sehingga bersih bagaikan bayi yang baru lahir.
Dengan demikian, barangsiapa yang melakukan puasa di bulan Ramadhan ini pada siang harinya dan malam harinya melakukan qiyamullail, melakukan amalan sunat lainnya, seperti tadarus Al-Qur'an, Dzikrullah, pengkajian ilmu dan lain sebagainya dengan dilandasi niat ikhlas, iman, karena mengharap ridha Allah, maka Allah akan melebur dosanya sampai bersih seperti bayi yang baru lahir, sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah saw:
شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌكَتَبَ اللهُ لَكُمْ صِيَامَهُ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ
"Bulan Ramadhan adalah bulan yang Allah telah mewajibkan puasa atasmu, dan aku mensunatkan padamu qiyamullail pada malam harinya. Maka barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dan beribadat pada malam harinya karena iman dan mengharap ridha Allah, keluarlah ia dari dosa-dosanya sebagaimana seorang bayi yang baru keluar dari perut ibunya". (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Inilah hakikat Idhul Fitri yang dijanjikan oleh Allah kepada umat Islam yang melakukan ibadah puasa dan malam harinya bersedia melakukan qiyamullail serta melakukan amal ibadah sunat lainnya. Jadi Idhul Fitri bukanlah sekedar bersenang-senang di hari raya dengan dipenuhi berbagai macam hiasan menarik di setiap rumah, makanan dan minuman lezat bercita rasa dan sebagainya.
Akan tetapi hakikat Idhul Fitri bai umat Islam adalah semakin bertambahnya ketaatan dan beramal sholeh, semakin bergairahnya bersedekah, beramal baik, semakin bagus ibadahnya, semakin sadar akan kewajibannya, semakin sering melakukan dzikrullah, bertasbih, bertahmid, bertakbir dan bertahlil, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw:
اِجْتَهِدُوْايَوْمَ اْلفِطْرِ فِى الصَّدَقَةِ وَاَعْمَالِ الْخَيْرِ وَاْلبِرِّ مِنَ الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ وَالتَّسْبِيْحِ وَالتَّهْلِيْلِ فَاِنَّهُ الْيَوْمَ الَّذِي يَغْفِرُ اللهُ تَعَالَى فِيْهِ ذُنُوْبَكُمْ وَيَسْتَجِيْتُ دُعَائَكُمْ وَيَنْظُرُ اِلَيْكُمْ بِالرَّحْمَةِ
"Bersungguh-sungguhlah kamu semua pada hari Raya Fitri untuk melakukan zakat dan melakukan amal-amal kebaikan dan kebajikan, seperti shalat, zakat, bertasbih dan bertahlil. Karena sesungguhnya hari raya itu adalah suatu hari dimana Allah Ta'ala mengampuni dosa-dosa kamu sekalian, emmperkenankan do'amu sekalian dan memandangmu dengan rahmat" (Dzurratul Waa'idhin)
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Saudaraku kaum Muslimin yang saya cintai.
Dengan demikian, dapatlah diambil pengertian bahwa pada hakikatnya Idhul Fitri itu bukanlah hari raya yang penuh kegembiraan setelah melakukan puasa saja, namun hakikatnya Idhul Fitri itu adalah perubahan manusia dan peningkatan ketaatan kepada Allah dengan meningkatkan semangat ibadah dan semakin bertaqarrub kepada Allah.
Adapun pelaksanaan perayaan hari raya Idhul Fitri pada tanggal 1 Syawal tersebut pada hakikatnya adalah ungkapan rasa syukur setelah mendapatkan Idhul Fitri saja. Jadi hakikat Idhul Fitri bukanlah perayaannya, tapi peningkatan ketaatan manusia dan semakin bertaqarrubnya dengan Allah setelah dilatih melalui puasa Ramadhan.
Oleh karena itu Idhul Fitri bagi seseorang bukanlah karena berada pada suasana hari raya dengan pakaian serba baru, hiasan rumah yang menarik, tersedianya makanan yang lezat bercita rasa, tapi Idhul Fitri bagi pribadi seseorang adalah semakin tambahnya ketaatan kepada Allah dengan lebih giat melakukan ibadah, sebagaimana dikatakan dalam sebuah Qaul:
لَيْسَ الْعِيْدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيْدِ # وَلَكِنَّ الْعِيْدُ لِمَنْ طَاعَتُهُ وَتَقْوَاهُ تَزِيْدُ وَعَنِ الْمَعَاصِي بَعِيْدٌ
"Bukanlah Id itu orang yang memakai pakaian bagus, tetapi Id adalah orang yang taatnya dan taqwanya kepada Allah semakin bertambah dan selalu menjauhi maksiat".
Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.
Saudaraku kaum Muslimin yang berbahagia.
Melihat definisi dari hakikat Idhul Fitri diatas, kita sungguh amat prihatin melihat saudara-saudara kita yang salah dalam bersikap di hari raya Idhul Fitri. Di hari yang mulia ini mereka tidak malah timbul semangat baru dan lebih bergairah dalam beribadah sesudah puasa Ramadhan. Tetapi justru dia malah menyalahgunakan perintah bergembira di hari raya Idhul Fitri dengan membikin kesibukan dengan berbagai kelezatan dan syahwat, sebagaimana disebutkan dalam Hadits:
اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةُ يَصِيْحُ فِى كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلُوْنَ: يَاسَيِّدَنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّا نُكَسِّرُهُ فَيَقُوْلُ. لاَشَيْئٌ وَلَكِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ اْلاُمَّةِ فِى هَذِهِ الْيَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغَلُوْهُمْ بِاللَّذَاتِ وَالشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ الْخَمْرِ حَتَّي يَبْغَضُهُمُ اللهُ
"Sesungguhnya iblis pada setiap hari raya menjerit, maka berkumpullah anak-anak buahnya dihadapannya, mereka berkata pada iblis: "Tuan kami, siapakah yang membuat tuan murka, sungguh akan kami pecahkan dia". Iblis menjawab: "Tak apa-apa, hanya saja Allah Ta'ala benar-benar telah memberi ampunan kepada umat ini. Maka kalian harus membikin sibuk dengan kelezatan-kelezatan, keinginan-keinginan nafsu dan minum arak, sehingga Allah marah kepada mereka" (bersumber dari Wahab bin Manbah).
Demikian gambaran orang-orang yang menyalahgunakan kegembiraan pada hari raya Idhul Fitri. Dikiranya Idhul Fitri hanyalah sekedar bersenang-senang setelah tidak menjalankan ibadah puasa, sehingga setelah hari raya tidak lagi timbul gairah ibadah, tapi timbul lagi kebiasaan bermaksiat. Inilah model puasa cap "Tomat". Mulai puasa tobat dan selesai puasa kumat lagi.
Untuk itu, dengan berakhirnya pausa Ramadhan ini dan disusul dengan hari raya Idhul Fitri kali ini, hendaklah semakin timbul gairah ibadah dan bertambah taat kepada Allah. Bila demikian keadaan kita berarti menandakan ibadah puasa yang telah kita jalankan diterima oleh Allah, yaitu ditandai dengan bertambah baiknya amalan kita, sebagaimana dikemukakan oleh Abu Nadlar dalam kitab "Tanbihul Ghafilin:
اَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ فَلَمْ يَزْدَدْبِهِنَّ خَيْرًا فَذَاكَ الَّذِي لَمْ يَتَقَبَّلِ اللهُ مِنْهُ عَمَلَهُ ذَلِكَ. اَوَّلُهَا مَنْ غَزَثُمَّ رَجَعَ فَلَمْ يَزْدَدْ خَيْرًا فَذَاكَ اَيَةٌ اَنَّهُ لَمْ يَتَقَبَّلِ اللهُ مِنْهُ. وَمَنْ صَامَ شَهْرَ رَمَضَانَ وَلَمْ يَزْدَدْ خَيْرًا فَذَاكَ اَيَةٌ اَنَّهُ لَمْ يَتَقَبَّلِ اللهُ مِنْهُ وَمَنْ حَجَّ فَرْضًافَلَمْ يَزْدَدْ خَيْرًا فَذَاكَ اَيَةٌ اَنَّهُ لَمْ يَتَقَبَّلِ اللهُ مِنْهُ وَمَنْ مَرَضَ فَعُوْفِىَ فَلَمْ يَزْدَدْ خَيْرًا فَذَاكَ اَيَةٌ اَنَّهُ لَمْ تُكْفَرْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ
"Orang yang melakukan 4 amalan, tanpa adanya peningkatan amal kebaikan, berarti menunjukkan bukti bahwa amalnya ditolak, yaitu:
1. Sepulang dari jihad (perang sabil) tidak mampu meningkatkan amal baiknya
2. Sehabis melakukan puasa, tidak menjadi baik amalnya (tidak bisa meningkatkannya)
3. Sepulang menunaikan ibadah haji, tidak bertambah amal ibadahnya (bahkan tidak sanggup merubah perbuatan buruk atau pelanggaran terhadap hukum agama)
4. Setelah sembuh dari sakitnya, tidak bertambah baik amalnya, berarti menunjukkan dosanya belum tertebus dengan sakitnya". (Tanbihul Ghofilin: 215-216)
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa hakikat Idhul Fitri adalah sebagai hari kemenangan dan sekaligus timbul semangat baru untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah dan lebih bergairah beribadah kepada-Nya.
جَعَلَنَا اللهُ وَاَيَّاكُمْ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اْلكَامِلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ. اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِىْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمًسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Idhul Adha
IDHUL ADHA DAN PENANAMAN
SEMANGAT PENGORBANAN
اَللهُ اَكْبَرُ x٩ اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصْيْلاً. لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ . صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ. وَاَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَلاَنَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَلله ٌاَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُِللهِ اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَتُعَدُّ وَلاَتُحْضَ. وَاَشْكُرُهُ عَلَى عَطَائِهِ وَفَضِيْلَتِهِ لاَتُبْرَي. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلَهَا مِنْ ناَرِالَّظَي وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُصْطَفَي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
KHUTBAH KEDUA IDHUL FITRI
اَللهُ اَكْبَرُ x٩ اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصْيْلاً. لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَلِيْمَ الْحَلِيْمِ الْغَفَّارِ. اَلْعَظِيْمِ الْقَهَّارِ اَلَّذِيْ لاَتَخْفَي مَعْرِفَتُهُ عَلَى مَنْ نَظَرَ فِى بَدَائِعِ مَهْلِكَتِهِ بِعَيْنِ اْلاِكْتِبَارِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ شَهِدَبِهَا يَفُوْزُبِهَا فِى دَارِالْقَرَارِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَي اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ اْلاَخْبَارِ.
اَمَّابَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ اِتَّقًوا اللهَ وَاَطِيْعُوْهُ !! لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. وَاَعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّي بِمَلاَئِكَتِهِ بِقُدْ سِهِ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللُّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَّاصَلَيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارِكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِّ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعاَلِمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْجَدْبَ وَالْقَحْطَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمُصَائِبَ وَالدَّيْنَ وَ الْعَرَضَ وَالْمِحَنَ وَالْفِتَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِ نَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ جَمِيْعِ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. يَانِعْمَ الْمَوْلَى وَيَانِعْمَ النَّصِيْرُ. غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرٌ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَِلاِخْوَانِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلاِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّلِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَااِنَّكَ رَءُوْفُ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِي الْقُرْبَي وَيَنْهَي عَن ِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ.
KHUTBAH KEDUA IDHUL ADHA
اَللهُ اَكْبَرُ x۷ اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصْيْلاً. لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَفُوِّ الْغَفُوْرِ. اَلَّذِي جَعَلَ يَوْمِ الْعِيْدِ يَوْمِ السُّرُوْرِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَلِهَ اِلاَّ اللهُ الشَّكُوْرُالْمَشْكُوْرُ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه وَحَبِيْبُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ الْمَبْعُوْثُ ِلاِزَالَةِ كُلِّ دَيْجُوْرٍ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الَّذِيْ اَرْسَلْتَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ بِالْمِلَّةِ السَّمْحَاءِ وَالشَّرْعِ الْمَيْسُوْرِ وَاَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ خَفِقَ بِهِمْ لِوَاءُ اْلاِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِِسْلاَمِ فِى اَنْحَاءِ رُبْعِ الْمَعْمُوْرِ.
اَمَّابَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ اِنَّ اَكْيَسَ اْلكَيْسَ التُّقَي وَاِنَّ اَحْمَقَ الْحُمْقِ الْفُجُوْرُ. وَاِنَّ مِنَ الْكِيَاسَةِ النَّظَرَ فِى عَوَاقِبِ اْلاُمُوْرِ. وَاِنَّ مِنَ الظِّرَافَةِ
Blog Archive
-
▼
2012
(114)
-
▼
September
(60)
- Pedoman Pelaksanaan Akad Nikah KUA Metro Pusat
- Sejarah KUA METRO PUSAT
- Wali nikah PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Saksi Nikah PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Rujuk PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Prosedur Pernikahan PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Pernikahan dalam Islam PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Isi Laporan PKL KUA METRO PUSAT 2012
- konstitusi
- ketahanan nasional
- demokrasi
- asas kewarganegaraan
- kebudayaan islam
- hubungan perubahan sosial dan kebudayaan
- faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial da...
- aliran-aliran filsafat (idealisme dan rasionalisme)
- al-ghazali
- pengantar ilmu sejarah
- sistem peradilan dalam islam
- pengertian perbandingan madzab
- teori pendidikan
- masalah, teori dan hukum perkembangan
- konsep pendidikan
- karakteristik perkembangan moral
- faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
- shalat dhuha
- shalat jamak dan qashar
- khutbah jum'at
- khutbah idul fitri dan idul adha
- al-a'la dan al-ghasiyah
- keterampilan menggunakan variasi mengajar
- keterampilan menggunakan variasi
- psikologi umum
- problematika dalam belajar mengajar
- bimbingan belajar
- psikologi pendidikan
- sejarah dan metode psikologi perkembangan
- citra da'i di masyarakat
- psikologi dakwah melalui media masa
- sejarah perkembangan retorika, zaman romawi pada a...
- ijma'
- ijtihad
- ilmu muhkam dan mutasyabihat
- islam, iman dan ikhlas
- istihsan
- maqasidus syariah
- maslahah mursalah
- nasakh dan tarjih
- nikah
- pembagian hukum syara'
- puasa
- qurban dan aqiqah
- riba
- shalat
- sunah sebagai sumber dan dalil syara'
- sunah-sunah shalat
- thaharah
- 'urf dan ta'arudh
- walimatul ursy
- wudhu
-
▼
September
(60)