BAB I
PENDAHULUAN
Salah
satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja tidak
dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan
prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh karena
itu mempelajari teori dan prinsip belajar dapat membimbing aktifitas kita dalam
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam perencanaan
pembelajaran teori-teori pembelajaran dapat menggunakan batas-batas kemungkinan
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan
penerapannya dapat membantu seorang guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Seperti yang akan penulis paparkan dalam bab pembahasan tentang teori-teori
pembelajaran dan penerapannya. Jerome S. Bruner seorang peneliti terkemuka
memberikan beberapa gambaran tentang perlunya teori belajar dan pembelajaran
untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Deskriptif dan Perspektif
Teori
deskriptif dan perspektif adalah "The Nature of Belajar And Pembelajaran
Theory" yang pertama teori deskriptif, teori ini merupakan teori belajar,
sebuah teori yang medeskripsikan apa yang sedang terjadi saat proses beljaar
berlangsung dan kapan proses tersebut terjadi. Tidak ada batasan yang jelas, bagaimana
seseorang yang mengandalkan teori belajar dapat mengambil intisari yang tepat
pada kurikulum. Menjelaskan proses belajar merupakan tujuan utama teori
deskriptif. Sebaliknya, teori prescriptive yang merupakan teori pembelajaran.
Teori ini memiliki tujuan untuk menghasilkan akhir yang luar biasa dan proses
menghasilkannya secara optimal tujuan tersebut terkait dengan seorang guru
harus mampu mencari hubungan yang mudah tentang sesuatu yang akan diajarkan
agar murid atau siswa lebih mudah menangkap informasi dari guru. Dan untuk
membedakan antara teori belajar dan pembelajaran kita bisa melihat posisional
teorinya. Teori deskriptif menaruh perhatian pada hubungan variable yang
menentukan hasil belajar. Sedangkan, teori preskriptif menaruh perhatian pada
bagian seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar.
B.
Teori Belajar Behavioristik dan
Penerapannya
Menurut
teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar
jika ia dpaat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori ini yang
terpenting adalah "input" berupa stimulus dan "output" yang
berupa respons. Apa saja yang diberikan guru (stimulus); daftar perkalian, alat
peraga, pedoman kerja untuk membantu belajar siswa. Dan apa saja yang
dihasilkan siswa (respon) baik reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus
yang di berikan guru. Dan semua ini harus bisa diamati dan diukur untuk melihat
perubahan tingkah laku pada siswa. Factor yang dianggap penting oleh aliran
behavioristik yaitu 1) Faktor penguatan, 2) Hukuman. Dalam penerapannya aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar,
seperti hubungan stimulus, respon individu atau siswa pasif, perilaku sebagai
hasil belajar yang tampak, pembentukan prilaku dengan penataan kondisi secara
ketat, "Reinforcement" dan "Punishment" merupakan
unsure-unsur yang sangat penting pada teori ini. Aplikasi teori ini dalam
pembelajaran bahwa kegiatan beljaar ditekankan sebagai "mimetic" yang
menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari.
Penyajian materi pembelajarannya mengikuti urutan dari bagian-bagian ke
keseluruhan pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil dan evaluasi
menuntut satu jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa telah
menyelesaikan tugasnya belajar.
C.
Teori Belajar Kognitivistik dan
Penerapannya
Berbeda
dengan teori behavioristik, teori kognitivistik merupakan teori yang menekankan
bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam pikiran manusia bukan
hanya sekedar interaksi antara stimulus dan respon tapi juga aspek psikologis
(mental, emosi, persepsi). Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yangmencakup ingatan, retensi , pengolaan informasi emosi dan
aspek kejiwaan. Dalam penerapannya, keterlibatan siswa secara aktif amat
dipentingkan untuk menarik minat dan meningkat retensi belajar perlu mengaitkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Materi
pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika dari sederhana ke
kompleks. Perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena
factor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
D.
Teori Belajar Konstruktif dan
Penerapannya
Teori
belajar konstruktif secara konseptual, proses belajar dipandang dari pendekatan
kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari
luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada
pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi. Teori ini juga memandang
bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Peranan teori
konstruktivisme pada pembelajaran yaitu setiap guru akan pernah megnalami bahwa
suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya, tetapi masih ada sebagian
peserta didik yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan
sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwaseorang guru dapat pembelajaran suatu
materi kepada siswa dengan baik, tetapi seluruh atau sebagian peserta didiknya
tidak belajar sama sekali. Usaha keras seroang guru dalam pembelajaran tidak
harus diikuti dengan hasil yang baik pada peserta didiknya. Karena hanya dengan
usaha yang keras para siswa sendirilah para peserta didik akan betul-betul
memahami suatu materi yang diajarkan.
E.
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya
Selain
teori behavioristik dan teori kognitif, teori humanistic juga penting untuk
dipahami. Menurut teori humanistic, proses belajar harus dimulai dan
ditunjukkan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori ini
bersifat lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
kepribadian dan psikoterapi dari pada bidang kajian psikologi belajar, teori
humanistic sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu
sendiri. Dalam aplikasi dalam pembelajaran teori humanistic cenderung
mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Teori ini
juga amat mementingkan factor pengalaman dan keterlibatan siswa secara aktif
dalam belajar.
BAB III
KESIMPULAN
Belajar
dan pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Belajar adalah
proses perubahan perilaku yakni merubahkan yang terkait dengan aspek pengetahuan
(knowledge) sikap (attidude) dan keterampilan (skills) yang disebut juga teori
Deskriptif dan pembelajaran adalah utnuk membentuk pola belajar, yang
disebutnya teori prespektif. Belajar dan pembelajaran tanpa teori tidak akan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Belajar dan pembelajaran haruslah
mempunyai teori karena dengannya adanya teori seperangkat konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang memberikan, menjelaskan dan memprediksikan phenomena telah
di laksanakan oleh tenaga pendidik dan anak didik. Teori belajar behavioristik,
kognitivistik, humanistic dan konstruktif merupakan beberapa teori belajar dan
pembelajaran yang digunakan dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati
dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta; PT. Rineka Cipta. Siregar, Eviline
dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta; PT. Asdi Mahasatya Karwono dan
Mularsih, Heni. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Ciputat: Cerdas Jaya Joe,
Golan. 2009. Teori Pembelajaran. Diunduh pada tanggal 22 Maret 2012, di
http://www.teoripembelajaran.com/