BAB I
PEMBAHASAN
A.
Prinsip Pendidikan Anak Berkelainan
Mendidik
anak yang berkelainan fisik, mental, maupun karakteristik perilaku sosialnya,
tidak sama seperti mendidik anak normal,sebab selain memberlakukan suatu
pendekatan yang khusus juga memerlukan strategi yang khusus. Hal ini
semata-mata berdasarkan pada kondisi yang duialami anak berkelainan. Oleh
karena itu, melalui pendekatan dan strategi khusus dalam mendidik anak
berkelainan, diharapkan anak berkelainan : (1) dapat menerima kondisinya,(2)
dapat melakukan sosialisasi dengan baik, (3) mampu berjuang sesuai dengan
kemempuannya, (4) memiliki keterampilan yang sangat dibutuhkan,dan (5)
menyadari sebagai warga Negara dan anggota masyarakat. Tujuan lainnya agar
upaya yangdilakikan dalam rangka rehabilitasi anak berkelainan dapat memberikan
daya guna dan hasil guna yang tepat. Prinsip-prinsip layanan bagi anak
berkebutuhan khusus. Prinsip-prinsip dasar diantaranya: a. Keseluruhan anak
(All the children) Layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus harus didasarkan
pada pemberian kesehatan bagi seluruh anak berkebutuhan khusus dari berbagai
derajat, ragam,bentuk kecacatan yang ada. Dengan layananpendidikan diharapkan
anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki seoprimal mungkin, sehinggaia
dapat mencapai hidup bahagia sesuai dengan kecacatannya, b. Kenyataan (reality)
Pengungkapan tenntang kemempuan fisik dan psikologi pada anak berkabutuhan
khusus mutlak utnuk dilakikan mengungat melalui tahapan tersebut pelaksanaan
pendidikan maupun kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anak berkebtuhan
khusus. c. Program yang dinamis (adinamic program) Pendidikan pada dasarnya
bersifat dinamis. Pendidikan dikatakan dinamis karma, yang menjadi subyek
adalah manusia yang sedang tumbuah dan berkembang didalamnya terdapat proses
yang berkesinambungan untuk mencapai sasaran pendidikan. d. Kesempatan yang
sama (eguality of opportunity) Kesempatan yang sama untuk mengembangkan
potensinya tanpa memprioritaskan jenis-jenis kecacatan yang di alami.
Kesempatan sama dalam memperoleh pendidikan. e. Kerjasama(coorperative)
Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus tidakakanberhasi mengembangkan potensi
mereka maka tidakmelibatkan pihak-pihak yang terkait.beberapa pihak yang
terkait yang paling utama adalah orang tua. Orang tua anak berkebutuhan khusus
perlu dilibatkan dalammerancang menyelenggarakan program pendidikan. Psikilog,
psikiater, pekerja social dan tokoh masyarakat yang mempunyai perhatian dalam
pendidikan. Pengembangan prinsip-prinsip pendekatan secara khusus,yang dapat dijadikan
dasar dalam upaya pendidikan anak berkalainan, antara lain sebagai berikut. 1.
Prinsip Kasih Sayang. prinsip kasih saying pada dasarnya adalah menerima mereka
sebagaimana adanya, dan mengupayakan agar mereka dapat menjalani hidup dan
kehidupan dengan wajar, seperti layaknya anak normal lainnya. Upaya yang perlu
dilakikan untuk mereka : (a)tidak bersikapmemanjakan, (b) tidakbersikap acuh
tak acuh terhadap kebutuhannya, dan (c) memberikan tugas yang sesuai dengan
kemempuan anak. 2. Prinsip layanan individual. Pelayanan individual dalam
rangka mendidik anak berkalainan perlu mendapatkan porsi yang lebih besar,
sebab setiap anak berkelainan dalam jenis dan derajat yang sama seringkali
memiliki keunikan masalah yang berbeda antara satu dengan yanglainya. Upaya
yang perlu dilakukan untuk mereka selama pendidikannya: (a) jumlah sisiwa yang
dilayani guru tidak lebih dari 4-6 orang dalam setiap kelasnya, (b) pengaturan
kurikulum dan jadwal pelajaran dapat bersifat fleksibel, (c) penataankelas
harus dirancang sedemikian rupa sehingga guru dapat menjangkau semua siswanya
dengan mudah,dan (d) modifikasi alat Bantu pengajaran. 3. Prinsip Kesiapan.
Untuk menerima suatu pelajaran tertentu diperlika kesiapan.khusunya kesiapan
anak untuk mendapatkan pelajaran yang akan diajarkan, terutama pengetahuan
prasyarat, baik prasyarat pengetahuan,mental dan fisik yang diperlukan untuk
menunjang pelajaran berikutnya. contoh, anak tunagrahita sebelum diajarkan
pelajaran menjahit perlu terlebih dahulu duajarkan bagaimana cara menusukkan
jarum. Contoh lain anak berkelainan secara umum mempunyai kecenderungan cepat
bosandan cepat lelah apabila menerima pelajaran. Oleh karena itu, guru dalam
kondisi ini tidak perlu memberikan pelajaran baru, melainkan mereka diberikan
kegiatan yang menyenangkan dan rileks, setelah segar kembali guru baru dapat
melanjutkan memberikan pelajaran. 4. Prinsip Keperagaan. Kelancaran
pembelajaran pada anak berkelainan sangat didukung oleh penggunaan alat peraga
sebagai median\nya. Selain mempermudah guru dalam mengajar, fungsi lain dari
penggunaan alat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi ang disajikan guru.
Alat peraga yang digunakan untuk media sebaiknya diupayakan menggunakan benda
atau situasi aslinya, apabila hal itu sulit dapat menggunkan benda tiruan atau
mnimal gambarnya. Misalnya, mengenalkan macam binatang pada anak tunarungu
dengan cara anak disuruh menempelkan gambar-gambarnya di papan flannel lebih
baik daripada guru hanya bercerita di depan kelas. 5. Prinsip Motivasi.
Perinsipmotivasi ini lebih menitik beratkan pada cara mengajar dan pemberian
evaluasi yang disesuaikan dengan kondisi anak berkelainan. Contoh bagi anak
tunagrahita, untuk menerangkan makanan empat sehat lima sempurna, barangkali lebih menarik jika
diperagakan bahan aslinya kemudian deberikan kepada anak untuk dimakan, dari
pada hanya berupa gambar-gambar saja. 6. Prinsip belajar dan bekerja kelompok.
Arah penekanan prinsip belajar dan berkerja kelompok sebagai salah satu dasar
mendidik anak berkelainan, agar mereka sebagai anggota masyarakat dapat bergaul
dengan masyarakat lingkungannya, tanpa harus merasa rendah diri atau meinder
dengan orang normal. Sifat seperti egosentris atau egoists pada anak tunarungu
karena tidak menghayati perasaan, agresif, dan destruktif pada anak tunalaras
perlu diminimalkan atau dihilangkan melalui belajar dan bekerja kelompok. 7.
Prinsip keterampilan. Pendidikan keterampilan yang di berikan kapada anak
berkelainan, selain berfungsi selektif, edukatif, kreatif dan terapi, juga
dapat dijadikan sebagai bekal dalam kehidupannya kelak. Selektif berarti untuk
mengarahkan minat, bakat, keterampilan dan perasaan anak berkelainan secara
tepat guna. Edukatif berarti membimbing anak berkelainan untuk berpikir logis,
berperasaan halus dan kemempuan untuk bekerja. Rekreatif berarti unsure
kegiatan yangdi peragakan sangat menyenangakan bagi anak berkalainan. Tetapi
berarti aktivitas keterampilan yang diberikan dapat menjadi salah satu sarana
habilitasi akibat kelainan atau ketunaanyang disandangnya. 8. Prinsip penanaman
dan penyempurnaan sikap. Secara fisik dan psikis sikap anak berkelainan memang
kurang baik sehingga peril diupayakan agar mereka mempunyai sikap yang baik
serta tidak selalu menajadi perhatian orang lain. Misalnya blindism pada
tunanetra, yaitu kebiasaan menggoyang-goyangkan kepala ke kiri-kanan, atau
menggoyangkan badan yang dilakukan secara tidak sadar, atau anak tunarungu
memiliki kecenderungan rasa curiga pada oranglain akibat ketidakmampuannya
menangkap percakapan orang lain, dan lain-lain.
BAB II
KESIMPULAN
Dari
pembahasan makalah tersebut diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa,
Prinsip-prinsip layanan bagi anak berkebutuhan khusus. Prinsip-prinsip dasar
diantaranya: a. Keseluruhan anak (All the children) b. Kenyataan (reality) c.
Program yang dinamis (adinamic program) d. Kesempatan yang sama (eguality of
opportunity) e. Kerjasama(coorperative) Pengembangan prinsip-prinsip pendekatan
secara khusus,yang dapat dijadikan dasar dalam upaya pendidikan anak
berkalainan, antara lain sebagai berikut. a. Prinsip Kasih Sayang b. Prinsip
layanan individual c. Prinsip Kesiapan d. Prinsip Keperagaan e. Prinsip
Motivasi f. Prinsip belajar dan bekerja kelompok g. Prinsip keterampilan h.
Prinsip penanaman dan penyempurnaan sikap
DAFTAR PUSTAKA
Effendi
Muhammad, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 2008