Home »
» kepemimpinan NU
kepemimpinan NU
BAB I
PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG
NU adalah perluasan dari komite Hijoz yang merupakan tandingan komite Khilafat yang didominasi kaum modernis.
Latar belakang kelahiran NU dilihat secara spesifik dalam konteks kekecewaan Islam tradisional yang tesingkir dari komite khilafat yang akan mewakili umat Islam Indonesia pada kongres Islam dimekah tahun 1926. Tetapi kongres Khilafat di Mesir di Tunda, karena perkalian umat Islam tertuju pada karena perkalian umat Islam tertuju pada perkembangan di Hijaz di mana Ibnu Saud berhasil mengusir Syarif Husein dri Mekah 1924.
Sebagai organisasi NU, berkembang pesat pada 15 tahun pertama sejak pembentukannya, data statistik ini mengenai periode ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat. Muhtamar NU pada tahun 1926 dihadiri 96 kiai, dan tahun berikutnya mengalami kemajuan yang begitu pesat.Pada tahun 1933 anggotanya diperkirakan mencapai 40.000 dan setahun kemudian sumber Belanda menyatakan 400 kiai bergabung dengan NU.
B. PENDIRI NU
Sebagaimana telah diketahui, bahwa pilir utama pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan D.h. Wahab Hasbullah. Hasyim Asy’ari adalah legimitasi dalam pendiri organisasi ini. Pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya bersepakat mendirikan Jamiyyah NU.
C. SISTEM KORGANISASIAN NU
1. Kepengurusan NU
Kepengurusan NU terdiri atas Mustasyar, Syuri’ah, dan Tanfizdiah.
a. Mustasyar adalah penasehat yang secara kolektif bertugas memberikan nasiaht kepada pengurus NU menurut tingkatannya dalam rangka menjaga kemurnian khittah Nahdliyah Ulama dan menyelesaikan persengketaan.
b. Syuriah adalah jabatan tertinggi organisasi NU yang berfungsi sebagai pembina, pengendali, pengawas, dan penentu kebijakan dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi.
c. Tanfidiyah adalah pelaksana harian organisasi NU yang bertugas.
- Memimpin jalannya organisasi sesuai dengan kebijakan di tetapkan pengurus Syuriah.
- Melaksanakan program NU
- Mengawasi kegiatan semua berangkat
- Melaporkan secara periodik kepada Syuri’ah.
2. Tingkat kepengurusan/ Kepemimpinan NU
Tingkat kepengurusan dalam Organisasi NU terdiri atas pengurus besar (PB) untuk tingkat pusat, pengurus Wilayah (PW), untuk Propinsi, Pengurus Cabang (PC), tingkat Kabupaten/Kota, pengurus majelis wakil cabang (MWC), tingkat kecamatan dan pengurus ranting (PR).
a. Pengurus Besar
Adalah kepengurusan organiasi NU ditingkat pusat dan berkedudukan di Ibu kota RI. Kebijaksanaan dalam pengendalian organisasi dan pelaksanaan keputusan Muhtamar.
b. Pengurus Wilayah
Adalah kepengurusan organiasi NU ditingkat Propinsi yang disamakan dengannya dan berkedudukan di ibu Kota propinsi.
c. Pengurus Cabang
Adalah kepengurusan organiasi NU ditingkat kabupaten / kota dan berkedudukan di Ibu Kota-nya, sedang pengurus cabang istimewa di luar negeri, kedudukannya ditetapkan oleh pengurus Besar.
d. Pengurus Majelis Wakil Cabang
Adalah kepengurusan organiasi NU ditingkat kecamatan pengurus ini mengkoordinir rangting-ranting di daerahnya dan melaksanakan kebijakan pengurus cabang dan MWC untuk daerahnya serta keputusan-keputusan rapat anggota.
D. SISTEM PERMUSYAWARATAN KEPEMIMPINAN NU
NU mempunyai 7 macam sistem permusyawaratan kepemimpinan organiasi NU, yaitu :
1. Mukhtamar
Di selenggarakan 5 tahun sekali, dihadiri oleh, pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Cabang dan dihadiri juga oleh alim Ulama, serta undangan dari tenaga ahli yang berkompeten.
2. Musyawarah Nasional alim Ulama’
Diselenggarakan para alim Ulama’ yang diselenggarakan leh pengurus besar Syuri’ah, membahas masalah-masalah keagamaan, Munas alim Ulama’ tidak dapat mengubah AD/ART, keputusan-keputusan Muhtamar dan tidak dapat mengadakan pemilihan pengurus Baru.
3. Konferensi Besar
Diadakan oleh pengurus besar atau atas permintaan separuh dari jumlah pengurus wilayah yang sah merupakan instansi permusyawaratan tertinggi setelah mukhtamar.
4. Konferensi Wilayah
Diselenggarakan oleh pengurus wilayah 5 tahun sekali, dihadiri oleh pengurus wilayah dan utusan-utusan cabang untuk menyusun rencana kerja lima tahun, membahas keagamaan, serta memilih pengurus baru.
5. Konferensi cabang
Diselenggarakan oleh cabang setiap 5 tahun sekali yang yang dihadiri Pengurus Cabang dan utusan MWC dan ranting daerahnya untuk membahas pertanggung jawaban pengurus Cabang, dan lain-lain.
BAB II
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : NU adalah perluasan dari komite Hijoz yang merupakan tandingan komite Khilafat yang didominasi kaum modernis.
Latar belakang kelahiran NU dilihat secara spesifik dalam konteks kekecewaan Islam tradisional yang tesingkir dari komite khilafat yang akan mewakili umat Islam Indonesia pada kongres Islam dimekah tahun 1926. Tetapi kongres Khilafat di Mesir di Tunda, karena perkalian umat Islam tertuju pada karena perkalian umat Islam tertuju pada perkembangan di Hijaz di mana Ibnu Saud berhasil mengusir Syarif Husein dri Mekah 1924.
NU mempunyai 7 macam sistem permusyawaratan kepemimpinan organiasi NU, yaitu :
a) Mukhtamar
b) Musyawarah Nasional alim Ulama’
c) Konferensi Besar
d) Konferensi Wilayah
e) Konferensi cabang
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Teologi Islam, Modul Penyetaraan Universitas Terbuka, Departemaen Agama 1997.
AD dan ART Nahdlatul Ulama
Hasanuddin, Dkk, Pendidikan ke-NU-an (ASWAJA), CV Al-Ihsan, Surabaya 1992.
Pustaka Ma’arif NU, Islam Ahlussunnah Wal Jamaah Di Indonesia, Jakarta, 2007.
Blog Archive
-
▼
2012
(114)
-
▼
May
(49)
- pandangan filsafat pendidikan islam terhadap penge...
- pengertian, ruang lingkup dan kegunaan filsafat pe...
- metode studi dalam filsafat pendidikan
- filsafat pendidikan islam menurut kh. hasyim asy'ari
- filsafat pendidikan islam menurut kh. ahmad dahlan
- arti filsafat dan perkembangannya
- aliran filsafat pendidikan (perenialisme dan esens...
- aliran filsafat pendidikan (idealisme dan realisme)
- asas-asas bk
- prinsip pendidikan anak berkelainan
- anak berkelainan fungsi anggota tubuh atau tunadaksa
- bentuk dan makna fonem, morfen, kata, frasa dan kl...
- mubtada' dan khabar
- isim kana dan saudaranya
- isim isyaroh
- fi'il muta'adzi
- teori-teori pembelajaran dan penerapannya
- metode mengajar
- evaluasi belajar dan pembelajaran
- ziarah kubur
- yasin dan tahlil
- upacara pemakaman
- tradisi hadoroh dan tawasul
- kepemimpinan NU
- hubungan NU dan pondok pesantren
- aswaja dan politik ketatanegaraan
- kiprah dan pokok pikiran para tokoh utama pendiri NU
- lembaga penjamin simpanan
- dalil sisa
- hubungan akidah islam dengan akhlak
- nikah
- fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai a...
- Shahih Bukhari
- akhlak bernegara
- fungsi dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai a...
- Ruang lingkup administrasi pendidikan
- Latar Belakang Berdirinya NU
- pembelajaran matematika realistik (RME)
- ilmu pendidikan
- makalah bahasa indonesia "kalimat efektif"
- demokrasi dan hak asasi manusia
- TINDAKAN KELAS SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAH...
- Makalah Pendidikan Anak
- Cara Membuat Tampilan Blog Lebih Menarik di Blogge...
- pendidikan luar sekolah
- peradaban pada masa bani Abbasiyah
- hadits pada masa nabi
- Filsafat dewasa ini
- AKHLAK MEMELIHARA KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KESEHATAN
-
▼
May
(49)