Home »
» bimbingan belajar
bimbingan belajar
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidkan secara formal, pandangan kita tidak akan terlepas dari keberadaan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini merupakan suatu proses penyampaian materi pelajaran dari seorang guru terhadap muridnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan memberikan pengetahuan baru tentang materi yang akan dipelajari pada suatu jenjang pendidikan.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar perlu adanya suatu strategi agar dapat lebih mudah dalam menerima pelajaran yang disanpaikan oleh guru. Strategi tersebut meliputi persiapan, latihan dan evaluasi. Persiapan meliputi penyiapan segala sesuatu yang akan digunakan dalam kegitan belajar. Kesiapan merupakan kesiapan baik secara fisik dan mental. Sedangkan evaluasi adalah untuk melihat apakah materi sudah dipahami atau belum.
Untuk mempermudah dalam memahami isi makalah ini kita lihat ringkasan materi yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Ringkasan materu tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dasar teori yang digunakan.
2. Proses mengikuti pelajaran
3. Cara megikuti belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Dasar teori yang akan digunakan adalah teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike. Dalam teorinya horndike mengatakan bahwa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi antara peristiwa yang disebut sebagai stimulus (S) dengan respon (R). stimulus merupakan perubahan dari lingkungan eksternal yang dapat mendorong undividu untuk bereaksi (juga dapat dikatakan sebagai rangsangan). Sedangkan respon adalah tingkah laku yang disebabkan karena adanya rangsangan. Agar tercapai hubungan antara S dan R perlu adanya kemampuan utnuk memilih respon yang tepat serta melaluai usaha atau percobaan (trial) dan kegagalan (error) terlebuh dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah adanya trual and error learning.
Thorndike mengatakan bahwa terjadinya asosiasi antara S dan R ini mengikuti hokum sebagai berikut:
1. Hukum Kesiapan
Semakin siap suatu individu melakukan suatu hal maka pelaksanaan perilaku tersebut akan menumbulkan kepiasan individu sehingga asosiasi cenderung akan diperkuat.
2. Hukum Latihan
Semakin sering tingkah laku diperkuat maka asosiasi akan lebih kuat.
3. Hukum akibat
Stimulus respon akan diperkuat jika hasilnya menyenangkan adan akan diperlemah jika kurang menyenangkan.
B. Proses mengikuti pelajaran
1. Persiapan
Persiapan sangat perlu dilakukan. Hal disebabkan persiapan yang baik akan sengat mendorong terciptanya suasana yang baik pula . persiapan ini meliputi persiapan secara fisik dan mental.
Persiapan fisik adalah persiapan yang dilakukan untuk menyiapkan kelengkapan dan perlengkapan belajar. Kelengkapan dan perlengkapan ini antara lain adalah seragam yang baik, buku pelajaran, alat tulis, kelas yang kondusif, fisik/tubuh yang sehat dan lain sebagainya .
Persiapan mental juga sangat diperlukan, sikap mental yang perlu diusahakan oleh setiap siswa dalam rangka persiapan belajar antara lain sebagai berikut :
• Tujuan belajar
Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa, agar siswa siap menerima materi pelajaran, seperti apa yang dijelaskan Winarno Surachman bahwa: “Tujuan itu penting anda ketahui terlebih dahulu, sebab jika anda sudah mengetahui tujuan itu maka mental anda pun akan siap menerima, mengolah dan mengatur semua mata pelajaran sesuai dengan tujuan itu.”
• Minat terhadap pelajaran
Setiap siswa seharusnya menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran yang mereka ikuti, karena minat selain akan mendorong siswa untuk memusatkan pikirannya juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar, seperti yang kemukakan oleh The Liang Gie (1983:12) adalah “keriangan hati akan memperbesar kemampuan belajar seseorang dan juga membentunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya itu.”
• Kepercayaan pada diri sendiri
Setiap siswa perlu yakin mereka mempunyai kemampuan kepercayaan kepada diri sendiri perlu dipupuk sebagai salah satu kesiapan sepenuhnya bahwa tidak ada mata pelajaran yang tidak dapat dipahami bila ia mau belajar dengan giat setiap hari.
• Keuletan.
Hidup seorang siswa selama belajar di sekolah penuh kesukaran-kesukaran, oleh karena itu setiap siswa perlu memiliki keuletan baik jasmani maupun rohani. Untuk memupuk keuletan tersebut hendaknya siswa selalu menganggap setiap persoalan muncul sebagai tantangan yang harus diatasi. Untuk itu Herman Hudoyo menyarankan bahwa: “Belajar haruslah aktif, tidak sekedar pasif saja menerima apa yang diberikan. Dapat mengharapkan jika siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan suatu prinsip dasar, anak itu akan mengerti konsep yang lebih baik, ingatannya lebih lama dan akan mampu menggunakan konsep tersebut dikonteks yang lain.”
2. Mengikuti pelajaran
Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak bila ia dapat mengikuti pelajaran dengan tertib, penuh perhatian, mencatat dengan baik, serta mau bertanya jika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Dengan demikian dapat diharapkan, jika siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan prinsip-prinsip dasar siswa itu akan mengerti konsep yang lebih baik.
Namun untuk mempermudah siswa memahami konsep-konsep yang diajarkan di sekolah, sebaiknya siswa sudah mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan tentang materi-materi sebelumnya, Herman Hudoyo mengatakan bahwa: “Pada waktu siswa mempelajari sesuatu konsep yang benar-benar baru, untuk mudah memahami konsep-konsep tersebut, siswa perlu berorientasi dengan pengalaman yang lampau.”
3. Mengulangi materi pelajaran
Setelah di sekolah siswa mengikuti pelajaran dengan baik, tentu usaha siswa untuk mendapat pengertian tentang konsep materi pelajaran dengan baik tidak cukup sampai di sini, tetapi siswa perlu lagi mengkaji, mengulangi dan membaca kembali materi tersebut.
Adapun tujuan yang diharapkan dalam usaha mengulangi kembali pelajaran di rumah itu adalah untuk memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang akan digunakan untuk memecahkan masalah atau soal-soal. Dalam hal ini Herman Hudoyo (1989:27) menegaskan bahwa: “Ingatan memegang peranan penting di dalam belajar jika siswa harus mencari jalan untuk menyelesaikan suatu masalah.”
C. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh keberhasialn seorang siswa dalam belajarnya. Fungsi dari evaluais sendiri antara lain :
• Untuk mengtahui kemajuan belajar
• Dapat digunakan sebagai pendorong motivasi belajar.
• Memberikan pengalaman belajar.
Evaluasi dapat dilakukan siswa antara lain dengan mencoba berbagai latihan pengerjaan soal, resume ulang materi pelajaran dll.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam mengikuti pelajaran sebaiknya siswa mempunyai strategi yang dapat mendorong mereka untuk bisa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dengan motivasi yang kuat maka tujuan belajar dapat dicapai dengan baik.
Siswa juga diharapkan untuk dapat melakukan evaluasi dan pendalaman atas apa yang ia dapat selama pelajaran berlangsung. Evaluasi ini dapat dilakukan dirumah sebagai cara untuk lebih mendalami materi.
DAFTAR PUSTAKA
Feinberg. R, Mortimer, dkk, Psikologi Manajemen, alih bahasa R. Turman Sirait, Mitra Utama, Jakarta, 1994
Prasetya, Falsafah Pendidikan, Pustaka Setia, Jakarta, 1997
Siagian. P, Sondang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 1993
Sugiarto, Endar, Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa, PT. Gramedia Grafindo Persada, Jakarta, 1990
Sudjana, Nana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, Fakultas Ekonomi Uiversitas Indonesia, Jakarta, 1991
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, cet. ke-IX, 1998
Tirtaraja, Umar, dkk, Pengantar Pendidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1998
Wilis Dahar, Ratna, Teori-teori Belajar, Depdikbud Dirjend Pendidikan Tinggi PPL Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta, 1980
Blog Archive
-
▼
2012
(114)
-
▼
September
(60)
- Pedoman Pelaksanaan Akad Nikah KUA Metro Pusat
- Sejarah KUA METRO PUSAT
- Wali nikah PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Saksi Nikah PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Rujuk PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Prosedur Pernikahan PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Pernikahan dalam Islam PKL KUA METRO PUSAT 2012
- Isi Laporan PKL KUA METRO PUSAT 2012
- konstitusi
- ketahanan nasional
- demokrasi
- asas kewarganegaraan
- kebudayaan islam
- hubungan perubahan sosial dan kebudayaan
- faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial da...
- aliran-aliran filsafat (idealisme dan rasionalisme)
- al-ghazali
- pengantar ilmu sejarah
- sistem peradilan dalam islam
- pengertian perbandingan madzab
- teori pendidikan
- masalah, teori dan hukum perkembangan
- konsep pendidikan
- karakteristik perkembangan moral
- faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
- shalat dhuha
- shalat jamak dan qashar
- khutbah jum'at
- khutbah idul fitri dan idul adha
- al-a'la dan al-ghasiyah
- keterampilan menggunakan variasi mengajar
- keterampilan menggunakan variasi
- psikologi umum
- problematika dalam belajar mengajar
- bimbingan belajar
- psikologi pendidikan
- sejarah dan metode psikologi perkembangan
- citra da'i di masyarakat
- psikologi dakwah melalui media masa
- sejarah perkembangan retorika, zaman romawi pada a...
- ijma'
- ijtihad
- ilmu muhkam dan mutasyabihat
- islam, iman dan ikhlas
- istihsan
- maqasidus syariah
- maslahah mursalah
- nasakh dan tarjih
- nikah
- pembagian hukum syara'
- puasa
- qurban dan aqiqah
- riba
- shalat
- sunah sebagai sumber dan dalil syara'
- sunah-sunah shalat
- thaharah
- 'urf dan ta'arudh
- walimatul ursy
- wudhu
-
▼
September
(60)