Headlines News :

Lomba Blog BPJS Ketenagakerjaan

Home » » fi'il muta'adzi

fi'il muta'adzi

PEMBAHASAN A. Devinisi Fi’il Muta’adi dan Lazim فَالْمُتَعَدِّى هُوَ الَّذِى يَصِلُ اِلَى مَفْعُوْلِهِ بِغَيْرِ حَرْفِ جَرٍّ Yaitu: “Fi’il yang maknanya bisasampai pada maf’ul bihnya tanpa perantaraan huruf jar”. Contoh: ضَرَبْتُ رَيْدًا Saya memukul zaid B. Tanda Fi’il Muta’adi Yaitu apabila bisaditemukan dengan Ha’ Dlomir yang rujuk pada selain masdarnya Fi’il dan bisa dicetakan isim Maf’ul yang Tam (yang tidak membutuhkan huruf Jar). Contoh: اَلْخَيْرُ عَمِلَهُ زَيْدٌ Kebaikan itu dilakukan oleh zaid Isim maf’ulnya: مَفْعُوْلٌ اَلشَّرٌّ مَفْتَهُ الله Kejelekan itu di murkai Allah Isim maf’ulnya: مَمْقُوْتٌ Catatan : Ha’ dlomir yang ruju’ pada masdarnya fi’il tidak bisa dijadikan tandanya fi’il muta’adi, karena bisa ditemukan fi’il mutaaddidan fiil lazim. Seperti: Yang bertemu fi’il lazim اَلْخُرُوْجُ خَرَجَهُ زَيْدٌ Zaid melakukan pekerjaan keluar Yang bertemu fi’il muta’adi اَلضَّرْبُ ضَرَبَهُ زَيْدٌ Zaid melakukan pekerjaan memukul Fi’il muta’adi juga dinamakan fi’il waqi’ karena pekerjaannya terjadi pada maf’ul, juga dinamakan fi’il mujawiz, karena pekerjaannya melewati dan sampai pada maf’ul. C. Devinisi Fi’il Lazim Yaitu fi’il yang maknanya tidak bisa sampai pada maf’ul kecuali dengan perantaraan huruf jar atau fi’il yang tidak membutuhkan pada maf’ul bih. Contoh: مَرَرْتُ بِزَيْدٍ Saya berjalan bertemu dengan Zaid قَامَ زَيْدٌ Zaid telah pergi Catatan: - Tandanya fi’il lazim yaitu tidak bisa ditemukan dengan ha’ dlomir yang ruju’ pada selainnya masdarnya fi’il dan isim maf’ulnya tidak Tam (membutuhkan huruf jar), seperti: مَمْرُوْرٌ بِهِ - Fi’il lazim dinamakan juga fi’il qoshir, karena diringkas dicukupkan dengan fail. D. Keadaan Fi’il Muta’adi Yaitu menashobkan pada maf’ul bihnya apabila tidak menjadi naibul fa’il. Contoh: تَدَبَّرْتُ الْكُتُبَ Saya memikirkan isinya kitab Apabila dijadikan naibul fail maka dibaca rofa’, diucapkan: تَدَبِّرَتْ الكُتُبُ Isinya kitab difikirkan Catatan: Terkadang maf’ul bih dibaca rofa’ dan fail dibaca nashob ketika aman darikeserupaan. Namun halini hukumnya sima’i dan tidak boleh diqiyaskan. Seperti: خَرَقَ الثَّوْبُ الْمِسْمَارَ Paku menyobekkan pada baju وَكَسَرَ اْلرَحاَحَ الْحَجَرَ Batu memecahkan kaca Dan terkadang keduanya dibaca nashob, namun hukumnya sima’i. E. Pembagian Fi’il Muta’adi Fi’il muta’addi dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Fi’il yang mutaaddinya pada satu maf’ul Seperti: ضَرَبَ 2) Fi’il yang muta’adi pada dua maf’ul Seperti: ظن dan اعطى 3) Fi’il yang muta’adi pada tiga maf’ul Seperti:ارى dan اعلم F. Fi’il-Fi’il Yang Ditentukan Kelazimannya Fi’il lazim yaitu selainnya fi’il muta’adi (yaitu fi’il yang tidak bisa ditemukan ha’ dlomir yang ruju’ pada selainnya masdarnya fi’il), dan diwajibkan lazimnya. 1) Fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak Seperti; نهم (rakus) 2) Fi’il-fi’il yang mengikuti wazan:اِفْعَلَلَّ 3) Fi’il yang menyerupai اِقْعَنْسَسَ (mengikuti wazan اِفْعَلَلَّ ) 4) Fi’il yang menunjukkan makna bersih atau kotor. 5) Fi’il yang menunjukkan makna sifat yang baru terjadi selain gerakan tangan 6) Fi’il yang menjadi muthowa’ahnya fi’il yang mutaaddi pada satu maf’ul, seperti: مَدَّهُ فَامْتَدَّ
Share this article :

Blog Archive

Followers

Search This Blog

Blogger Themes

Random Post

Bagaimana Pendapat Anda dengan Blog ini?

Trending Topik

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified
SELAMAT DATANG
script>
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Berbagai Kumpulan Makalah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template