Di jaman modernisasi, hubungan orang muda dan orang tua semakin
renggang. Kesibukan yang melanda kaum muda hampir menyita seluruh waktunya,
sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan orang tua.
Kondisi seperti ini menyebabkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak,
kurangnya perhatian dan pemberian perawatan terhadap orang tua Kondisi
perkotaan yang berpacu untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan banyak
menimbulkan rasa kecemasan, ketegangan, ketakutan, bagi penduduknya yang dapat menyebabkan
penyakit mental. Kondisi perkotaan yang bersifat individualisme menyebabkan
kontak sosial menjadi longgar sehingga penduduk merasa tidak aman, kesepian dan
ketakutan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia lanjut usia perlu
mengetahui kondisi lanjut usia di masa lalu dan masa sekarang sehingga orang
mereka bisa mempersiapkan diri jaminan hari tua dari sekarang.
Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia
banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami
perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang
negatif. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut
usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan :
1.
Perubahan
penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit,
2.
Perubahan
bagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati,
3.
Perubahan
panca indra : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan
4.
Perubahan
motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar keterampilan
baru.Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan
kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas
ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga
memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup
orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang,
pemeriksaan kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang
tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan
semua orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat
diajak berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan untuk kehidupan
yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan
manusia meliputi:
1.
Kebutuhan
fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis seperti
pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya.
2.
Kebutuhan
ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan rasa keamanan dan
ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari
tua, kebebasan, kemandirian dan sebagainya
3.
Kebutuhan
sosial (social needs) adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau
berkomunikasi dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi,
kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4) Kebutuhan harga diri (esteem
needs) adalah kebutuhan akan harga diri untuk diakui akan keberadaannya,
dan
4.
Kebutuhan
aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan
untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir berdasar
pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk hidup,dan berperan dalam
kehidupan.
Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang memiliki
kebutuhan psikologis dasar. Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia
membutuhkan rasa nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap
lingkungan yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada diri
oranglanjut usia, keluarga dan lingkungannya. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi akan timbul masalah-masalah dalam kehidupan orang lanjut usia
yang akan menurunkan kemandiriannya.
Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan
psikislanjut usia .Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia
dan daya tahan fisik terhadap serangan penyakit. Faktor kesehatan psikis
meliputi penyesuaian terhadap kondisi lanjut usia.
1. Kesehatan Fisik
Faktor
kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia .Keadaan fisik
merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik,pancaindera,
potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap tertentu. Dengan
demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidak
berdayaannya. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit
seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian,sistem pernafasan,
neurologik, metabolik, neoplasma dan mental. Sehingga keluhan yang sering
terjadi adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran
kencing, fungsi indra dan menurunnya konsentrasi. Fisik pada orang lanjut usia
harus dipertimbangkan keberadaannya seperti menurunnya pendengaran,
penglihatan, gerakan yang terbatas, dan waktu respon yang lamban.
Pada
umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi pemahaman, pengertian,
perhatian dan lain-lain yang menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia
menjadi semakin lambat.Fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat
bahwa lanjut usia kurang cekatan.
2. Kesehatan Psikis
Dengan
menurunnya berbagai kondisi dalam diri orang lanjut usia secara otomatis akan
timbul kemunduran kemampuan psikis. Salah satu penyebab menurunnya kesehatan
psikis adalah menurunnya pendengaran. Dengan menurunnya fungsi dan kemampuan
pendengaran bagi orang lanjut usia maka banyak dari mereka yang gagal dalam
menangkap isi pembicaraan orang lain sehingga mudah menimbulkan perasaan tersinggung,
tidak dihargai dan kurang percaya diri.
3. Faktor Ekonomi
Pada
umumnya para lanjut usia adalah pensiunan atau mereka yang kurang produktif
lagi. Secara ekonomis keadaan lanjut usia dapat digolongkan menjadi 3 (tiga)
yaitu golongan mantap, kurang mantap dan rawan. Golongan mantap adalah para
lanjut usia yang berpendidikan tinggi, sempat menikmati kedudukan/jabatan baik.
Mapan pada usia produktif, sehingga pada usia lanjut dapat mandiri dan tidak
tergantung pada pihak lain. Pada golongan kurang mantap lanjut usia kurang
berhasil mencapai kedudukan yang tinggi ,tetapi sempat mengadakan investasi
pada anak-anaknya, misalnya mengantar anak-anaknya ke jenjang pendidikan
tinggi, sehingga kelak akan dibantu oleh anak-anaknya. Sedangkan golongan rawan
yaitu lanjut usia yang tidak mampu memberikan bekal yang cukup kepada anaknya
sehingga ketika purna tugas datang akan mendatangkan kecemasan karena terancam
kesejahteraan Pemenuhan kebutuhan ekonomi dapat ditinjau dari pendapatan lanjut
usia dan kesempatan kerja.
4. Pendapatan
Pendapatan
orang lanjut usia berasal dari berbagai sumber. Bagi mereka yang dulunya
bekerja mendapat penghasilan dari dana pensiun. Bagi lanjut usia yang sampai
saat ini bekerja mendapat penghasilan dari gaji atau upah. Selain itu sumber
keuangan yang lain adalah keuntungan, bisnis, sewa, investasi, sokongan dari
pemerintah atau swasta, atau dari anak, kawan dan keluarga. Upah/gaji sebagai
imbalan dari hasil kerja para lanjut usia tidaklah tinggi.
5. Kesempatan Kerja
Bekerja
adalah suatu kegiatan jasmani atau rohani yang menghasilkan sesuatu. Bekerja
sering dikaitkan dengan penghasilan dan penghasilan sering dikaitkan dengan
kebutuhan manusia. Untuk itu agar dapat tetap hidup manusia harus bekerja.
Dengan bekerja orang akan dapat member makan dirinya dan keluarganya, dapat
membeli sesuatu, dapat memenuhi kebutuhannya yang lain Saat ini ternyata
diantara lanjut usia banyak yang tidak bekerja. Tingkat pengangguran lanjut
usia relatif tinggi di daerah perkotaan, yaitu 2,2%. Dengan makin sempitnya
kesempatan kerja maka kecenderungan pengangguran lanjut usia akan semakin
banyak . Partisipasi angkatan kerja makin tinggi di perdesaan daripada di kota.
Lanjut usia yang masih bekerja sebagian besar terserap dalam bidang pertanian.
Di perkotaan lebih banyak yang bekerja di sektor perdagangan yaitu 38,4%
sedangkan yang bekerja disektor pertanian 27,0% , sisanya berada disektor jasa
17,3%, industri 9,3% angkutan 3,3%,bangunan 2,8% dan sector lainnya relatif
kecil 1%. Seringkali mereka menemukan kenyataan bahwa sangat sedikit kesempatan
kerja yang tersedia bagi mereka, walaupun mereka ingin bekerja dan sanggup
untuk melakukan pekerjaan tersebut, karena pendidikan yang dimiliki lanjut usia
tidak lagi terarah pada pasar tenaga kerja tidak dimasukkan dalam kebijakan-kebijakan
pendidikan yang berkelanjutan. Pembinaan ketrampilan dan pelatihan yang
dilakukan terus-menerus hanya berlaku bagi orang-orang muda. Hal inilah yang
menyebabkan sulitnya lanjut usia bersaing di pasaran kerja, sehingga banyak
orang lanjut usia yang tidak bekerja meskipun tenaganya masih kuat dan mereka
masih berkeinginan untuk bekerja.
6. Faktor Hubungan Sosial
Faktor
hubungan sosial meliputi hubungan sosial antara orang lanjut usia dengan
keluarga, teman sebaya/usia lebih muda, dan masyarakat. Dalam hubungan ini
dikaji berbagai bentuk kegiatan yang diikuti lanjut usia dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Sosialisasi Pada Masa Lanjut Usia
Sosialisasi
lanjut usia mengalami kemunduran setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja
atau tibanya saat pensiun. Teman-teman sekerja yang biasanya menjadi curahan
segala masalah sudah tidak dapat dijumpai setiap hari.Lebih-lebih lagi ketika
teman sebaya/sekampung sudah lebih dahulu meninggalkannya. Sosialisasi yang
dapat dilakukan adalah dengan keluarga dan masyarakat yang relatif berusia muda. Pada umumnya hubungan sosial yang dilakukan para lanjut usia adalah karena
mereka mengacu pada teori pertukaran sosial. Dalam teori pertukaran sosial
sumber kebahagiaan manusia umumnya berasal dari hubungan sosial.
Hubungan
ini mendatangkan kepuasan yang timbul dari perilaku orang lain.Pekerjaan yang
dilakukan seorang diripun dapat menimbulkan kebahagiaan seperti halnya membaca
buku, membuat karya seni, dan sebagainya, karena pengalaman-pengalaman tadi
dapat dikomunikasikan dengan orang lain.
8. Tradisi di Indonesia
Di
Indonesia umumnya memasuki usia lanjut tidak perlu dirisaukan. Mereka cukup aman
karena anak atau saudara-saudara yang lainnya masih merupakan jaminan yang baik
bagi orang tuanya. Anak berkewajiban menyantuni orang tua yang sudah tidak
dapat mengurus dirinya sendiri. Nilai ini masih berlaku, memang anak wajib
memberikan kasih sayangnya kepada orang tua sebagaimana mereka dapatkan ketika
mereka masih kecil.. Para usia lanjut mempunyai peranan yang menonjol sebagai
seorang yang “dituakan”, bijak dan berpengalaman, pembuat keputusan , dan kaya
pengetahuan. Mereka sering berperan sebagai model bagi generasi muda, walaupun
sebetulnya banyak diantara mereka tidak mempunyai pendidikan formal Pengalaman
hidup lanjut usia merupakan pewaris nilai-nilai sosal budaya sehingga dapat
menjadi panutan bagi kesinambungan kehidupan bermasyarakat dan berbudaya.
Walaupun sangat sulit untuk mengukur berapa besar produktivitas budaya yang
dimiliki orang lanjut usia, tetapi produktivitas tersebut dapat dirasakan
manfaatnya oleh para generasi penerus mereka. Salah satu produktivitas budaya
yang dimiliki lanjut usia adalah sikap suka memberi.
Dengan melihat beberapa faktor tersebut maka perlu dipersiapkan dari sekaran Jaminan Pensiun untuk mempersiapkan diri kita pribadi serta anak dan istri kita agar masa tua kita menjadi lebih indah.
sebagai penutup artikel ini saya berpesan khususnya bagi para pemuda, siapkan hidupmu untuk masa tua yang lebih bahagia.
Keren artikel nya , mampir juga ya di artikel saya http://bpjs.blogdetik.com/2017/02/12/pensiun-tenang-dengan-jaminan-pensiun-bpjs .
ReplyDeletesemoga sukses !! :)