BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum dewasa ini semakin berkembangnya zaman maka semakin berkembang
pula kurikulumnya. Dan juga pengaruh seiring majunya teknologi yang disesuaikan
dengan keadaan sekarang ini. Kurikulum pendidikan islam semakin berkembang
meluas karena sudah masuk pada kurikulum nasional. William B. Ragan, sebagai
dikutip S. Nasution, berpendapat bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan
kehidupan disekolah. S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain
tentang kurikulum. Diantaranya : pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai
hasil pengambangan kurikulum), kedua, sebagai program( alat yang dilakukan
sekolah untuk mencapai tujuan), ketiga , kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan
keempat, kurikulum sebagai pengalaman siswa.
B. Rumusan
Masalah
- Apa saja Asas-asas Kurikulum Pendidikan Agama Islam ?
- Apa saja Komponen-Komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asas-asas Kurikulum Pendidikan Agama
Islam
Menurut Muh.al-Thoumy al Syaibany, mengemukakan bahwa asas-asas umum yang
menjadi landasan pembentukan kurikulum dalam PAI adalah :
1.
Asas Agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam,
termasuk sistem pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan
kurikulumnya pada ajaran Islam yamg meliputi Akidah, Ibadah, dan hubungan
masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada
dua sumber yaitu Al-Qur'an dan Sunnah.
2.
Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan
Islam, dengan dasar filosifis, sehingga susunan kurikulum PAI mengandung suatu
kebenaran, terutama dari nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini
kebenarannya.
3.
Asas Psikologis
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum PAI hendaknya
disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan
yang dilalui anak didik.
4.
Asas Sosial
Pembentukan kurikulum PAI haris mengacu kearah
realisasi individu dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar out put yang
dihasilkan PAI adalah manusia-manusia yang mampu mengambil peran dalam
masyarakat dan zamannya.
Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus
memperhatikan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan
Negara sebagai landasan filosofis negara. Menurut Nasution, filsafat besar manfaatnya
bagi kurikulum, yakni:
a)
Filsafat pendidikan menentukan arah ke
mana anak-anak harus dibimbing. Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan oleh
masyarakat untuk mendidik anak menjadi manusia dan warga negara yang
dicita-citakan oleh masyarakat itu. Jadi, filsafat menentukan tujuan
pendidikan.
b)
Dengan adanya tujuan pendidikan ada
gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan yang harus dicapai, manusia yang bagaimana
yang harus dibentuk.
c)
Filsafat juga menentukan cara dan proses
yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan itu.
d)
Filsafat memberikan kebulatan kepada
usaha pendidikan, sehingga tidak lepas-lepas. Dengan demikian terdapat kontinuitas
dalam perkembangan anak.
e)
Tujuan pendidikan memberikan petunjuk apa
yang harus dinilai dan hingga mana tujuan itu telah tercapai.
f)
Tujuan pendidikan memberi motivasi dalam
proses belajar-mengajar, bila jelas diketahui apa yang ingin dicapai.
Jadi, berdasarkan berbagai pendapat yang dikemukakan para pakar,
asas-asas kurikulum PAI dilihat dari berbagai aspek yakni :
a)
Asas Agama
Sesuai dengan acuan dan pegangan pokok seluruh umat
Islam bahwa sumber dari segala sumber yang berlaku adalah dari Al-quran dan
Sunnah, yang didalamnya sudah terangkum berbagai aspek yang dibutuhkan untuk
membuat dasar pendidikan, termasuk kurikulum PAI mengambil acuan dari Al-quran
yang menjadi Kalamullah.
b)
Asas Filosofis
Diatas telah diungkapkan bahwa filsafat banyak memberi
pengaruh pada kurikulum, menentukan sejauh mana tujuan kurikulum yang menjadi
kerangka acuan akan diraih dengan maksimal. Filsafat merupakan induk dari semua
ilmu pengetahuan.
c)
Asas Psikologis
Pendidikan sangat berhubungan dengan kejiwaan manusia,
ilmu jiwa manusia berpengaruh juga dalam kegiatan belajar. Karena belajar
merupakan aktivitas seseorang untuk mentransformasikan ilmu (apakah ia dewasa
atau anak-anak), dan kita ketahui bersama bahwa belajar itu ternyata suatu
proses yang pelik dan kompleks, timbullah berbagai teori belajar yang
menunjukkan ketidaksesuaian satu sama lain. Pada umumnya tiap teori mengandung
kebenaran. Akan tetapi tidak memberikan gambaran tentang keseluruhan proses
belajar. Jadi, yang mencakup segala gejala belajar dari yang sederhana sampai
yang paling pelik. Dengan demikian, teori belajar dijadikan dasar pertimbangan dalam
pengembangan kurikulum.
Pentingnya penguasaan psikologi belajar dalam
pengembangan kurikulum antara lain diperlukan dalam hal:
Ø
Seleksi dan organisasi bahan
pelajaran
Ø
menentukan kegiatan belajar
mengajar yang paling serasi
Ø
merencanakan kondisi belajar yang
optimal agar tujuan belajar tercapai.
d)
Asas Sosial Budaya
Dalam lingkungan sosial dapat memberikan hasil yang
baik dan dapat menyesuaikan diri pada masyarakat. Keluaran yang didapat bias
maksimal dan kurikulum yang tertata rapi dapat memberikan sumbangsih terhadap
pendidikan.
e)
Asas Teknologi
Yang dimaksud dengan asas pengembangan ilmu dan
teknologi adalah para pengambil kebijakan kurikulum hendaknya memperhatikan
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dalam
kehidupan masyarakat. Beberapa masyarakat terpencil yang tertutup, dengan
adanya transportasi dan komunikasi yang luas berubah menjadi masyarakat yang
terbuka dan mau berkomunikasi dengan daerah-daerah lain. Masyarakat yang
tadinya hanya konsumtif terhadap hasil-hasil pertanian telah berubah menjadi
masyarakat yang lebih konsumtif terhadap produksi industri.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, sikap hidup baru. Hal-hal di atas menuntut perubahan pada sistem dan isi pendidikan. Sehingga, pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada masa kini dan masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan pengajaran di Indonesia, maka sudah seyogyanya mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada sekarang ini. Sehingga problema kegagalan siswa memperoleh kemampuan aktif ekspresif bisa diatasi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru, sikap hidup baru. Hal-hal di atas menuntut perubahan pada sistem dan isi pendidikan. Sehingga, pendidikan bukan hanya mewariskan nilai-nilai dan hasil kebudayaan lama, tetapi juga mempersiapkan generasi muda agar mampu hidup pada masa kini dan masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan pengajaran di Indonesia, maka sudah seyogyanya mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada sekarang ini. Sehingga problema kegagalan siswa memperoleh kemampuan aktif ekspresif bisa diatasi.
Namun demikian, segala kemajuan yang telah mampu
diraih oleh umat manusia itu, bukan tanpa masalah. Pada kenyataannya terdapat
berbagai efek negatif yang justru sangat mencemaskan manusia itu sendiri.
Sehingga permasalahan-permasalahan baru ini menyebabkan komplesitas tugas-tugas
pendidikan yang diemban oleh sekolah.
Kemajuan dibidang teknologi memiliki andil besar dalam
perubahan pola hidup masyarakat. Kenyataan semacam ini memiliki konsekuensi
terhadap cara dan strategi yang harus dipersiapkan oleh lembaga pendidikan.
Kurikulum harus didesain agar mampu membentuk manusia produktif yang bukan
hanya dapat bekerja, akan tetapi lebih jauh dapat mencintai pekerjaan. Manusia
yang hanya dapat bekerja berbeda dengan manusia yang mencintai pekerjaan.
Manusia yang hanya sekedar dapat bekerja orientasinya
biasanya ditunjukkan oleh besar upah yang dapat diterima. manusia semacam ini
tidak lebih dari seorang buruh yang bekerja dengan ototnya. Sedangkan manusia
yang mencintai pekerjaan orientasinya adalah produk yang dihasilkannya. Manusia
yang demikianlah yang dimaksud dengan manusia produktif, yang bekerja bukan
hanya dengan ototnya akan tetapi juga dengan ototnya.
B.
Komponen-komponen Kurikulum
Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan
kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung
operasinya secara baik. Bagian-bagian ini disebut komponen. Kurikulum sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan memiliki komponen pokok dan komponen
penunujang yang saling berkaitan, berinteraksi dalam rangka dukungannya untuk
mencapai tujuan itu.
Komponen pokok kurikulum, meliputi;
1.
Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan
segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program
pengajaran di Sekolah dapt diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian
tujuan-tujuan tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti
dicantumkian tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
Tujuan pendidikan nasional yang merupakan pendidikan
pada tataran makroskopik, selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional
yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang
sekolah atau satuan pendidikan tertentu.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
- Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
- Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejuruannya.
Tujuan pendidikan institusional tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam tujuan kurikuler; yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan di setiap sekolah atau satuan pendidikan.
2.
Komponen Isi/Materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang
diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan
dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Bidang-bidang studi
tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Kriteria yang dapat membantu pada perancangan
kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria itu natara lain:
- Isi kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa.
- Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial.
- Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
- Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas
- Isi kurikulum dapat menunjanga tercapainya tujuan pendidikan.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum
yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
- Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
- Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
- Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
3.
Komponen Media(sarana dan prasarana)
Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran.
Media merupakan perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah
dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media
dalan pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada
peserta didik akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi
sajian guru dalam pengajaran.
4.
Komponen Strategi
Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta
peralatan mengajar yang digunakan dalam pengajaran. Tetapi pada hakikatnya
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan
strategi pengajaran tergambar dari cara yang ditempuh dalam melaksanakan
pengajaan, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbiungan dan mengatur kegiatan,
baik yang secara\umum berlaku maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
5.
Komponen Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangat penting dalam sistem pengajaran,
sebab diharapkan melalui proses belajar mengajar akan terjadi
perubahan-perubahan tingkah laku pada diri peserta didik. Keberhasilan
pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan indicator keberhasilan
pelaksanaan kurikulum.
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pengajaran
yang kondusif, merupakan indicator kreativitas dan efektifitas guru dalam
mengajar. Dan hal tersebut dapat dicapai bila guru dapat;
- Memusatkan pada kepribadiannya dalam mengajar.
- Menerapkan metode mengajarnya
- Memusatkan pada proses dan produknya
- Memusatkan pada kompetensi yang relevan.
6.
Komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum.
Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa
tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya
terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan
(feasibility) program.
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya
suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya
evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi
keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-komponen tertentu saja dalam sistem
kurikulum tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi
adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil – hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan
oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam
memahami dan membantu perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran,
memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas
pendidikan lainnya.
BAB
III
KESIMPULAN
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pendidikan dan Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan
suatu pendidikan. Kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman, Kurikulum mengalami perubahan sesuai dengan berkembangnya
zaman. Di Indonesia, kurikulum sudah mengalami perubahan beberapa kali.
Kurikulum di Indonesia diberi nama sesuai dengan tahun mulai berlakunya.
Misalnya kurikulum 1975, 1984, 1994, 2004, dan yang termutakhir adalah
kurikulum 2006 yang juga disebut KTSP.
Di dalam mengembangkan kurikulum, perlu diperhatikan asas-asas kurikulum,
yang meliputi asas filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai
dengan filsafat negara, asas psikologis berkenaan dengan kondisi psikis
seseorang, asas sosiologis berkenan dengan kondisi masyarakt setempat, dan asas
perkembangan ilmu dan teknologi berkenaan dengan perkembangan teknologi yang
terjadi dimasyarakat kita, bagaimana pola hidup masyarakat setempat terhadap
ilmu dan kemajuan teknologi. Sehingga orang yang bergelut dalam pengembangan
kurikulum di negara kita, seharusnya memperhatikan asas-asas atau landasan
keempat itu.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku “Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, Halaman 22 BSNP, Jakarta,
2006.
Subandijah, 1993. Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan
Praktek. Bandung:
P.T. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjan. Pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah Bandung: Sinar Baru, 1991
http://whyfaqoth.blogspot.com/
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !