Headlines News :

Lomba Blog BPJS Ketenagakerjaan

Home » » MODUL AJAR KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA (IPAS)

MODUL AJAR KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA (IPAS)

BAGI YANG MEMBUTUHKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA SILANGKAH HUBUNGI NO. WA 085768843833

 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

MODUL AJAR

KURIKULUM MERDEKA

 

 

Nama Penyusun                :   _______________________________

Nama Sekolah                   :   _______________________________

Mata Pelajaran                 :   Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

Fase C, Kelas / Semester  :   V (Lima)  / I (Ganjil)

 

 

 


MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

IPAS FASE C SD KELAS V

 


INFORMASI UMUM

A.  IDENTITAS MODUL

Penyusun

Instansi

Tahun Penyusunan

Jenjang Sekolah

Mata Pelajaran

Fase C / Kelas / Semester

BAB 1

 

Alokasi Waktu

:

:

:

:

:

:

:

 

:

.....................................

SD ...............................

Tahun 20 …

SD

Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)

5 (Lima) / I (Ganjil)

Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi

27  JP x 35 Menit (6 x Pertemuan) 

B.   KOMPETENSI AWAL

Capaian Pembelajaran Fase C

Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk  menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.

Elemen

Capaian Pembelajaran

Pemahaman IPAS (sains dan sosial)

Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia (sistem pernafasan/pencernaan/peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan   organ   tubuhnya   dengan   benar. Peserta didik menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik- abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan  pemahamannya terhadap  konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang  dapat  terjadi  serta mengusulkan upaya- upaya individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan  serta  penemuan  sumber  energi  alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di sekitarnya.

Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak  rotasi  dan  revolusi  bumi.  Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.

Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal letak dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan. Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme, merefleksikan perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari.

Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar.

Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.

Keterampilan proses

1.  Mengamati

Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya, serta mencari persamaan dan perbedaannya.

2.  Mempertanyakan dan memprediksi

Dengan panduan, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas  hasil  pengamatan  dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.

3.  Merencanakan dan melakukan penyelidikan

Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan melakukan langkah-langkah operasional  untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.

4.  Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun penjelasan ilmiah.

5.  Mengevaluasi dan refleksi

Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes.

6. Mengomunikasikan hasil

Mengomunikasikan  hasil  penyelidikan secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan.

 

 

C.  PROFIL PELAJAR PANCASILA

1)  Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia,

2)  Berkebinekaan global,

3)  Bergotong-royong,

4)  Mandiri,

5)  Bernalar kritis, dan

6)  Kreatif.

D.  SARANA DAN PRASARANA

Topik A: Cahaya dan Sifatnya.

Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik:

1.  Referensi percobaan sifat-sifat cahaya (Lampiran 1.4);

2.  Alat tulis;

3.  Alat mewarnai;

4.  Cermin datar;

5.  Senter;

6.  Gelas;

7.  Prisma (jika ada, untuk membuat pelangi);

8.  Material lainnya menyesuaikan dengan desain yang siswa buat atau berdasarkan referensi di Lampiran 1.4.

 

Topik B: Melihat karena Cahaya.

Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik:

1.   Lembar kerja (Lampiran 1. 1) untuk masing-masing peserta didik;

2.   Alat tulis;

3.   Cermin;

4.   Alat mewarnai.

 

Topik C: Bunyi dan Sifatnya.

Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik:

1.   Lembar kerja (Lampiran 1.2 dan 1.3), untuk masing-masing peserta didik;

2.   Alat tulis;

3.   Alat mewarnai;

4.   Baskom;

5.   Botol air bekas ukuran besar. Gunting dasar botol sehingga bagian bawahnya terbuka;

6.   Botol bekas dengan ukuran sama 5 buah;

7.   Pewarna makanan.

Perlengkapan yang dibutuhkan guru:

1.   Alat musik (bisa gitar, suling, xilofon, dan lainnya) atau peluit;

2.   Garpu tala (jika tersedia);

3.   Macam rekaman bunyi dengan variasi tinggi rendah nada serta intensitas ( jika tersedia fasilitasnya);

4.   Kaleng bekas 2 buah. Satu kaleng dibuat lubang-lubang kecil di bagian dasar seperti pada gambar di Informasi Buku Guru;

5.   Kain atau benda berbusa.

 

Topik D: Mendengar karena Bunyi.

Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik:

1.   Alat tulis;

2.   Alat mewarnai;

3.   Balon;

4.   Toples;

5.   Garam.

 

E.  SUMBER BELAJAR

Sumber Utama

§  Buku Ilmu Pengetahuan Alam Sosial untuk SD Kelas V.

Sumber Alternatif 

§  Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber belajar yang terdapat dilingkung sekitar dan sesuaikan dengan tema yang sedang dibahas.

F.  MATERI PEMBELAJARAN

Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi

§  Pengenalan Topik Bab 1.

-     Melihat karena Cahaya, Mendengar  karena Bunyi.

§  Topik A: Cahaya dan Sifatnya.

-     Sifat dan Karakteristik Cahaya

§  Topik B: Melihat karena Cahaya.

-     Bagian-bagian Mata ; Cara mata bekerja

§  Topik C: Bunyi dan Sifatnya.

-     Sifat dan karakteristik bunyi

§  Topik D: Mendengar karena Bunyi.

-     Bagian-bagian Telinga ; Cara Telinga Bekerja

§  Proyek Pembelajaran

-     Media Edukasi Cara Merawat Mata/Telinga

G.  TARGET PESERTA DIDIK

v  Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

H.  MODEL PEMBELAJARAN

v  Tatap Muka

I.  KOSAKATA BARU

§  Transparan

§  Buram

§  Bias

§  Kornea

§  Iris

§  Pupil

§  Lensa

§  Retina

§  Gema

§  Gaung

§  Intensitas

§  Gendang telinga

§  Koklea

§  Rumah siput

J.  KETERAMPILAN YANG DILATIH

1.  Membaca (memahami isi teks bacaan).

2.  Melakukan observasi.

3.  Mengidentifikasi.

4.  Menulis (menuangkan gagasan atau pendapat dalam bentuk tulisan).

5.  Menganalisis.

6.  Mendesain percobaan sederhana.

7.  Menggambar (menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk gambar).

8.  Daya abstraksi (menuangkan apa yang dilihat dalam bentuk tulisan).

9.  Berkomunikasi (menceritakan kembali pengalaman, mendengar cerita teman sebaya).

KOMPONEN INTI

A.   TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Bab 1 :

1.  Menjelaskan sifat-sifat bunyi dan cahaya melalui percobaan sederhana.

2. Mendemonstrasikan bagaimana sistem pendengaran dan penglihatan manusia bekerja.

 

Pengenalan Topik Bab 1

1.1         Peserta didik melakukan aktivitas yang berkaitan dengan tema pembelajaran sebagai perkenalan.

1.2         Peserta didik mengetahui apa yang ingin dan akan dipelajari di bab ini.

1.3         Peserta didik membuat rencana belajar.

 

Topik A: Cahaya dan Sifatnya.

1.4         Peserta didik bisa mendesain percobaan sederhana untuk membuktikan sifat cahaya.

1.5         Peserta didik bisa menjelaskan sifat-sifat cahaya berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.

 

Topik B: Melihat karena Cahaya.

1.6         Peserta didik mengetahui bagian-bagian mata dan fungsinya.

1.7         Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja mata melalui bagan atau skema sederhana.

 

Topik C: Bunyi dan Sifatnya.

1.8         Peserta didik bisa menjelaskan sifat-sifat bunyi berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.

1.9         Peserta didik bisa menjelaskan karakteristik bunyi berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.

Topik D: Mendengar karena Bunyi.

1.10     Peserta didik mengetahui bagian-bagian telinga dan fungsinya.

1.11     Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja telinga melalui bagan atau skema sederhana.

 

Proyek Pembelajaran

1.12     Peserta didik bisa membuat media informasi mengenai cara merawat dan menjaga kesehatan mata dan telinga.

1.13     Peserta didik dapat melakukan penelusuran yang berkaitan dengan tema.

1.14     Peserta didik dapat mendesain media informasi yang menyesuaikan dengan target penerima informasi.

B.   PEMAHAMAN BERMAKNA

Peserta didik akan belajar mengenai sifat cahaya yang dikaitkan dengan indra penglihatan, serta sifat bunyi yang dikaitkan dengan indra pendengaran.

Peserta didik diajak untuk mengamati sifat-sifat cahaya dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan membuktikannya melalui percobaan sederhana. Dari pemahaman ini, peserta didik diharapkan dapat mengaitkannya dengan proses melihat dan mendengar, kemudian menampilkannya dalam bentuk skema sederhana. Peserta didik juga diharapkan dapat menyadari pentingnya menjaga kesehatan penglihatan dan pendengaran dalam pola hidup kesehariannya (bernalar kritis). Kemudian, kesadaran ini dapat dituangkan dalam sebuah media edukasi yang kreatif sebagai bentuk kontribusi di lingkungan sekolahnya (akhlak mulia).

 

C.  PERTANYAAN PEMANTIK

Pengenalan Topik Bab 1

1.   Informasi apa yang kalian dapatkan dari melihat?

2.   Informasi apa yang kalian dapatkan dari mendengar?

 

Topik A: Cahaya dan Sifatnya.

1.   Bagaimana cahaya merambat?

2.   Mengapa ada bayangan? Apa yang memengaruhi bentuk bayangan?

3.   Mengapa kita bisa melihat bayangan kita di cermin?

4.   Bagaimana pelangi terbentuk?

 

Topik B: Melihat karena Cahaya.

1.   Mengapa kita bisa melihat benda?

2.   Bagaimana cara mata kita bekerja?

 

Topik C: Bunyi dan Sifatnya.

1.   Bagaimana bunyi merambat?

2.   Mengapa ada bunyi keras dan pelan?

3.   Apa yang memengaruhi tinggi dan rendahnya suatu bunyi?

4.   Apa yang memengaruhi keras dan pelan suatu bunyi?

5.   Apakah kita bisa meredam suara?

 

Topik D: Mendengar karena Bunyi.

1.   Mengapa kita bisa mendengar bunyi?

2.   Bagaimana cara telinga kita bekerja?

3.   Apa bahaya suara yang keras terhadap telinga kita?

D.   KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pengenalan Topik Bab 1 (2 JP)

Kegiatan Pembuka

1.  Guru  mempersiapkan   peserta  didik  secara  fisik   maupun  psikis  untuk   dapat mengikuti  pembelajaran  dengan baik.

2.  Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti  pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan  semangat belajar peserta didik.

3.  Peserta didik diberikan  kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya  masing-masing sebelum pembelajaran  dilaksanakan.

4.  Setelah berdoa selesai, guru memberikan  klarifikasi  terhadap  aktivitas  pembuka tersebut  dengan mengaitkannya  dengan materi  dan kegiatan  belajar yang akan dilaksanakan.

5.  Peserta didik  bersama dengan guru mendiskusikan  tujuan  dan rencana kegiatan pembelajaran

 

Kegiatan Inti

1. Mulailah kelas dengan melakukan permainan yang berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran, seperti:

a. Pesan berantai menggunakan telepon benang. Siapkan telepon benang sesuai jumlah kelompok.

b. Saat bermain, ajak juga peserta didik untuk menyentuh benang dan merasakan getarannya saat salah satu teman bersuara. Tujuannya untuk mengingatkan kembali bahwa bunyi berasal dari getaran.

c. Menebak benda dengan mata tertutup. Peserta didik meraba sebuah benda yang disimpan di dalam kotak. Kemudian, menebak benda apa yang mereka raba. Bisa juga jenis permainan lain yang dilakukan dengan mata tertutup.

d. Tebak bunyi. Peserta didik menirukan bunyi tertentu di depan kelas.

Kemudian, teman-temannya mencoba menebak bunyi yang dimaksud.

e. Tebak gambar. Guru memberikan sebuah kata benda/situasi kepada salah satu peserta didik. Kemudian, peserta didik menggambar di depan kelas dan ditebak oleh teman-temannya.

2. Lanjutkan kegiatan diskusi mengenai indra yang mereka pakai (atau tidak mereka pakai) saat melakukan permainan di atas, seperti:

a. Mengapa kalian tidak bisa melihat ketika memakai penutup mata?

(pertanyaan ini untuk mengaitkan proses melihat dengan cahaya)

b. Mengapa kalian bisa menebak suatu bunyi walaupun tidak melihat sumber bunyinya?

3. Ajak peserta didik untuk melihat gambar pembuka bab. Tanyakan kepada mereka jika mereka hadir dalam festival tersebut, apa yang kira-kira mereka lihat dan dengar? Diskusikan juga pertanyaan berikut.

a. Mengapa kalian bisa membayangkan sesuatu walaupun tidak hadir atau tidak melihat langsung?

b. Mengapa kalian bisa membayangkan sebuah suara atau bunyi walaupun tidak sedang mendengarnya?

Kedua jawaban di atas berhubungan dengan rekaman atau ingatan yang ada di otak kita. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengaitkan proses melihat dan mendengar dengan otak.

4. Kaitkan juga proses melihat dan mendengar sebagai salah satu bentuk informasi dengan mendiskusikan pertanyaan berikut.

a. Informasi apa yang kalian dapatkan dari melihat?

b. Informasi apa yang kalian dapatkan dari mendengar?

5. Ajak peserta didik untuk memikirkan informasi apa yang mereka dapatkan dari keseharian mereka, baik yang melalui visual maupun bunyi. misalnya, informasi jam istirahat melalui bunyi bel, informasi lampu lalu lintas melalui visual, informasi tanda bahaya melalui alarm, dan masih banyak lagi.

6. Galilah pengetahuan awal peserta didik mengenai cahaya, bunyi, proses melihat, dan mendengar. Tanyakan juga apa yang ingin mereka ketahui saat belajar bab ini.

7. Sampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam bab ini dan elaborasikan dengan apa yang ingin diketahui peserta didik tentang mata dan telinga.

 

Kegiatan Penutup

1.  Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.

2.  Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3.  Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).

4.  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa penutup.

 

Kegiatan Keluarga

Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.

1. Mengajak peserta didik untuk mencari sumber-sumber cahaya yang ada di rumah.

2. Mengajak peserta didik untuk mencari benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa ditembus cahaya di rumah.

3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan benda-benda yang terlihat “bengkok” jika dimasukkan dalam air.

4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di ruangan gelap dan ada sedikit cahaya.

5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk dan bagian matanya.

6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat).

Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

Pengajaran Topik A: Cahaya dan Sifatnya (5 JP)

Kegiatan Pembuka

1.  Guru  mempersiapkan   peserta  didik  secara  fisik   maupun  psikis  untuk   dapat mengikuti  pembelajaran  dengan baik.

2.  Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti  pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan  semangat belajar peserta didik.

3.  Peserta didik diberikan  kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya  masing-masing sebelum pembelajaran  dilaksanakan.

4.  Setelah berdoa selesai, guru memberikan  klarifikasi  terhadap  aktivitas  pembuka tersebut  dengan mengaitkannya  dengan materi  dan kegiatan  belajar yang akan dilaksanakan.

5.  Peserta didik  bersama dengan guru mendiskusikan  tujuan  dan rencana kegiatan pembelajaran

 

Kegiatan Inti

1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi pembuka Topik A pada Buku Siswa.

2. Lanjutkan diskusi dengan bertanya pengalaman peserta didik mengenai situasi pada gambar. Guru juga dapat memancing diskusi dengan bertanya:

a. Di mana sumber cahaya pada gambar di buku?

b. Apa yang kalian ketahui tentang cahaya? (Ingatkan bahwa mereka sudah mengenal energi cahaya dari kelas 3)

c. Apa saja sumber cahaya yang kalian manfaatkan sehari-hari?

3. Diskusikan bersama peserta didik mengenai sifat-sifat cahaya yang ada pada Buku Siswa. Sifat-sifat ini sering mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Lakukan diskusi dengan lebih banyak menggali pengamatan mereka di keseharian, baru masukkan konsep sains dalam pengamatan tersebut.

4. Setelah peserta didik mulai mengenal sifat-sifat cahaya, bagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri atas 4 - 5 orang peserta didik.

5. Berikan penjelasan kepada peserta didik mengenai kegiatan kelompok yang akan mereka kerjakan sesuai panduan di Buku Siswa.

6. Minta perwakilan kelompok untuk mengambil kertas undian yang akan menentukan sifat cahaya yang perlu mereka buktikan.


7. Jika memiliki fasilitas perpustakaan dengan buku yang sesuai atau fasilitas internet, ajaklah peserta didik untuk melakukan penelusuran mengenai percobaan yang bisa mereka coba. Bisa juga menggunakan referensi pada Lampiran 1.4 untuk dijadikan sumber bacaan peserta didik. Biarkan peserta didik membaca, mempelajari, dan menentukan terlebih dahulu secara mandiri percobaan yang mau mereka buat.

8. Beri arahan target yang jelas untuk setiap kegiatan, misal:

a. Pertemuan pertama: menentukan desain dan kebutuhan alat dan bahan. Saat peserta didik memberikan keputusan desain serta kebutuhan alat dan bahan, berikan masukan untuk alat dan bahan yang lebih mudah ditemukan.

b. Pertemuan kedua: melakukan uji coba dari alat dan bahan yang tersedia dan menulis instruksi. Arahkan peserta didik untuk menggunakan kemampuan bahasanya dan menulis langkah percobaan yang jelas dan mudah dipahami temannya. Berikan contoh sebuah langkah percobaan untuk dipelajari peserta didik.

9. Pastikan peserta didik sudah melakukan uji coba dan berhasil sebelum masuk ke tahap selanjutnya. Pastikan juga langkah pengerjaan yang dibuat peserta didik di setiap kelompok dapat dipahami oleh kelompok lain.

1. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan dua cara yang bisa disesuaikan dengan kondisi kelas, yaitu:

Cara 1:

Peserta didik melakukan demonstrasi di depan teman-temannya. Kelompok lain mengamati dan menebak sifat cahaya. Guru melakukan diskusi dan pembahasan di selang kelompok.

Cara 2:

Peserta didik melakukan percobaan keliling/pos. Panduan mengenai cara ini dapat dilihat di variasi kegiatan eksperimen pada Panduan Umum Buku Guru.

2. Sebelum memulai, arahkan peserta didik untuk membuat tabel berikut di buku tugasnya. Tabel tersebut dipergunakan untuk menuliskan hasil pengamatan. Jumlah baris dalam tabel disesuaikan dengan jumlah kelompok.

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)

Jawaban refleksi nomor 1 - 4 akan bervariasi sesuai pengalaman peserta didik.

5. Bagaimana cahaya merambat?

Cahaya merambat lurus.

6. Mengapa kalian memiliki bayangan? Dan mengapa bayangan tubuh kalian tersebut berubah-ubah?

Karena tubuh manusia tidak tembus cahaya sehingga terjadi bayangan. Bayangan tubuh berubah-ubah karena arah cahaya dan kedekatannya juga berbeda-beda. Misal, bayangan di ruangan berlampu akan berbeda dengan bayangan di luar dengan Matahari.

7. Mengapa kita bisa melihat bayangan kita di cermin?

Karena cahaya memantulkan bayangan dari cermin ke mata kita

8. Bagaimana pelangi terbentuk?

Cahaya Matahari diuraikan oleh air hujan sehingga akan membentuk 7 warna pelangi.

9. Apakah sifat cahaya yang paling sering kalian rasakan sehari-hari?

bervariasi

10. Bagaimana cahaya berperan terhadap penglihatan kita?

Cahaya memantul dari objek ke mata kita sehingga kita bisa melihat suatu

benda. Tanpa cahaya maka mata kita tidak bisa melihat.

 

Kegiatan Penutup

1.  Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.

2.  Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3.  Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).

4.  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa penutup.

 

Kegiatan Keluarga

Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.

1. Mengajak peserta didik untuk mencari sumber-sumber cahaya yang ada di rumah.

2. Mengajak peserta didik untuk mencari benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa ditembus cahaya di rumah.

3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan benda-benda yang terlihat “bengkok” jika dimasukkan dalam air.

4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di ruangan gelap dan ada sedikit cahaya.

5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk dan bagian matanya.

6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat).

Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

Pengajaran Topik B: Melihat karena Cahaya (5 JP)

Kegiatan Pembuka

1.  Guru  mempersiapkan   peserta  didik  secara  fisik   maupun  psikis  untuk   dapat mengikuti  pembelajaran  dengan baik.

2.  Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti  pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan  semangat belajar peserta didik.

3.  Peserta didik diberikan  kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya  masing-masing sebelum pembelajaran  dilaksanakan.

4.  Setelah berdoa selesai, guru memberikan  klarifikasi  terhadap  aktivitas  pembuka tersebut  dengan mengaitkannya  dengan materi  dan kegiatan  belajar yang akan dilaksanakan.

5.  Peserta didik  bersama dengan guru mendiskusikan  tujuan  dan rencana kegiatan pembelajaran

 

Kegiatan Inti

1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi Topik B pada Buku Siswa.

2. Lanjutkan diskusi dengan menggali pengetahuan peserta didik mengenai bagian mata atau cara mata bekerja.

3. Arahkan peserta didik untuk menyiapkan cermin dan bagikan lembar kerja di Lampiran 1.1.

4. Arahkan kegiatan ini sesuai instruksi pada Buku Siswa.

5. Setelah peserta didik selesai melakukan kegiatan, fokuskan kembali peserta didik kepada guru dan lakukan pembahasan bersama mengenai bagian-bagian mata dan fungsinya. Gunakan teks “Bagian Mata dan Fungsinya” pada Buku Siswa sebagai alat bantu. Lalu, mintalah peserta didik melengkapi bagianbagian mata yang ada di lembar kerja.

6. Setelah peserta didik memahami bagian-bagian utama dalam proses melihat, gunakan infografis “Bagaimana Kita Melihat” pada Buku Siswa untuk mendiskusikan cara mata bekerja. Ajak peserta didik untuk mengamati sifat cahaya yang berperan pada proses ini melalui infografis tersebut.

Jawaban: cahaya dipantulkan dari objek ke mata, serta cahaya dibiaskan saat melewati kornea.

7. Diskusikan juga bersama peserta didik bagaimana proses melihat merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan antara bagiannya serta bagaimana otak menjadi sumber penerjemah dari rangsangan cahaya.

1. Arahkan kegiatan menggambar skema sesuai dengan panduan di Buku Siswa.

2. Untuk peserta didik yang masih bingung dengan apa itu skema atau bagan, berilah sebuah contoh proses lain yang sederhana di papan tulis.

3. Arahkan peserta didik untuk membuat skema/gambar versinya sendiri dan tidak meniru yang ada di buku.

4. Tips:

5. Untuk peserta didik yang kesulitan, fokuskan pemahaman di bagian-bagian utama proses melihat, seperti kornea, pupil, lensa, retina, dan otak.

1. Bagi peserta didik ke dalam kelompok berisi 3 - 4 orang. Arahkan kegiatan kelompok sesuai panduan pada Buku Siswa. Gunakan ilustrasi gambar sebagai alat bantu untuk mengarahkan kegiatan diskusi yang hidup.

Berikan contoh cara menuliskan pendapat atau memberi saran yang baik untuk teman.

2. Setelah kegiatan berbagi selesai, arahkan kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang ada pada Buku Siswa. Siapkan kembali lembar kerja di Lampiran 1.1 untuk menuliskan hasil diskusi.

3. Setelah waktu selesai, fokuskan kembali perhatian peserta didik pada guru.

Selanjutnya, lakukan diskusi dan pembahasan bersama:

a. Apa fungsi dari berkedip dan apa yang terjadi jika kita tidak berkedip?

Berkedip akan membasahi mata dan membuat mata menjadi tidak kering.

b. Mengapa saat mata kita terkena kotoran akan keluar air mata?

Air mata berfungsi sebagai pelindung terhadap benda asing.

Saat terkena kotoran, air mata berfungsi mengeluarkan kotoran dari mata kita.

c. Apakah kita boleh melihat cahaya yang terlalu terang? Mengapa?

Tidak boleh, karena cahaya yang masuk terlalu banyak akan merusak bagian mata kita. Iris dan pupil berfungsi mengatur agar jumlah cahaya yang masuk sesuai dengan kebutuhan kita.

d. Berikan contoh aktivitas atau pekerjaan yang membutuhkan perlindungan terhadap mata!

Bervariasi, contohnya, ketika di tempat yang berdebu, aktivitas/ pekerjaan yang melihat layar komputer dalam waktu lama, pekerja bangunan, pekerja di laboratorium atau bengkel, dan masih banyak lagi.

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)

1. Hal baru apakah yang kalian dapatkan dari topik ini?

Bervariasi.

2. Apa hubungan cahaya dan proses melihat?

Kita dapat melihat karena cahaya. Sumber cahaya mengenai objek dan cahaya dipantulkan ke mata kita.

3. Mengapa kita tetap bisa melihat ketika malam hari?

Karena malam hari tetap ada sumber cahaya, bisa dari lampu, Bulan, dan bintang.

4. Mengapa kita perlu berkedip?

Berkedip membuat mata kita tetap basah. Berkedip juga sebagai reflek ketika ada benda asing yang masuk ke mata.

5. Informasi apa yang diberikan oleh mata kita? Jika mata kita tidak berfungsi, adakah cara lain untuk mendapatkan informasi ini?

Bervariasi. Informasi mengenai benda-benda di sekitar kita, di mana kita berada, siapa lawan bicara kita, tulisan yang kita baca, dan masih banyak lagi. Cara lainnya bisa melalui indra yang lain, seperti indra peraba, pendengaran, dan penciuman.

6. Apa saja yang tidak bisa kita lakukan jika kita tidak bisa melihat?

Bervariasi. Ketika mendiskusikan pertanyaan ini sampaikan bahwa Tuhan menciptakan indra-indra yang lain untuk saling melengkapi. Ketika salah satu indra tidak berfungsi, masih ada indra lain yang membantu walaupun tidak akan sama. Banyak orang dengan gangguan penglihatan dan masih bisa beraktivitas, bahkan mencetak prestasi. Mempunyai indra penglihatan yang sehat merupakan suatu hal yang perlu disyukuri.

7. Menurut kalian cara apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata kita?

Bervariasi. Bisa dengan makan makanan yang bernutrisi, membaca dengan jarak yang cukup, mengatur penerangan saat membaca, tidak melihat layar televisi/komputer/telepon pintar dalam waktu lama, tidak menyentuh mata sembarangan, dan masih banyak lagi.

 

 

Kegiatan Penutup

1.  Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.

2.  Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3.  Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).

4.  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa penutup.

 

Kegiatan Keluarga

Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.

1. Mengajak peserta didik untuk mencari sumber-sumber cahaya yang ada di rumah.

2. Mengajak peserta didik untuk mencari benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa ditembus cahaya di rumah.

3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan benda-benda yang terlihat “bengkok” jika dimasukkan dalam air.

4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di ruangan gelap dan ada sedikit cahaya.

5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk dan bagian matanya.

6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat).

Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

Pengajaran Topik C: Bunyi dan Sifatnya (5 JP)

Kegiatan Pembuka

1.  Guru  mempersiapkan   peserta  didik  secara  fisik   maupun  psikis  untuk   dapat mengikuti  pembelajaran  dengan baik.

2.  Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti  pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan  semangat belajar peserta didik.

3.  Peserta didik diberikan  kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya  masing-masing sebelum pembelajaran  dilaksanakan.

4.  Setelah berdoa selesai, guru memberikan  klarifikasi  terhadap  aktivitas  pembuka tersebut  dengan mengaitkannya  dengan materi  dan kegiatan  belajar yang akan dilaksanakan.

5.  Peserta didik  bersama dengan guru mendiskusikan  tujuan  dan rencana kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi Topik C pada Buku Siswa. Lakukan diskusi mengenai sumber bunyi dan alat musik yang dimainkan pada gambar pembuka topik. Berikan pertanyaan berikut pada peserta didik:

a. Manakah yang menghasilkan bunyi dengan nada tinggi?

b. Manakah yang menghasilkan bunyi dengan nada rendah?

c. Apa yang perlu dilakukan Ian untuk menghasilkan suara yang lebih kencang?

2. Bagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri atas 3 - 4 orang dan bagikan lembar kerja pada Lampiran 1.2.

3. Arahkan setiap kelompok untuk menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan. Untuk memandu kegiatan percobaan, lihat variasi kegiatan eksperimen pada Panduan Umum Buku Guru.

4. Untuk percobaan dalam kegiatan ini bisa dilakukan dengan tiga cara yang bisa disesuaikan dengan kondisi kelas.

5. Berikan arahan untuk kegiatan percobaan sesuai panduan di Buku Siswa.

6. Setelah semua kelompok melakukan ketiga percobaan, arahkan kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang ada di Buku Siswa.

a. Media apa saja yang bisa merambatkan bunyi dari ketiga percobaan yang telah dilakukan?

Percobaan 1 menggunakan benda padat (meja) sebagai perantara.

Percobaan 2 menggunakan udara (gas) sebagai perantara. Percobaan 3 menggunakan air sebagai perantara.

b. Di antara ketiga percobaan yang telah dilakukan, mana menurut kalian media

yang paling baik merambatkan bunyi? (terdengar lebih keras dan jelas)

Benda padat lebih baik dalam menghantarkan bunyi karena tersusun rapat sehingga lebih mudah mengalirkan getaran.

c. Dari percobaan 1 dan 2, menurut kalian ke mana saja arah bunyi bergerak?

Kita tidak bisa melihat arah bunyi secara langsung, namun jika diamati dengan teliti kita bisa memprediksi arah bunyi bergerak. Suara ketukan sendok terdengar dari semua posisi pada percobaan 1. Kita bisa mendengar suara walaupun tidak melihat sumber suaranya. Ini menunjukkan bahwa bunyi bergerak ke segala arah.

7. Lakukan pembahasan bersama mengenai sifat bunyi. Gunakan teks “Sifat Bunyi” sebagai alat bantu. Pada saat menjelaskan, guru dapat melakukan:

a. Saat membahas mengenai arah gelombang suara, lakukan demonstrasi gelombang suara menggunakan garpu tala, seperti pada ilustrasi gambar pada materi “Sifat Bunyi” di Buku Siswa. Siapkan baskom berisi air. Ketuk garpu tala dan sentuh permukaan air dengan garpu tala. Tujuannya agar peserta didik bisa mengamati langsung bagaimana getaran bunyi yang bergerak ke segala arah.

b. Saat membahas mengenai pantulan suara, aturlah agar peserta didik dapat mengamati perbedaan suara dengan menggunakan kaleng bekas yang berlubang dan yang tidak secara bergiliran. Isi kaleng dengan kain atau busa untuk mendemonstrasikan peredaman suara.

8. Selesai pembahasan, arahkan peserta didik menuliskan kesimpulan mengenai sifat bunyi pada lembar kerja.

1. Berikan arahan kepada peserta didik mengenai langkah percobaan sesuai panduan pada Buku Siswa.

2. Bagikan Lembar Kerja 1.3 kepada masing-masing peserta didik dan arahkan untuk menulis hasil pengamatan pada percobaan 1 dan 2 di lembar kerja.

3. Setelah peserta didik mencoba/mengamati kedua percobaan dan bagaimana bunyi bisa terdengar rendah atau tinggi, keras atau pelan, lakukan pembahasan mengenai tinggi rendah bunyi serta intensitas bunyi. Gunakan teks pada Buku Siswa sebagai alat bantu.

4. Setelah pembahasan, arahkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja dan menuliskan kesimpulan percobaan.

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)

1. Hal menarik apa yang kalian dapatkan pada topik kali ini?

Bervariasi.

2. Apa perbedaan rambatan pada bunyi dan cahaya?

Cahaya merambat lurus sedangkan bunyi merambat ke segala arah.

3. Mengapa kita tidak selalu mendengar gema/gaung walaupun ada benda padat, seperti tembok di sekitar kita?

Karena ada benda-benda lain yang menyerap bunyi. Di dalam kelas ada tas, kain, tirai, buku, dan benda-benda lainnya. Di dalam rumah ada bantal, sofa, tirai, baju, karpet, dan benda-benda lainnya. Dengan  demikian, pantulan bunyi tidak menghasilkan gaung/gema.

4. Apa yang memengaruhi jenis-jenis bunyi?

Tinggi rendah nada, serta intensitas atau gaya yang diberikan dari bunyi tersebut.

5. Bagaimana kita bisa mengubah nada dan intensitas dari bunyi?

Mengubah tinggi/rendah nada dengan membuat benda bergetar lebih cepat/lambat. Bisa dengan mengencangkan senar, menambah ukuran, dan sebagainya. Mengubah intensitas dari bunyi dengan memberikan gaya yang berbeda.

Kegiatan Penutup

1.  Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.

2.  Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3.  Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).

4.  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa penutup.

 

Kegiatan Keluarga

Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.

1. Mengajak peserta didik untuk mencari sumber-sumber cahaya yang ada di rumah.

2. Mengajak peserta didik untuk mencari benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa ditembus cahaya di rumah.

3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan benda-benda yang terlihat “bengkok” jika dimasukkan dalam air.

4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di ruangan gelap dan ada sedikit cahaya.

5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk dan bagian matanya.

6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat).

Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

Pengajaran Topik D: Mendengar karena Bunyi (5 JP)

Kegiatan Pembuka

1.  Guru  mempersiapkan   peserta  didik  secara  fisik   maupun  psikis  untuk   dapat mengikuti  pembelajaran  dengan baik.

2.  Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti  pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan  semangat belajar peserta didik.

3.  Peserta didik diberikan  kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya  masing-masing sebelum pembelajaran  dilaksanakan.

4.  Setelah berdoa selesai, guru memberikan  klarifikasi  terhadap  aktivitas  pembuka tersebut  dengan mengaitkannya  dengan materi  dan kegiatan  belajar yang akan dilaksanakan.

5.  Peserta didik  bersama dengan guru mendiskusikan  tujuan  dan rencana kegiatan pembelajaran

Kegiatan Inti

1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi topik D pada Buku Siswa. Lakukan diskusi mengenai perilaku Ian pada gambar pembuka topik. Galilah juga pengetahuan peserta didik mengenai gendang telinga dan bagaimana cara kerja telinga.

2. Bagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri atas 3 - 4 orang.

3. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Berikan arahan mengenai percobaan yang akan mereka lakukan sesuai instruksi pada Buku Siswa.

Beberapa catatan terkait percobaan ini:

a. Bagian perut balon yang digunting disesuaikan dengan ukuran toples/ gelas yang dipakai. Tunjukkan pada peserta didik bagian mana yang perlu mereka gunting.

b. Saat memasangkan balon dan karet ke mulut gelas/toples, perlu ada yang menahan wadah agar tidak jatuh.

c. Pastikan balon yang terpasang dalam keadaan rapat dan renggang.

Dalam keadaan ini, balon sangat mudah untuk robek sehingga sebaiknya tidak terlalu banyak dipegang.

d. Jika tidak ada balon, bisa menggunakan plastik bungkus atau plastik tipis. Gunakan karet untuk menahan plastik dan pastikan plastik dalam kondisi renggang.

e. Taburkan garam sedikit saja, tidak perlu terlalu banyak.

f. Jika pergerakan garam kurang terlihat, perbaiki lapisan balon atau plastik sehingga lebih renggang.

4. Setelah peserta didik melakukan percobaan, arahkan mereka untuk mendiskusikan pertanyaan pada Buku Siswa.

a. Apa yang teramati pada garam di atas balon saat kalian bersuara?

Garam akan bergerak.

b. Menurut kalian apa yang membuat garam bergerak?

Suara merambat melalui udara mengenai balon. Balon bergetar dan membuat garam bergerak.

c. Jika balon robek, apakah garam masih bisa bergerak?

Tidak, balon tidak cukup renggang/tipis untuk bergetar.

5. Lakukan pembahasan mengenai percobaan ini serta kaitkan dengan bagaimana telinga kita bekerja. Gunakan teks pada Buku Siswa sebagai alat bantu. Diskusikan bersama peserta didik bagaimana proses mendengar merupakan sebuah sistem yang saling berkaitan antara bagiannya serta bagaimana otak kembali menjadi sumber penerjemah dari rangsangan

(untuk mendengar rangsangannya adalah bunyi).

6. Di akhir kegiatan, arahkan peserta didik untuk menulis kesimpulan mengenai hubungan percobaan yang dilakukan dengan telinga pada buku tugas.

1. Arahkan kegiatan menggambar skema sesuai dengan panduan di Buku Siswa.

2. Arahkan peserta didik untuk membuat skema/gambar versinya sendiri tidak meniru yang ada di buku.

1. Arahkan peserta didik untuk berkumpul lagi dengan kelompoknya.

2. Berikan penjelasan mengenai kegiatan kelompok sesuai panduan pada Buku Siswa. Gunakan cara yang sama dengan kegiatan berbagi pada topik B.

3. Setelah kegiatan berbagi selesai, arahkan kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan yang ada pada Buku Siswa.

4. Setelah waktu selesai, lakukan diskusi dan pembahasan bersama.

a. Menurut kalian bagian mana dari telinga yang berfungsi untuk melindungi telinga dari benda asing?

Bagian telinga luar (daun telinga dan saluran telinga). Kotoran telinga juga berfungsi untuk menyaring debu yang masuk.

b. Mengapa saat kita menutup telinga suara yang kita dengar menjadi kecil? (Petunjuk: lihat kembali cara telinga kita mendengar)

Karena gelombang bunyi yang masuk ke saluran dan mengenai gendang telinga hanya sedikit dibanding saat telinga dalam keadaan terbuka.

c. Apakah kita boleh mendengarkan suara yang terlalu keras? Mengapa?

Tidak boleh karena akan merusak gendang telinga.

d. Pikirkanlah aktivitas atau pekerjaan yang membutuhkan perlindungan terhadap telinga!

Bervariasi, bisa pekerja bangunan (karena banyak mendengar suara bising), musisi dan orang-orang yang bekerja di panggung, pekerja di bengkel (yang menggunakan mesin-mesin dengan suara keras), teknisi pesawat, dan masih banyak lagi. Biasanya, para pekerja ini menggunakan pelindung telinga untuk mengurangi kebisingan.

 

(Untuk memandu peserta didik, lihat bagian refleksi di Panduan Umum Buku Guru)

1. Apa hal baru yang kalian dapatkan dari topik ini?

Bervariasi

2. Apa hubungan bunyi dan proses mendengar?

Proses mendengar terjadi karena ada rangsangan bunyi yang menggetarkan gendang telinga kita. Kemudian, sistem pendengaran bekerja dari rangsangan gendang telinga.

3. Informasi apa yang diberikan oleh telinga kita? Jika telinga kita tidak berfungsi, adakah cara lain untuk mendapatkan informasi ini?

Bervariasi. Informasi yang didapatkan bisa tanda bahaya, panggilan, cerita, dan lain-lain. Cara lain untuk mendapatkan informasi ini bisa menggunakan indra yang lainnya. Sampaikan bagaimana orang dengan gangguan pendengaran menggunakan mata dan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi. Tuhan menciptakan kelima indra untuk saling melengkapi. Ketika salah satu indra tidak berfungsi masih ada indra lain yang membantu walaupun tidak akan sama.

4. Apakah suara keras baik untuk telinga kita?

Tidak. Suara keras dapat mengganggu sistem pendengaran kita.

5. Apa saja yang tidak bisa kita lakukan jika kita tidak bisa mendengar?

Bervariasi. Sampaikan bahwa banyak orang dengan gangguan pendengaran namun bisa beraktivitas, bahkan mencetak prestasi. Mempunyai indra pendengaran yang sehat merupakan suatu hal yang perlu disyukuri.

6. Menurut kalian cara apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan telinga kita?

Bervariasi. Bisa membersihkan dengan rutin, tidak memasukkan benda asing ke telinga kita, tidak memasukkan alat pembersih terlalu dalam, tidak mendengarkan musik terlalu kencang, dan masih banyak lagi.

 

Kegiatan Penutup

1.  Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.

2.  Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3.  Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).

4.  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa penutup.

 

Kegiatan Keluarga

Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.

1. Mengajak peserta didik untuk mencari sumber-sumber cahaya yang ada di rumah.

2. Mengajak peserta didik untuk mencari benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa ditembus cahaya di rumah.

3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan benda-benda yang terlihat “bengkok” jika dimasukkan dalam air.

4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di ruangan gelap dan ada sedikit cahaya.

5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk dan bagian matanya.

6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat).

Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

 

Proyek Belajar (5 JP)

Kegiatan Pembuka

1.  Guru  mempersiapkan   peserta  didik  secara  fisik   maupun  psikis  untuk   dapat mengikuti  pembelajaran  dengan baik.

2.  Guru memberikan dorongan kepada peserta didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti  pelajaran melalui apersepsi yang dapat membangkitkan  semangat belajar peserta didik.

3.  Peserta didik diberikan  kesempatan untuk memimpin doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaannya  masing-masing sebelum pembelajaran  dilaksanakan.

4.  Setelah berdoa selesai, guru memberikan  klarifikasi  terhadap  aktivitas  pembuka tersebut  dengan mengaitkannya  dengan materi  dan kegiatan  belajar yang akan dilaksanakan.

5.  Peserta didik  bersama dengan guru mendiskusikan  tujuan  dan rencana kegiatan pembelajaran

 

Kegiatan Inti

Memandu Proyek Belajar

1. Untuk memandu proyek belajar, lihat Panduan Proyek Belajar pada Panduan Umum Buku Guru.

2. Proyek bisa dibuat menjadi satu tema, yaitu mata dan telinga seperti pada Buku Siswa. Bisa juga dibagi menjadi dua tema pilihan, yaitu mata atau telinga.

Sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kelas.

3. Bimbinglah peserta didik dalam mencari informasi. Guru dapat mengarahkan peserta didik untuk mencari informasi melalui:

a.  Buku (jika ada fasilitas perpustakaan dengan koleksi buku yang sesuai, arahkan peserta didik untuk mencari informasi di sana).

b.  Mengundang tenaga kesehatan setempat atau penanggung jawab UKS sebagai narasumber.

c.  Daring (pastikan peserta didik dalam bimbingan jika mencari informasi secara daring).

d.  Wawancara dengan guru atau staf yang ada di sekolah.

e.  Buku Siswa (bagian teks antarkegiatan atau Belajar Lebih Lanjut)

4. Ajak peserta didik untuk mengenali karakter kelas 3 - 4 dan kira-kira penyajian media seperti apa yang akan menarik minat mereka.

5. Jika memungkinkan, libatkan orang tua yang berkenan untuk menjadi fasilitator bagi kelompok.

 

Menyampaikan Media Informasi

1. Diskusikan dengan wali kelas 3 dan 4 untuk waktu dan alur kegiatan ini. Kegiatan bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

a. Untuk karya berupa fisik bisa dipajang dalam waktu tertentu untuk dibaca dan dinilai oleh kelas 3 dan 4.

b. Untuk karya digital bisa menggunakan media sosial atau fasilitas multimedia jika ada. Libatkan orang tua jika menggunakan media sosial.

c. Kelompok mempresentasikan langsung di depan kelas 3 atau 4 dan membuka sesi pertanyaan.

2. Libatkan peserta didik kelas 3 dan 4 untuk memberi penilaian terhadap hasil karya kakak kelasnya.

3. Selanjutnya, bimbing peserta didik melakukan refleksi belajar sesuai Panduan Umum Buku Guru. Bimbing mereka untuk benar-benar merefleksikan tanggung jawab mereka sesuai peran dan pembagian tugas saat pembuatan proyek.

 

Kegiatan Penutup

1.  Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada pembelajaran hari ini.

2.  Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3.  Guru meminta peserta didik untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD).

4.  Guru mengajak peserta didik untuk berdoa penutup.

 

Kegiatan Keluarga

Mari kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut.

1. Mengajak peserta didik untuk mencari sumber-sumber cahaya yang ada di rumah.

2. Mengajak peserta didik untuk mencari benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa ditembus cahaya di rumah.

3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan benda-benda yang terlihat “bengkok” jika dimasukkan dalam air.

4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di ruangan gelap dan ada sedikit cahaya.

5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk dan bagian matanya.

6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat).

Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam melakukan kegiatan-kegiatan di atas.

E.  REFLEKSI

Agar proses belajar selanjutnya lebih baik lagi, mari lakukan refleksi diri dengan menjawab pertanyaan berikut.

1.  Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas? Apa yang saya sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini? Apa yang tidak saya sukai?

2.  Pelajaran apa yang saya dapatkan selama pembelajaran?

3.  Apa yang ingin saya ubah untuk meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan/hasil pembelajaran?

4.  Dengan pengetahuan yang saya dapat/miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengajar kegiatan yang sama di kemudian hari?

5.  Kapan atau pada bagian mana saya merasa kreatif ketika mengajar? Mengapa?

6.  Pada langkah keberapa peserta didik paling belajar banyak?

7.  Pada momen apa peserta didik menemui kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka?

8.  Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut dan apa peran saya pada saat itu?

(Guru dapat menambahkan pertanyaan refleksi sesuai kebutuhan).

F.  ASESMEN / PENILAIAN

Rubrik Penilaian Proyek

Kriteria Penilaian

Sangat Baik

Baik

Cukup

Perlu

Perbaikan

Hasil karya

Sesuai kriteria:

1. Berbentuk media informasi.

2. Penggunaan kata dan gambar menyesuaikan dengan target pembaca.

3. Berisi informasi mengenai cara kerja mata dan telinga.

4. Menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan mata dan telinga.

5. Menjelaskan cara menjaga kesehatan mata dan telinga.

Memenuhi

3 - 4

Kriteria yang diharapkan

Memenuhi

1 - 2

Kriteria yang diharapkan

Seluruh kriteria tidak terpenuhi.

Konten informasi

Penjelasan yang diberikan benar dan lengkap.

Ada 1 3 kesalahan.

Ada 4 6 kesalahan.

Lebih dari 6 kesalahan.

Kreativitas dan estetika

1. Dapat memanfaatkan dan memaksimalkan bahan/ fasilitas yang ada.

2. Membuat modifikasi atau pengembangan sendiri di luar arahan.

3. Karya dikemas dengan rapi dan terbaca.

4. Penjelasan menggunakan kalimat yang baik.

Tidak terlihat 1.

Tidak terlihat 2 - 3.

Seluruh kriteria tidak terpenuhi.

Penyelesaian masalah dan kemandirian

Bisa  mengembangkan ide atau mencari solusi jika ada hambatan secara mandiri.

Inisiatif mencari solusi, jika ada hambatan dengan arahan sesekali.

Bisa mencari solusi, namun dengan bimbingan.

Memerlukan bantuan setiap menemukan kesulitan.

 

Rubrik Penilaian Adik Kelas

Kriteria Penilaian

Bagaimana kalian melihat tampilan media ini?

Sangat menarik dan kreatif

Menarik

Biasa saja

 

 

Apakah kalian mendapatkan informasi mengenai cara mata/ telinga bekerja?

Ya

Tidak

Ragu-ragu

 

 

Apakah kalian mendapatkan informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mata/ telinga?

Ya

Tidak

Ragu-ragu

 

 

Apakah kalian mendapatkan informasi mengenai cara menjaga kesehatan mata/telinga?

Ya

Tidak

Ragu-ragu

 

 

Apakah kalian merasa informasi ini bermanfaat?

Sangat

Cukup

Biasa saja

 

 

Dari skala 1 - 5, menurut kalian apakah media ini berisi informasi yang jelas dan bisa kalian pahami?

1 (sangat

tidak jelas

dan susah

dipahami)

2 (tidak

jelas dan

lumayan

susah

dipahami)

3 (cukup

jelas dan

cukup bisa

dipahami)

4 ( jelas

dan bisa

dipahami

5 (sangat

jelas dan

mudah

dipahami)

Apa yang akan kalian lakukan setelah menerima informasi mengenai mata/ telinga?

 

Bagian apa yang paling kalian suka dari informasi ini?

 

 

 

 

G.  KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan/Remedial

1.  Pengayaan adalah suatu bentuk kegiatan yang diberikan kepada peserta didik yg telah mencapai kompetensi, baik secara individu maupun kelompok agar dapat memperdalam kecakapannya atau mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu bentuk pengayaan yang diberikan adalah meminta peserta didik mencari dari berbagai sumber tentang melihat karena cahaya, mendengar karena bunyi.

2.  Remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu peserta didik yang menjalani kesulitan dan menguasai materi pelajaran. Tujuan kegiatan remedial membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kelas.

 

 

 

 

H.  UJI PEMAHAMAN

A. Sifat Cahaya

Ian, Banu, Dara, dan mobil mainan dipisahkan oleh layar 1, 2, dan 3. Ketiga layar tersebut terbuat dari bahan yang berbeda-beda sehingga:

a.  Ian tidak bisa melihat Dara.

b.  Banu bisa melihat Dara dengan jelas.

c.  Dara dan Banu bisa melihat mobil mainan dengan samar.

Berdasarkan informasi di atas, apa sajakah kemungkinan bahan untuk ketiga layar tersebut? Jelaskan alasannya.

 

D. Indra Penglihatan

Mia senang membaca buku. Ia bisa duduk dan membaca buku dalam waktu yang lama, seperti pada gambar.

Setelah membaca, Mia suka mengeluhkan matanya yang terasa lelah. Bisakah kalian menjelaskan apa yang terjadi pada Mia? Gunakan penjelasan mengenai cara mata kita melihat serta bagian mata yang berpengaruh terhadap jarak benda.

 

E. Sifat Bunyi

Gedung bioskop adalah tempat untuk memutar film di layar lebar. Gedung ini akan memutar suara film dengan suara yang keras karena ruangannya cukup luas. Dinding gedung bioskop dilapisi oleh busa tebal dan lantainya dilapisi dengan karpet. Kursinya pun terbuat dari busa empuk. Dengan menggunakan sifat bunyi, menurut kalian mengapa semua gedung bioskop dibuat seperti itu?

 

 

 

F. Indra Pendengaran

Aga senang mendengarkan musik. Ia suka mendengarkan musik dengan suara yang kencang dan menggunakan alat penyuara telinga. Sebagai teman Aga, cobalah untuk menjelaskan kepadanya mengapa kebiasaan ini tidak baik untuk telinganya.

Agar lebih jelas, sampaikan juga bagaimana cara telinga kita bekerja serta apa bahaya dari suara keras pada telinga kita.

 

 

 

Kunci Jawaban

A. Sifat Cahaya

Layar 1 :  benda tak tembus cahaya (bisa kayu, tembok, dan sebagainya).

Layar 2 :  benda transparan atau bening (bisa kaca, plastik bening, dan sebagainya).

Layar 3 : benda buram atau sedikit tembus cahaya (bisa kain tipis, kertas buram, plastik putih, dan sebagainya).

 

B. Indra Penglihatan

Saat melihat benda dengan jarak dekat, lensa mata akan menggembung dan bekerja dengan tekanan. Hal ini yang menyebabkan mata Mia lelah karena membaca dengan jarak dekat dalam waktu yang lama. Sebaiknya, Mia menjaga jarak baca minimal 30 cm dengan pencahayaan yang cukup saat membaca. Lalu, istirahatkan mata dengan melihat benda-benda jauh dan hijau.

 

C. Sifat Bunyi

Untuk mencegah terjadinya pemantulan bunyi yang membuat suara dalam ruangan tidak jelas dan terdengar sampai keluar studio (atau bahkan ke studio lainnya).

Benda-benda lunak, seperti busa dan karpet dapat meredam suara. Prinsip ini juga dipakai untuk studio-studio musik.

D. Indra Pendengaran

Suara yang terlalu keras dapat merusak gendang telinga. Gendang telinga terbuat dari selaput yang tipis dan bisa rusak, bahkan robek dengan getaran yang terlalu kencang/kuat. Jika gendang telinga rusak maka tulang pendengaran dan rumah siput tidak bisa menyalurkan bunyi sampai ke saraf pendengaran. Akibatnya, kita akan mengalami gangguan pendengaran.

 

 

 

 

LAMPIRAN                     

A.  LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.1 (LKPD 1.1)

 

Nama : ........................................

Kelas  : ........................................

Petunjuk!

Aku dan Mataku

Tujuan: Mengamati bagian mata dan fungsinya.

Mari Mengamati dan Memprediksi

Tuliskan hasil pengamatan terhadap mata kalian sendiri pada tempat yang tersedia di bawah ini!

Mengamati mata di cermin :

 

 

 

 

 

 

Mengamati pupil :

 

 

 

 

 

 

Melihat benda jauh dan dekat :

 

 

 

 

 

Bagian-bagian Mata

Lengkapi gambar di bawah ini dengan nama bagiannya!

 

 

 

 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.2 (LKPD 1.2)

 

Nama : ........................................

Kelas  : ........................................

Petunjuk!

Bunyi dan Sifatnya

Tujuan: Mengamati sifat-sifat bunyi dalam percobaan sederhana.

Mari Mencoba

Tuliskan hasil pengamatan kalian pada setiap percobaan di bawah ini!

Percobaan 1:

Posisi Mendengar

Hasil Pengamatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Percobaan 2:

Kondisi

Hasil Pengamatan

Membelakangi sumber suara

 

Berada di ruangan yang berbeda dengan sumber suara

 

Berdiri di halaman sekolah

 

 

Percobaan 3:

Kondisi

Hasil Pengamatan

Mendengarkan melalui mulut botol

 

Mendengarkan tanpa alat bantu

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.3 (LKPD 1.3)

 

Nama : ........................................

Kelas  : ........................................

Petunjuk!

Botol yang Bernyanyi

Tujuan: Melakukan percobaan mengenai tinggi rendah nada serta intensitas

bunyi.

Mari Mengamati

Tulis hasil pengamatan kalian mengenai bunyi yang dihasilkan botol pada tabel di bawah ini!

Botol

Tinggi Rendah Nada yang Dihasilkan (dalam skala 1-5)

Perbedaan yang Diamati pada Percobaan 1 dan 2

Percobaan 1

Percobaan 2

A

 

 

 

B

 

 

 

C

 

 

 

D

 

 

 

E

 

 

 

 

 

Mari Berpikir

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan!

·           Botol ______ menghasilkan nada tertinggi, sedangkan botol _____ menghasilkan nada terendah.

·           Tinggi rendah nada bergantung pada seberapa cepat benda tersebut bergetar.

Benda yang bergetar ____________ akan menghasilkan bunyi dengan nada ______.

·           Sebaliknya, benda yang bergetar _______ akan menghasilkan nada ______.

·           Pada percobaan ini, udara yang ada dalam botol ____ bergetar paling cepat sehingga menghasillkan nada yang ______.

·           Saat melakukan percobaan 2, bunyi yang dihasilkan memiliki intensitas yang ______. Adapun tinggi rendah bunyi yang dihasilkan ________.

·           Jika saya meniup botol dengan gaya yang lebih kecil maka akan menghasilkan bunyi yang _______________________________ ______________________________________________________________ ______________________________________________________________

 

Mari Menyimpulkan

Lengkapi kesimpulan berikut berdasarkan percobaan dan hasil diskusi dengan guru kalian!

Botol dengan jumlah air yang sedikit dan jumlah udara yang _______ akan menghasilkan bunyi dengan nada yang paling ________. Benda yang menghasilkan bunyi dengan nada tinggi, artinya bergetar lebih _______ dibandingkan dengan benda yang menghasilkan nada rendah.

 

Cara mengubah __________ pada bunyi yang dihasilkan oleh botol, yaitu dengan cara memperbesar atau memperkecil __________ saat _____________________

 

 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.4 (LKPD 1.4)

 

Nama : ........................................

Kelas  : ........................................

Petunjuk!

Bagaimana Cahaya yang Terlihat? (1)

Alat dan bahan:

·      kertas karton (bisa juga memakai dus bekas) 2 atau 3 buah;

·      benda yang bisa dipakai untuk pijakan kertas, seperti lilin malam atau batu;

·      gunting atau pisau kertas;

·      senter;

·      kertas warna hitam (atau warna gelap);

·      penggaris.

Cara kerja:

·      Buatlah lubang dengan ukuran dan posisi yang sama di bagian bawah kertas atau dus.

·      Simpan kertas gelap sebagai alas.

·      Susunlah kertas atau dus di atas alas dengan posisi berdiri dan lubang yang sejajar seperti pada gambar. Gunakan pijakan jika memakai kertas karton agar bisa berdiri tegak.

·      Arahkan senter ke dalam lubang.

·      Amati cahaya yang terlihat pada kertas alas. Bagaimana menurutmu sifat cahaya pada percobaan ini?

 

Bagaimana Cahaya yang Terlihat? (2)

Alat dan bahan:

·      senter atau lilin;

·      selang.

Cara kerja:

·      Nyalakan senter atau lilin.

·      Aturlah posisi selang agar lurus. Mintalah bantuan teman jika mengalami kesulitan.

·      Amati cahaya dari lubang selang. Apakah kalian bisa melihat cahayanya? Apakah cahaya bisa keluar dari dalam selang?

·      Sekarang buat posisi selang melengkung seperti pada gambar. Kemudian, ulangi langkah 3.

·      Amati perbedaan yang kalian lihat. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan ini?

 

Ke mana Cahayanya? (1)

Alat dan bahan:

·      cermin datar minimal 2 buah;

·      senter.

Cara kerja:

·      Posisikan cermin dan senter seperti pada gambar. Jika memungkinkan aturlah agar kondisi ruangan menjadi lebih gelap.

·      Amati arah cahaya dari senter. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan ini?

·      Jika memiliki cermin lebih dari 2 buah, lakukanlah modifikasi dari percobaan ini sesuai kreativitas kalian.

 

Ke mana Cahayanya? (2)

Alat dan bahan:

·      senter;

·      cermin;

·      sisir;

·      kertas putih.

Cara kerja:

·      Posisikan cermin, senter, dan sisir seperti pada gambar. Gunakan kertas putih sebagai alas.

·      Jika memungkinkan aturlah agar kondisi ruangan menjadi lebih gelap.

·      Amati arah cahaya dan bayangan pada kertas putih. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan ini?

 

Bisakah Kalian Melihatnya?

Alat dan bahan:

·      benda bening (bisa kaca, plastik mika atau plastik bening);

·      benda buram atau sedikit tembus cahaya (bisa kain tipis, kertas buram atau kalkir, plastik putih, dan sebagainya);

·      benda tak tembus cahaya (bisa karton, dus, dan sebagainya);

·      benda yang bisa dipakai sebagai objek lihat (bisa pensil, tempat minum, mainan, dan sebagainya);

·      senter.

Cara kerja:

·      Siapkan benda yang akan dipakai sebagai objek lihat di bagian tengah meja.

·      Simpan benda bening di depan benda. Apakah kalian masih bisa melihat benda tersebut?

·      Nyalakan senter dan arahkan menuju benda bening. Amati apa yang terjadi pada cahaya senter.

·      Ulangi langkah 2 dan 3 dengan benda buram dan tak tembus cahaya. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan ini?

Benda yang Bengkok

Alat dan bahan:

·      gelas bening;

·      gelas yang tidak bening (tidak tembus cahaya);

·      penggaris, sendok, sedotan, atau bahan lainnya yang bisa dicelupkan dalam gelas;

·      koin;

·      selotip;

·      air.

Cara kerja:

·      Isi gelas bening dengan air.

·      Masukkan benda, seperti penggaris, sendok, dan sebagainya dalam gelas.

·      Amati bentuk benda dari atas gelas dan samping gelas. Apa yang kalian amati?

·      Sekarang ambil gelas yang tidak bening.

·      Tempelkan koin di dasar gelas menggunakan selotip. Tujuannya untuk mencegah koin bergeser.

·      Carilah posisi di mana kalian bisa melihat ke dalam gelas, tetapi tidak bisa melihat koin.

·      Setelah mendapatkan posisinya, minta bantuan teman kalian untuk menuangkan air ke dalam gelas dengan perlahan. Apa yang sekarang kalian amati dalam gelas?

Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan ini?

 

Warna Warni Cahaya

Alat dan bahan:

·      cermin datar kecil;

·      gelas bening;

·      kertas putih;

·      prisma (jika ada);

·      senter;

·      air.

Cara kerja:

·      Masukkan cermin datar ke dalam gelas.

·      Isi gelas dengan air.

·      Nyalakan senter dan arahkan ke cermin dalam gelas.

·      Pantulkan sinar ke kertas putih atau tembok putih. Amati sinar yang kalian lihat.

·      Jika ada prisma, simpan prisma di dekat tembok putih atau kertas putih.

·      Jika saat kalian melakukan percobaan, sinar Matahari sedang bersinar terik, cobalah juga menggunakan sinar Matahari sebagai pengganti senter.

·      Nyalakan senter dan arahkan ke prisma. Amati sinar yang kalian lihat. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan ini?

 

Bayangan Kecil dan Besar

Alat dan bahan:

·      mainan, bola, gelas keramik, penghapus papan tulis, atau benda kecil lain yang tak tembus cahaya dan bisa berdiri tegak;

·      senter;

·      penggaris.

Cara kerja:

·      Lakukan percobaan ini pada meja yang merapat dengan dinding.

·      Simpan benda di atas meja dengan jarak 10 - 15 cm dari tembok. Pastikan posisi benda tidak berubah-ubah.

·      Simpan senter di atas meja dengan jarak 10 cm dari benda. Amati ukuran bayangan yang terbentuk. Gunakan penggaris untuk mengukur tinggi bayangan jika dibutuhkan.

·      Dengan jarak yang masih sama, angkat senter dan arahkan ke benda dari atas. Amati ukuran bayangan yang terbentuk. Gunakan penggaris untuk mengukur tinggi bayangan jika dibutuhkan.

·      Lakukan langkah 3 dan 4 dengan jarak senter terhadap benda diubah menjadi 20 cm dan 30 cm.

·      Kalian juga bisa mengatur sendiri posisi dan jarak senter. Amati bayangan yang terbentuk jika kalian mencoba dari posisi yang berbeda-beda.

·      Apa yang bisa kalian simpulkan mengenai sifat bayangan pada percobaan ini?

B.  BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK

Topik A: Cahaya dan Sifatnya

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang bisa dilihat oleh mata kita. Tidak

semua gelombang elektromagnetik bisa teramati oleh mata kita, seperti sinar X,

gelombang radio, dan gelombang mikro (microwave). Cahaya yang biasa kita

lihat tersusun atas berbagai macam warna dengan gelombang yang berbedabeda.

Ketika gelombang tersebut disatukan, kita melihatnya sebagai cahaya putih

(termasuk Matahari).

Cahaya bergerak sangat cepat, bahkan sampai saat ini belum ada ciptaan manusia

yang bisa menandingi kecepatan cahaya. Di ruang vakum, cahaya bergerak dengan

kecepatan 300.000 km/jam. Cahaya Matahari yang sampai di Bumi merupakan

cahaya yang bergerak dari Matahari 8 menit sebelumnya. Benda yang memancarkan

cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Matahari, bintang, dan pantulan Bulan dari

Matahari termasuk sumber cahaya alami. Hewan atau tumbuhan ada juga yang

bisa memancarkan cahaya, seperti kunang-kunang, beberapa jenis ikan, cumicumi,

cacing, dan jamur menyala. Makhluk hidup tersebut memiliki senyawa kimia

khusus dalam tubuhnya yang bisa bereaksi dan menghasilkan cahaya.

 

Sifat-sifat Cahaya

1. Cahaya merambat lurus

Gelombang cahaya bergerak dengan arah yang lurus dan tidak dapat berbelok

dengan sendirinya. Apabila cahaya mengenai suatu benda gelap (benda yang

tidak dapat ditembus oleh cahaya) maka cahaya tidak akan dapat melewati benda

tersebut.

 

2. Cahaya bisa dipantulkan

Cahaya dapat dipantulkan apabila mengenai suatu benda. Pada permukaan yang

rata, arah sudut sinar datang akan sama dengan sudut sinar pantul. Namun,

pada permukaan yang kasar atau tidak beraturan, sudut-sudut ini akan memiliki

perbedaan. Miskonsepsi yang sering terjadi, yaitu permukaan yang tidak beraturan

tidak memantulkan cahaya. Padahal, cahaya tetap dipantulkan dengan arah yang

berbeda-beda. Kemudian, pantulan cahaya ini ada yang masuk ke mata sehingga

kita bisa melihat bentuk atau objek. Selain itu, miskonsepsi lainnya adalah pantulan

cahaya hanya terjadi pada cermin. Semua benda memantulkan cahaya, inilah yang

membuat kita bisa melihat sebuah objek. Namun, untuk melihat pantulan tersebut

bisa dengan percobaan sederhana melalui cermin. Hal ini yang terkadang membuat

kita mengasosiasikan cermin dengan pantulan cahaya.

 

3. Cahaya bisa menembus benda bening

Ketika cahaya mengenai suatu benda bening (benda yang tidak menyerap dan

tidak memantulkan cahaya), maka cahaya akan menembus benda itu. Biasanya

benda bening atau sering disebut benda transparan dapat meneruskan cahaya. Kita

masih dapat melihat benda yang berada di balik benda bening (seperti kaca, plastik

transparan, air) karena ada cahaya yang melewati benda tersebut dan ditangkap

oleh mata kita.

 

4. Cahaya bisa dibiaskan

Serupa dengan gelombang suara, gelombang cahaya juga memiliki kecepatan

rambat yang berbeda-beda pada medium yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan

cahaya dapat dibiaskan. Seperti contohnya ketika kita melihat sebagian sendok

yang terbenam di dalam air. Jika dilihat dari atas, sendok tampak seperti patah.

Hal ini akibat dari kecepatan rambat gelombang cahaya di dalam air lebih lambat

dibandingkan cepat rambat gelombang cahaya di udara.

 

5. Cahaya bisa diuraikan

Sama halnya dengan gelombang suara, gelombang cahaya juga memiliki panjang

gelombang yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya cahaya berwarna merah

memiliki panjang gelombang cahaya berwarna biru. Cahaya putih terdiri dari

beberapa gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Apabila

cahaya berwarna putih ini dilewatkan melalui prisma, maka setiap gelombang

cahaya akan dibiaskan dan terurai menjadi beberapa cahaya dengan panjang

gelombang yang berbeda-beda.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari yang namanya cahaya.

Bahkan, kalian bisa melihat karena adanya cahaya. Kolam renang terlihat lebih

dangkal karena ada pengaruh dari sifat cahaya. Yuk, kita pelajari bersama sifatsifat

cahaya!

 

Sifat-sifat Cahaya

Masih ingatkah kalian tentang sumber energi cahaya terbesar di Bumi? Ya,

Matahari! Cahaya Matahari merambat dari jarak yang sangat jauh untuk sampai

ke Bumi. Cahaya tidak membutuhkan media seperti udara, air, atau benda padat

untuk bergerak. Matahari bukan satu-satunya sumber cahaya. Lampu dan api

juga menghasilkan energi cahaya. Yuk, kita pelajari bersama-sama sifat cahaya!

 

1. Cahaya merambat lurus

Dari sumbernya, cahaya merambat atau bergerak lurus. Kalian bisa melihat

cahaya Matahari merambat lurus saat melewati celah-celah kecil seperti gambar

di bawah. Di ruangan yang tertutup dinding, cahaya hanya bisa masuk melalui

celah yang ada. Bisakah kalian melihat rambatan cahaya yang lurus?

2. Cahaya bisa dipantulkan

Kita bisa melihat karena cahaya memantul dari benda ke mata kita. Jika tidak

ada cahaya maka tidak ada pantulan yang diterima oleh mata. Ketika kita

bercermin, cahaya dari lampu merambat ke cermin. Lalu, cahaya tersebut

dipantulkan ke mata kita. Akhirnya, kita bisa melihat diri kita serta apa yang

ada di belakang kita.

3. Cahaya bisa menembus benda bening

Kita bisa melihat jelas melalui kaca jendela. Namun, kita tidak bisa melihat apa

yang ada di balik tembok. Mengapa demikian? Perhatikan gambar di bawah ini!

Apakah kalian bisa melihat perbedaan ketiga benda pada gambar tersebut?

Apakah di sekeliling kalian ada benda-benda bening, buram, dan gelap?

Cahaya bisa menembus benda-benda bening atau disebut juga transparan.

Oleh karena itu, kita bisa melihat dengan jelas benda-benda tertentu melalui

benda-benda transparan, seperti kaca. Sebaliknya, cahaya tidak dapat

menembus benda-benda gelap seperti contohnya tembok. Ada pula benda

yang sedikit ditembus cahaya atau buram. Pada benda ini, cahaya hanya bisa

menembus sebagian. Oleh karena itu, kita hanya bisa melihat benda dengan

samar.

 

4. Cahaya bisa dibiaskan

Selain bisa menembus benda bening, cahaya juga dapat dibiaskan atau

dibelokkan. Ketika menembus media yang berbeda, misal dari udara menembus

ke air, cahaya bisa dibiaskan atau dibelokkan. Hal inilah yang membuat Aga,

Ian, dan Banu melihat kolam renang lebih dangkal dari seharusnya.

Ketika kalian mengamati ikan dalam kolam, posisi ikan yang terlihat oleh

mata bukanlah posisi aslinya. Hal ini terjadi karena cahaya dibiaskan ketika

menembus ke air. Peristiwa ini juga yang menyebabkan sendok terlihat bengkok

ketika sebagian sendok dicelupkan dalam air.

5. Cahaya bisa diuraikan

Tahukah kalian bahwa cahaya putih merupakan gabungan dari berbagai macam

warna? Cahaya Matahari merupakan salah satu contoh cahaya putih. Cahaya

ini bisa diuraikan menjadi warna pelangi menggunakan prisma transparan.

Cahaya yang menembus prisma akan dibiaskan dan terurai menjadi warna-warna pelangi.

Pernahkah kalian melihat pelangi? Kapan

pelangi terbentuk di langit? Pelangi terjadi ketika

hujan diiringi dengan sinar Matahari. Air hujan

bersifat seperti prisma yang akan membiaskan

dan menguraikan cahaya Matahari menjadi warna

pelangi. Kalian juga bisa membuat pelangi sendiri

dengan bantuan kaca dan air.

 

6. Ketika cahaya dihalangi akan terbentuk bayangan

Cahaya merambat lurus dan tidak dapat berbelok. Ketika cahaya mengenai

suatu benda maka cahaya yang terhalang benda akan membentuk bayangan.

Perhatikan kedua gambar di bawah ini.

Topik B: Melihat karena Cahaya

Adanya dua mata yang kita miliki membuat penglihatan menjadi lebih luas. Setiap

mata melihat dengan sudut yang berbeda dan menciptakan penglihatan yang utuh.

Mata berbentuk bola dan terdiri atas tiga lapisan. Lapisan paling luar terdiri atas dua

bagian, yaitu kornea yang berselaput bening dan sklera. Di lapisan tengah ada iris,

pupil, dan lensa. Iris memiliki pigmen sehingga berwarna dan berfungsi mengontrol

besar kecilnya pupil. Retina dan saraf berada di lapisan paling akhir yang berperan

menangkap dan menerjemahkan sinyal cahaya.

Proses melihat tidak bisa lepas dari cahaya dan sifatnya. Cahaya dipantulkan

hingga masuk ke mata. Ketika cahaya masuk ke dalam kornea yang berupa selaput

bening, cahaya akan dibiaskan, lalu masuk melalui pupil dan sampai ke lensa. Lensa

akan memfokuskan cahaya agar tepat jatuh di retina. Proses melihat tidak hanya

dilakukan oleh mata, namun otak juga memiliki peran. Otak akan menerjemahkan

sinyal cahaya yang ditangkap retina dan barulah kita melihat. Otak juga akan

merekam apa yang kita lihat sebagai sebuah ingatan.

Cara paling utama menjaga kesehatan mata, yaitu dengan menjaga pola hidup

sehat. Makan makanan bergizi, menjaga kebersihan mata, mengistirahatkan mata

setelah bekerja di depan layar atau membaca, tidak merokok dan menghindari

asap merupakan beberapa cara untuk mencegah kerusakan mata. Oleh karena

penglihatan merupakan sebuah sistem maka gangguan pada salah satu bagiannya

akan membuat seseorang mengalami gangguan penglihatan.

Selain gangguan penglihatan yang ada pada Buku Siswa, ada juga gangguan

penglihatan lain yang mungkin pernah peserta didik dengar di kehidupan seharihari,

yaitu:

1. Katarak

Katarak merupakan gangguan penglihatan karena lensa mata keruh sehingga

cahaya yang masuk tidak bisa diterima oleh retina dengan sempurna. Hasilnya

penglihatan seseorang jadi buram, bahkan buta. Gangguan ini bisa terjadi karena

faktor keturunan, paparan sinar terlalu lama (seperti pada pekerja las), efek dari

penyakit diabetes, atau karena faktor usia. Katarak bisa diobati dengan operasi.

Gangguan ini dapat dicegah dengan melindungi mata dari paparan sinar, tidak

merokok dan minum minuman beralkohol, serta menghindari makanan cepat saji

yang memiliki kandungan lemak, gula, dan garam yang tinggi.

2. Buta warna

Buta warna merupakan gangguan pada penglihatan warna, diakibatkan

kerusakan bagian dalam retina yang berfungsi sebagai penangkap warna. Biasanya,

gangguan ini terjadi karena faktor keturunan atau bawaan penyakit lain. Ada banyak

jenis buta warna. Misalnya, kesulitan membedakan warna merah, hijau, biru, atau

kuning. Gangguan ini disebut buta warna sebagian. Ada yang mengalami buta

warna total. Artinya, penderita tidak bisa melihat warna dan hanya mampu melihat

putih dan hitam saja. Saat ini, buta warna masih sulit diobati. Ada penemuan untuk

kacamata khusus buta warna, namun harganya masih relatif mahal.

 

Beberapa fakta unik mengenai penglihatan manusia dan hewan yang bisa

diberikan kepada peserta didik untuk membuat pelajaran semakin menarik di

antaranya:

a. Iris setiap manusia unik, seperti sidik jari. Iris bisa digunakan untuk mengenali identitas seseorang.

b. Unta mempunyai alis yang lebat dan dua lapis bulu mata yang panjang untuk melindungi matanya dari pasir.

c. Elang memiliki penglihatan yang sangat tajam dan bisa melihat kelinci dari jarak ±3 km.

d. Bola mata burung hantu tidak seperti manusia yang bisa bergerak. Namun, burung hantu memiliki kepala yang bisa berputar hampir 270o. Hal ini menyebabkan burung hantu memiliki pandangan yang luas tanpa harus menggerakkan tubuhnya.

e. Umumnya hewan pemangsa, seperti harimau, singa, dan kucing memiliki mata di bagian depan wajahnya. Bentuk ini memudahkan penglihatan untuk memfokuskan pandangan ke mangsanya. Adapun hewan yang dimangsa, seperti kuda, kambing, sapi, dan kerbau memiliki mata di bagian samping wajahnya sehingga bisa lebih waspada terhadap ancaman bahaya.

 

Aga, Mia, Dara, Ian, dan Banu sedang bermain di halaman sekolah. Mata Aga

ditutup kain dan dia harus mencari teman-temannya. Aga tidak bisa melihat

karena gelap. Sebenarnya, bagaimana mata kita bisa melihat? Mengapa jika

gelap kita tidak bisa melihat? Yuk, kita pelajari bagaimana mata bisa melihat

benda!

Bagian Mata dan Fungsinya

Ada bagian-bagian mata yang terlihat oleh kita, namun ada juga yang tidak.

Apa sajakah bagian-bagian mata tersebut? Yuk, kita pelajari bersama!

 

Bagian Mata yang Terlihat dan Fungsinya

Perhatikan gambar di bawah ini untuk mengetahui bagian-bagian mata yang

terlihat oleh kita beserta fungsinya!

Membesar dan Mengecilnya Pupil

Tahukah kalian jika pupil bisa membesar dan mengecil? Pupil kita sensitif

terhadap cahaya. Perhatikan gambar berikut untuk mengetahui lebih lanjut.

Bagian Dalam Mata dan Fungsinya

Selain bagian mata luar, ada juga bagian mata dalam. Bagian mata ini juga

memiliki fungsi yang berperan dalam proses penglihatan kita. Perhatikan

gambar berikut untuk mengetahui bagian dalam mata beserta fungsinya.

Lensa Mata

Saat melihat benda jauh dan dekat, lensa mata akan berubah bentuk. Terlalu

sering melihat objek dekat atau jauh dapat membuat mata lelah dan kaku. Lensa

mata memiliki kemampuan menebal dan menipis. Saat melihat benda yang

mendekat, lensa mata akan menebal. Demikian sebaliknya, saat melihat benda

yang menjauh, lensa mata akan menipis. Perhatikan gambar di bawah ini.

Bagaimana Kita Melihat?

Perhatikan gambar di bawah ini untuk mengetahui bagaimana proses melihat!

 

Keterangan:

1. Benda memantulkan cahaya ke arah mata kita.

2. Cahaya pun masuk ke dalam kornea dan dibelokkan. Pupil membuka sebagai jalan masuk cahaya.

3. Kemudian, lensa mata mengarahkan cahaya sehingga bayangan benda jatuh pada retina.

4. Bayangan benda yang ditangkap oleh retina berbentuk terbalik.

5. Ujung-ujung saraf penerima rangsang di retina akan menyampaikan isyarat ini ke otak. Otak pun merespon dan menerjemahkan bayangan yang diterima.

6. Bayangan yang ditangkap dibalikkan kembali oleh otak sehingga kita bisa melihat.

 

Gangguan Penglihatan pada Manusia

Gangguan penglihatan pada manusia bisa disebabkan banyak hal. Ada yang

merupakan bawaan sejak lahir, akibat dari penyakit lain, faktor usia, atau

kebiasaan yang tidak baik. Beberapa gangguan penglihatan bisa diperbaiki

dengan menggunakan kacamata khusus atau operasi. Berikut ini beberapa

gangguan penglihatan pada manusia.

 

Rabun jauh

Rabun jauh merupakan ketidakmampuan

mata melihat benda dalam jarak jauh secara

jelas. Penyebabnya bisa perilaku tidak sehat,

seperti: membaca sambil tiduran, membaca

dengan penerangan minim, terlalu lama

melihat layar televisi, komputer, telepon

pintar, melihat layar atau buku terlalu dekat,

atau kurang mengonsumsi makanan yang

mengandung vitamin A. Gangguan ini

bisa juga terjadi karena faktor keturunan.

Penderita rabun jauh dapat dibantu dengan

menggunakan kacamata minus.

 

Rabun dekat

Rabun dekat merupakan ketidakmampuan

mata melihat benda dalam jarak dekat

secara jelas. Rabun dekat bisa disebabkan

karena faktor usia dan umumnya mulai

terjadi pada usia 40 tahun. Disebut juga

dengan mata tua. Namun, rabun dekat bisa

juga disebabkan karena faktor keturunan.

Gangguan mata ini dapat dibantu dengan

menggunakan kacamata rangkap (untuk

mata tua) dan kacamata plus (untuk rabun

dekat).

 

Mata silindris

Mata silindris merupakan kondisi kelainan lengkungan pada kornea

menyebabkan cahaya yang masuk tidak fokus pada retina. Penyebabnya bisa

karena kebiasaan buruk, seperti membaca atau menonton televisi dengan posisi

miring, membaca dan menonton sambil tiduran, atau karena faktor keturunan.

Gangguan tersebut bisa dibantu dengan penggunaan kacamata silindris.

Topik C: Bunyi dan Sifatnya

Ketika gaya bekerja pada suatu benda dan membuat benda tersebut bergetar maka

akan terbentuk bunyi. Getaran benda ini membuat udara di sekelilingnya menjadi

ikut bergetar. Getaran udara inilah yang merambat sampai di telinga sehingga

kita bisa mendengar bunyi. Berbeda seperti cahaya, bunyi memerlukan medium

untuk merambat. Medium tersebut bisa berupa benda padat, cair, atau gas. Hal

ini menyebabkan tidak adanya bunyi yang dihasilkan di ruang vakum (termasuk di

luar angkasa). Bunyi juga tidak bergerak secepat cahaya. Berikut ini yang termasuk

sifat-sifat bunyi.

 

1. Merambat ke segala arah

Berbeda dengan cahaya yang merambat lurus, bunyi merambat ke segala arah.

Hal inilah yang menyebabkan kita bisa mendengar bunyi walaupun tidak melihat

langsung sumber bunyinya. Media padat merupakan penghantar bunyi yang paling

baik karena kerapatan partikel yang tersusun pada benda padat. Oleh karena itu,

bunyi yang dirambatkan pada media padat akan terdengar lebih keras dan cepat.

Adapun udara memiliki kerapatan partikel paling renggang sehingga udara bukan

menjadi penghantar bunyi yang paling baik.

 

2. Bunyi dapat dipantulkan

Walaupun dinding dan lantai di kelas atau di rumah terbuat dari benda yang

keras, kita tidak mendengarkan gaung atau gema. Hal ini dikarenakan ruangan

tersebut terisi dengan benda-benda lain yang menyerap suara, seperti tirai, karpet,

buku, tas, bantal, baju, dan benda-benda lainnya. Namun, hasil yang berbeda bisa

terjadi jika ruangan tersebut kosong. Untuk menjelaskan mengenai suara yang

dipantulkan, gunakan kaleng utuh dan yang sudah dilubangi seperti gambar berikut

sebagai demonstrasi.

Peserta didik bisa mencoba secara bergantian. Jika kaleng tersedia dalam jumlah

yang cukup maka kegiatan ini bisa menjadi bagian dari percobaan yang peserta

didik lakukan. Jika memiliki area atau ruangan di sekolah yang bergaung, seperti

ruangan kosong, gor, atau aula, ajaklah peserta didik ke sana dan mengamati

suara yang terdengar. Bisa juga dengan mengajak peserta didik mengamati video

referensi pada link berikut. https://www.youtube.com/watch?v=TAliq8lXCZE

 

3. Tinggi Rendah dan Intensistas Bunyi

Energi bunyi merambat melalui sebuah medium dalam getaran yang terus berulang.

Jumlah getaran yang dihasilkan setiap detiknya disebut frekuensi. Jumlah frekuensi

ini akan memengaruhi tinggi rendah nada. Semakin tinggi frekuensi bunyi maka

akan semakin tinggi nada yang dihasilkan. Frekuensi diukur dengan satuan Hertz (Hz).

Suara bisa dideskripsikan dengan tinggi nada dan intensitasnya. Intensitas

bunyi bergantung pada gaya yang bekerja pada sumber bunyi. Semakin besar

gaya yang diberikan maka akan semakin besar juga intensitasnya. Besar kecilnya

intensitas bunyi tidak mengubah tinggi nada bunyi tersebut. Adapun kualitas bunyi

bergantung pada suara alami dari sumber bunyi tersebut.

Miskonsepsi yang bisa terjadi, yaitu ketika sebuah benda bergetar namun tidak

ada suara didengar oleh telinga kita maka benda tersebut tidak menghasilkan bunyi.

Semua benda yang bergetar pasti akan menghasilkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan

bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah frekuensinya untuk didengar oleh telinga kita.

Bisa juga terlalu pelan atau kecil untuk kita dengar. Ini juga berlaku untuk hewanhewan

yang tidak pernah kita dengar bunyinya. Bukan berarti hewan tersebut tidak

bersuara, namun telinga kita tidak mampu mendengar suara tersebut.

Bunyi yang dapat didengar oleh manusia berupa bunyi audiosonik (dengan

rentang frekuensi 20 - 20.000 Hz). Di bawah frekuensi tersebut termasuk bunyi

infrasonik. Seismograf adalah alat pendeteksi gempa dan menangkap bunyi

infrasonik yang dihasilkan oleh getaran pergerakan lempeng Bumi. Ada juga bunyi

ultrasonik dengan frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz. Kelelawar, anjing, lumba-lumba merupakan contoh hewan yang bisa mendengar bunyi ini.

 

Aga, Ian, Mia, Dara, dan Banu sedang berlatih untuk festival sekolah. Mereka

memainkan alat yang menghasilkan bunyi berbeda-beda. Bisakah kalian

menebak bunyi yang dihasilkan oleh kelima karakter di atas? Apa sumber

bunyinya? Setiap alat menghasilkan bunyi yang berbeda-beda. Di kelas 4,

kalian sudah mempelajari bahwa bunyi berasal dari benda yang bergetar. Lalu,

bagaimanakah sifat bunyi? Mengapa bunyi beraneka ragam?

Sifat Bunyi

Tahukah kalian apa itu garpu tala? Alat ini

dipakai untuk menyelaraskan nada. Saat

dipukul dengan keras, garpu tala akan

bergetar dalam waktu cukup lama. Jika garpu

tala yang bergetar ini disentuhkan dengan

air, kita bisa melihat gelombang air bergerak

ke semua arah. Hal ini membuktikan bahwa

bunyi bergerak ke segala arah.

Percobaan sederhana ini membuktikan

bahwa bunyi bergerak ke segala arah. Kalian

bisa mendengar suara bel sekolah tanpa

melihat bendanya. Seluruh penghuni sekolah

yang berada di ruangan yang berbeda-beda

juga akan mendengar suara bel sekolah.

Berbeda dengan cahaya, suara

membutuhkan medium untuk merambat.

Bunyi bisa merambat melalui benda padat,

cair, dan gas. Benda padat merupakan

medium paling baik dalam merambatkan

bunyi. Hal ini karena partikel-partikel

penyusun pada benda padat lebih berdekatan

sehingga lebih cepat menghantarkan bunyi.

 

Gangguan Penglihatan pada Manusia

Beberapa hewan, seperti kelelawar, lumba-lumba, dan paus menggunakan

kemampuan yang disebut ekolokasi untuk mendeteksi musuh, menentukan

arah, menghindari bahaya, mencari makanan, serta berkomunikasi. Ekolokasi

menggunakan sifat suara. Suara yang dikeluarkan akan memantul saat bertemu

objek atau permukaan. Kemudian, suara pantulan ini akan digunakan oleh

hewan sebagai informasi mengenai musuh, makanan, dan lain-lain. Manusia

tidak memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara ini.

 

Kemampuan ekolokasi ini dipelajari oleh manusia untuk menciptakan

berbagai macam teknologi, di antaranya ultrasonografi dan alat pengukur

kedalaman laut. Ultrasonografi atau USG adalah alat yang biasa dipakai oleh

dokter untuk melakukan pemeriksaan bagian dalam tubuh kita.

Topik D: Mendengar Karena Bunyi

Sistem pendengaran manusia terdiri atas tiga bagian yang saling berkaitan dengan

tujuan menangkap suara dan mengirimnya ke otak. Bagian-bagian tersebut terdiri

atas:

 

Telinga luar meliputi tiga bagian, yaitu daun telinga, saluran telinga, dan gendang

telinga. Daun telinga berfungsi menangkap suara. Suara tersebut akan dialirkan

melalui saluran telinga sampai ke gendang telinga. Kelenjar di kulit yang melapisi

saluran telinga memproduksi kotoran telinga yang berfungsi untuk menyaring

kotoran dan membantu mencegah infeksi.

 

Telinga tengah merupakan rongga di dalam telinga. Di dalam rongga tersebut

terdapat tiga tulang pendengaran yang berukuran sangat kecil, yaitu tulang martil,

tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang ini bergerak akibat getaran

dari gendang telinga. Pada bagian ini terdapat juga saluran eustachius yang

menghubungkan telinga dengan hidung dan berfungsi menjaga tekanan udara

di dalam telinga tetap seimbang. Saluran ini akan membuka dan menutup untuk

mengatur agar tekanan udara dalam telinga setara dengan tekanan udara di luar.

Telinga dalam merupakan bagian telinga yang di antaranya terdiri atas rumah

siput atau koklea. Gerakan dari tulang pendengaran membuat cairan yang terdapat

dalam koklea bergerak. Gerakan cairan ini membuat rambut-rambut halus yang ada

dalam koklea ikut bergerak dan meneruskan sinyal ke saraf pendengaran. Saraf

inilah yang mengirimkan sinyal ke otak untuk menerjemahkan bunyi menjadi sebuah

informasi. Sama seperti penglihatan, otak kita akan merekam bunyi sehingga kita

bisa mengenalinya. Kita sudah mengenali suara alarm tanda bahaya sehingga

ketika mendengarnya kita bisa merespon cepat dan waspada.

Pada telinga dalam, terdapat juga saluran semisirkular yang berfungsi menjaga

keseimbangan. Pada saluran ini terdapat cairan dan rambut-rambut halus. Cairan

ini akan ikut bergerak saat badan kita melakukan gerakan. Gerakan cairan ini

menggoyangkan rambut-rambut halus dan mengirim sinyal melalui saraf vestibular.

Saraf ini berperan meneruskan sinyal keseimbangan ke otak. Ketika kita berputar

cepat kemudian berhenti, keseimbangan kita masih belum stabil dan terasa seperti

masih berputar. Hal ini karena cairan dalam saluran semisirkular masih berputar

sehingga sinyal masih diteruskan oleh saraf. Akibatnya, otak kita menerjemahkan

bahwa tubuh kita masih berputar.

Gangguan pendengaran bisa terjadi dalam proses yang bertahap atau cepat.

Gangguan pendengaran bertahap terjadi akibat adanya paparan terhadap suara

keras secara terus-menerus. Contohnya, mendengarkan musik dengan keras melalui

alat pelantang telinga setiap hari atau bekerja dengan mesin yang menghasilkan

bunyi keras. Adapun kerusakan telinga yang cepat dan langsung terjadi disebabkan

oleh suara keras yang tiba-tiba terjadi, seperti suara ledakan. Miskonsepsi yang

umum terjadi, yaitu walaupun kita mendengar suara yang keras, selama telinga kita

tidak terasa sakit maka telinga kita baik-baik saja. Walaupun rasa sakit tidak terasa,

namun secara bertahap telinga kita akan menurun kualitas pendengarannya dan

terjadi gangguan pendengaran.

Salah satu tanda kerusakan telinga, yaitu seakan-akan kita mendengar suara

berdenging secara terus-menerus walaupun tidak ada sumber suara di sekitar.

Gejala ini disebut tinnitus. Paparan terhadap suara yang besar secara terus-menerus

juga bisa membuat telinga sulit membedakan tinggi rendah nada.

 

 

Gendang telinga merupakan salah satu bagian dari telinga kita. Bagian ini

yang paling berperan dalam proses pendengaran kita. Apa fungsi dari gendang

telinga? Bagaimana telinga kita bisa mendengar bunyi? Yuk, kita pelajari proses

tersebut bersama!

 

Bahaya dari Suara Keras atau Polusi Suara

Saat mendengar suara yang terlalu keras, secara otomatis tangan kalian akan

bergerak menutupi telinga. Ini karena suara yang keras membuat telinga kita

sakit, bahkan bisa merusak pendengaran dan menyebabkan kehilangan

pendengaran atau tuli.

Suara yang bising atau tidak

enak didengar bisa disebut polusi

suara. Polusi suara bisa terjadi pada

manusia atau hewan. Polusi suara

bisa dihasilkan oleh suara konstruksi

bangunan, bor, transportasi, mesin

las, dan sebagainya. Polusi suara

yang terus-menerus bisa membuat

orang susah tidur, stres, marah, dan

gangguan pendengaran.

 

Gangguan Pendengaran

Kalian sudah lihat bahwa mendengar merupakan sebuah sistem yang

berkesinambungan. Jika ada gangguan pada salah satu bagian, tentunya akan

mengakibatkan gangguan pada keseluruhan sistem pendengaran kita.

Dengan mempelajari sistem pendengaran, manusia bisa menciptakan

teknologi untuk alat bantu pendengaran, seperti implan koklea. Alat tersebut

berfungsi sebagai pengganti penangkap bunyi dan langsung meneruskan ke

otak. Alat bantu dengar ini tidak bisa memberikan bunyi yang sama seperti yang didengar oleh orang normal, namun bisa membantu mendengar peringatan

berbahaya, suara-suara di sekitar, dan percakapan dengan orang.

 

C.   GLOSARIUM

§  Cahaya merambat lurus adalah cahaya tidak akan dibelokkan ketika merambat apabila tidak ada penghalang di depannya. Cahaya merambat lurus jika tidak mengenai benda, atau merambat melalui medium yang berbeda.

§  Cahaya Dapat Dipantulkan

Ketika cahaya mengenai permukaan yang datar dan licin, cahaya akan mengalami pemantulan teratur, contohnya pada cermin. Ketika bercermin di cermin datang, orang bisa melihat pantulan dirinya sama besar dengan aslinya karena cahaya dipantulkan oleh cermin tersebut.

§  Cahaya bisa menembus benda yang bening. Hal ini bisa terjadi karena benda bening mampu meneruskan cahaya. Contohnya, pada siang hari cahaya dari sinar matahari tetap bisa masuk ke dalam rumah melalui jendela kaca.

§  Cahaya dapat dibiaskan, artinya cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.

§  Cahaya Dapat Diuraikan

Sifat cahaya dapat diuraikan disebut juga dispersi cahaya. Prinsip penguraian cahaya atau dispersi adalah penguraian cahaya putih menjadi cahaya berwarna-warni, seperti dikutip dari Fisika Kesehatan oleh Dr Nana, MPd. Contoh sifat cahaya dapat diuraikan yaitu munculnya pelangi.

§  Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar.

§  Cermin datar adalah cermin yang memiliki bagian pemantul berbentuk datar. Sifat bayangan yang dihasilkan adalah maya, tegak, dan sama besar.

§  Cermin cembung adalah cermin dengan bentuk permukaan yang melengkung ke luar. Cermin ini memiliki sifat yang dapat menyebarkan cahaya.

§  Cermin cekung adalah jenis cermin dengan permukaan melengkung ke arah dalam seperti permukaan mangkuk.

§  Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan.

§  Buta warna adalah istilah umum untuk gangguan persepsi warna. Penderita buta warna kesulitan membedakan nuansa warna atau buta terhadap warna tertentu. Buta warna tidak dapat disembuhkan. Menurut statistik, sekitar 5-8 % laki-laki dan 0,5% perempuan menyandang buta warna.

§  Gelombang bunyi merambat ke segala penjuru dan terdengar dari berbagai arah.

§  Bunyi pantul yaitu bunyi yang dihasilkan dari pemantulan bunyi pada permukaan benda yang keras. Bunyi dapat dipantulkan apabila mengenai permukaan benda yang keras, contohnya kayu, besi, permukaan dinding, dan lain-lain.

§  Tinggi rendah bunyi inilah yang disebut dengan nada. Nada ini bisa disusun untuk menghasilkan lagu melalui suatu tangga nada tertentu. Di sini akan kita bahas penjelasan mengenai nada beserta jenis-jenis tangga nada dengan berbagai implementasinya.

§  Sistem pendengaran adalah sistem yang digunakan untuk mendengar. Hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, saraf-saraf, dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang.

D.   DAFTAR PUSTAKA

Akibat Kerusakan Jalan di Km 20 Berau, Pasokan Gas dan Ayam Terhambat.

Angell, Shelomi. 2019. Segala Hal tentang Tanah Airku. Jakarta: Erlangga for Kids.

Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hasna, Amira Naura. 2018. Sistem Ekologi. Yogyakarta: Istana Media.

Hemitt, Sally dkk. 2006. Menjelajahi dan Mempelajari Aku dan Tubuhku. Klaten: Pakar Raya Pakarnya Pustaka.

Heyworth, R.M. 2010. Science Alive! 3. Indonesia: Pearson Education South Asia.

Hwa, Kwa Siew, et.al. 2010. My Pals Are Here! Science Student’s Book. Level 4. Malaysia: Marshall Cavendish Education.

Irtanto, Koes dan Putranto Jokohadikusumo. 2010. Sains Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Sarana Ilmu Pustaka.

Judith S. Rycus, Ph.D., dan Ronald C. Hughes, Ph.D. 1998. The Field Guide to Child Welfare Volume III: Child Development and Child Welfare. New York: Child Welfare League of America Press.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku Siswa Kelas 5 SD Tema Ekosistem. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Modul 1: Indonesia Kaya, IPS Paket B. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2017. Buku Siswa Kelas 5 SD Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Kirnantoro dan Maryana. 2012. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish Activity book Stage 4. Singapore: Marshall

Cavendish Education.

Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish Pupil’s Book. Stage 4. Singapore: Marshall

Cavendish Education.

Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish Science Pupil’s Book. Singapore: Marshall Cavendish Education.

Lodish H, Berk A, Zipursky SL, et al. 2005. Molecular Cell Biology. 4th edition. New York: W. H. Freeman.

Loxley, et.al. 2010. Teaching Primary Science. London: Pearson Education Limited.

Loxley, Peter, Lyn Dawes, Linda Nicholls, dan Babd Dore. 2010. Teaching Primary Science. Pearson Education Limited.

Loxley, Peter, Lyn Dawes, Linda Nicholls, dan Babd Dore. 2010. Teaching Primary Science. Pearson Education Limited.

Luan, K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science 4A. Singapore: Marshall Cavendish Education.

Luan, K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science Interactions Primary 5&6 Activity Book. Singapore: Marshall Cavendish Education.

Luan, K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science Interactions Primary 5&6. Singapore: Marshall Cavendish Education.

Maelo. 2018. Fakta-Fakta Flora di Indonesia. Sleman: Kyta.

Marshall Cavendish Education. 2010. My Pals are Here! Science 4B Teacher’s Guide. 2010. Singapore: Marshall Cavendish Education.

Morrison, Karen. 2008. International Science Workbook 1. London: Hodder Education.

Neal, Ted. 2019. Elementary Earth and Space Science Methods. Iowa city: IOWA pressbook.

Parker, Steve. 2004. 100 Pengetahuan tentang Tubuh Manusia. Klaten: Pakar Raya Pakarnya Pustaka.

Pearson Education Indonesia. 2004. New Longman Science 4. Hongkong: Longman Hong Kong Education.

Prieharti, Yekti Mumpuni. 2016. 45 Jenis Penyakit Mata, Berbagai Jenis Penyakit & Kelainan pada Mata. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Rushayati, Siti. 2007. Mengenal Keanekaragaman Hayati. Jakarta: PT Grasindo.

Salim, Zamroni, Ernawati Munadi. 2016. Info Komoditi Timah. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.

Spurgeon, Richard. 2004. Sains & Percobaan Ekologi. Bandung: Pakar Raya.

Sulaeman, M. Munandar. 1992. Ilmu Budaya Dasar-Suatu Pengantar. Bandung: Eresco.

 

Sumber Buku

Supriyadi, Slamet. 2019. Paket Unit Pembelajaran SD: Karakteristik Geografis dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Tarbuck, Edward J; Lutgens, Frederick K. 1988. Earth Science Columbus. Ohio : Merrill & A Bell & Howell Information.

The Korean Society of Elementary Science Education, Shing Dong Hoon. 2019. Seri Edukasi Britannica: Lingkungan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Tim Bina Karya Guru. 2010. Science 6A for Elementary School Year VI Semester 1. Jakarta: Erlangga

Tim BKG. 2017. Buku IPS Terpadu kelas 5 SD Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Vlekke, Bernard H. M. 2013. Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Walker, Richard. 2001. Ensiklopedia Mini Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga for Kids.

Wiese, Jim. 2005. Sains Dari Kepala Sampai Kaki. Klaten: Pakar Raya Pakarnya Pustaka.

Wijaya, Thomas. 2019. Bentuk Usaha dalam Kegiatan Ekonomi. Sleman: Deepublish.

Woodward, John, Jen Green. 2010. Ekologi. Bandung: Pakar Raya.

 

Sumber dari Internet

(https://betterlesson.com/lesson/640194/the-food-web.  Diunduh pada 27 Juli 2020.

http://aven.amritalearning.com/index.php?sub=99&brch=290&-sim=1453&cnt=3310.  Diunduh pada 20 Desember 2020.

http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php.  Diunduh tanggal 1 Februari 2021.

http://jdih.kkp.go.id/peraturan/uu-2009-45.pdf.  Diunduh tanggal 12 Februari 2021.

http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/definisi-perkebunan.  Diunduh tanggal 12

Februari 2021.

http://sciencenetlinks.com/lessons/cycle-of-life-1-food-chain/.  Diunduh pada 27 Juli 2020.

http://www.oseanografi.lipi.go.id/shownews/131.  Diunduh tanggal 2 Februari 2021.

https://allabouteyes.com/best-eyes-animal-kingdom/.  Diunduh pada 21 Desember 2020.

https://bnpb.go.id/definisi-bencana.  Diunduh tanggal 1 Februari 2021.

https://budaya-indonesia.org/Klappertaart.  Diunduh tanggal 5 Februari 2021.

https://core.ac.uk/download/pdf/327266546.pdf.  Diunduh pada 26 Januari 2021.

https://edition.cnn.com/travel/article/world-best-food-dishes/index.html.  Diunduh tanggal 3 Februari 2021.

https://erepository.uwks.ac.id/4400/1/TRADISI%20PESTA%20PANEN%20PADI.pdf.  Diunduh pada 26 Januari 2021.

https://hellosehat.com/saraf/sistem-saraf-manusia/  Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/300.  Diunduh tanggal 1 Februari 2021.

https://jatengprov.go.id/beritadaerah/petani-mulai-beralih-tanam-padi-berumur-pendek/.  Diunduh tanggal 4 Februari 2021.

https://kids.britannica.com/kids/article/plastic/400149.  Diunduh tanggal 3 Februari  2021.

https://kids.britannica.com/students/article/ultrasound/277492.  Diunduh pada 21 November 2020.

https://kidshealth.org/en/teens/ears.html?WT.ac=ctg#catbody-basics.  Diunduh pada 21 Desember 2020.

https://kidshealth.org/en/teens/ears.html?WT.ac=ctg#catbody-basics.  Diunduh pada 21 Desember 2020.

https://kidshealth.org/en/teens/hearing-impairment.html.  Diunduh pada 21 November 2020.

https://kpssteel.com/educational/manfaat-besi-kehidupan-sehari-hari/.  Diunduh pada 28 Januari 2021.

https://mainefamilyplanning.org/wp-content/uploads/2018/02/2-Puberty-Happens-Puberty-Changes.pdf  Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

https://mainefamilyplanning.org/wp-content/uploads/2018/02/2-Puberty-Happens-Puberty-Changes.pdf  diakses pada tanggal 14 Juli 2021

https://niwa.co.nz/education-and-training/.  Diunduh pada 18 Mei 2021.

https://online.kidsdiscover.com/unit/light/topic/lasers-and-other-high-tech-usesof-light. Diunduh pada 24 Oktober 2020.

https://phys.org/news/2015-12-earth-layers.  Diunduh pada 3 Juli 2021.

https://ppkl.menlhk.go.id/website/reduksiplastik/pengantar.php.  Diunduh tanggal 2 Februari 2021.

https://rakyatkaltara.prokal.co/read/news/5797-akibat-kerusakan-jalan-di-km-20-berau-pasokan-gas-dan-ayam-terhambat.html.  Diunduh tanggal 4 Februari 2021.

https://sustaination.id/mengenal-jenis-komposter-dan-cara-membuat-kompos-dirumah/. Diunduh pada 16 November 2020.

https://www.aao.org/eye-health/anatomy/parts-of-eye.  Diunduh pada 20 November 2020.

https://www.abc.net.au/radionational/programs/archived/bodysphere/how-freedivers-hold-their-breath-for-10-minutes/6248348  Diakses pada tanggal 14 Juli 2021.

https://www.alodokter.com/pentingnya-serat-untuk-pencernaan-dan-perkembangan-si-kecil  Diakses pada tanggal

https://www.amsmetal.com.my/uses-of-copper-in-our-every-day-lives/.  Diunduh pada 28 Januari 2021.

https://www.bbc.com/news/world-asia-34265922  Diakses pada tanggal 11 Juli 2021.

https://www.britannica.com/science/food-chain.  Diunduh pada 13 November 2020.

https://www.britannica.com/science/trophic-pyramid.  Diunduh pada 1 Agustus 2020.

https://www.calacademy.org/educators/lesson-plans/how-stable-is-your-foodweb.

Diunduh pada 27 Juli 2020.

https://www.cdc.gov/nceh/hearing_loss/what_noises_cause_hearing_loss.html. Diunduh pada 21 November 2020.

https://www.dkfindout.com/uk/human-body/senses/ears-and-hearing/.  Diunduh pada 20 November 2020.

https://www.dkfindout.com/uk/science/sound/.  Diunduh pada 20 November 2020.

https://www.dkfindout.com/us/animals-and-nature/insects/insects-eyes/.  Diunduh

pada 20 November 2020.

https://www.dkfindout.com/us/animals-and-nature/nocturnal-animals/night-vision/.

Diunduh pada 20 November 2020.

https://www.dkfindout.com/us/science/light/.  Diunduh pada 20 November 2020.

https://www.earthsciweek.org/classroom-activities/cracked-plates-tectonics.  Diunduh pada 24 Juni 2021.

https://www.nationalgeographic.com/environment/oceans/take-action/marinefood-chain/.  Diunduh pada 13 November 2020.

https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/plankton/.  Diunduh pada 13 November 2020.

https://www.nidcd.nih.gov/health/cochlear-implants.  Diunduh pada 21 November

2020.

https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/digestive-system-how-it-works  Diakses pada tanggal

https://www.sciencelearn.org.nz/resources/59-investigating-refraction-and-pearfishing. Diunduh pada 20 November 2020.

https://www.sciencemag.org/news/2014/06/volcanic-eruption-probably-wouldnt-make-you-move  diakses pada 12 Agustus 2021

https://zerowaste.id/manajemen-sampah/mengompos-itu-mudah-banget/.  Diunduh pada 16 November 2020.

Mariinda, Leny. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Progam Pascasarjana IAIN Jember Prodi PGMI. Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. https://media.neliti.com/media/publications/340203-teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-00d2756c.pdf

Willett, Walter C., and Meir J. Stampfer. “REBUILDING the Food Pyramid.”  cientific

American 288, no. 1 (2003): 64-71. Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. http://www.jstor.org/stable/26060127.

 

#modulajar #kurikulummerdeka #IPAS #kelas5

 

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Followers

Search This Blog

Blogger Themes

Random Post

Bagaimana Pendapat Anda dengan Blog ini?

Trending Topik

EnglishFrenchGermanSpainItalianDutch

RussianPortugueseJapaneseKoreanArabic Chinese Simplified
SELAMAT DATANG
script>
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Berbagai Kumpulan Makalah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template