BAGI YANG MEMBUTUHKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM MERDEKA SILANGKAH HUBUNGI NO. WA 085768843833
MODUL AJAR KURIKULUM
MERDEKA |
Nama Penyusun : _______________________________ Nama Sekolah : _______________________________ Mata
Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Fase C, Kelas /
Semester : V (Lima) / I (Ganjil) |
MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA
IPAS FASE C SD KELAS V
INFORMASI
UMUM |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A.
IDENTITAS
MODUL |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penyusun Instansi Tahun Penyusunan Jenjang Sekolah Mata Pelajaran Fase C / Kelas / Semester BAB 1 Alokasi Waktu |
: : : : : : : : |
.....................................
SD
............................... Tahun 20 … SD Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 5 (Lima) / I
(Ganjil) Melihat
karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi 27 JP x 35
Menit (6 x Pertemuan) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. KOMPETENSI AWAL |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Capaian Pembelajaran Fase C Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem -
perangkat unsur yang saling
terhubung satu sama lain
dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan
bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu
tindakan, mengambil suatu keputusan
atau menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. PROFIL PELAJAR
PANCASILA |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1) Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) Berkebinekaan
global, 3)
Bergotong-royong, 4) Mandiri, 5) Bernalar
kritis, dan 6) Kreatif. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D. SARANA DAN
PRASARANA |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Topik A:
Cahaya dan Sifatnya. Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: 1. Referensi percobaan sifat-sifat cahaya (Lampiran
1.4); 2. Alat tulis; 3. Alat mewarnai; 4. Cermin datar; 5. Senter; 6. Gelas; 7. Prisma (jika ada, untuk membuat pelangi); 8. Material lainnya menyesuaikan dengan desain
yang siswa buat atau berdasarkan referensi di Lampiran 1.4. Topik B:
Melihat karena Cahaya. Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: 1. Lembar kerja (Lampiran 1. 1) untuk
masing-masing peserta didik; 2. Alat tulis; 3. Cermin; 4. Alat mewarnai. Topik C:
Bunyi dan Sifatnya. Perlengkapan yang
dibutuhkan peserta didik: 1. Lembar kerja (Lampiran 1.2 dan 1.3), untuk
masing-masing peserta didik; 2. Alat tulis; 3. Alat mewarnai; 4. Baskom; 5. Botol air bekas ukuran besar. Gunting dasar
botol sehingga bagian bawahnya terbuka; 6. Botol bekas dengan ukuran sama 5 buah; 7. Pewarna makanan. Perlengkapan yang
dibutuhkan guru: 1. Alat musik (bisa gitar, suling, xilofon, dan
lainnya) atau peluit; 2. Garpu tala (jika tersedia); 3. Macam rekaman bunyi dengan variasi tinggi
rendah nada serta intensitas ( jika tersedia fasilitasnya); 4. Kaleng bekas 2 buah. Satu kaleng dibuat
lubang-lubang kecil di bagian dasar seperti pada gambar di Informasi Buku Guru; 5. Kain atau benda berbusa. Topik D:
Mendengar karena Bunyi. Perlengkapan yang dibutuhkan peserta didik: 1. Alat tulis; 2. Alat mewarnai; 3. Balon; 4. Toples; 5. Garam. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
E. SUMBER BELAJAR |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sumber Utama § Buku Ilmu Pengetahuan Alam Sosial untuk SD Kelas
V. Sumber Alternatif § Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber
belajar yang terdapat dilingkung sekitar dan sesuaikan dengan tema yang
sedang dibahas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
F. MATERI
PEMBELAJARAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bab 1 Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi § Pengenalan Topik
Bab 1. - Melihat karena Cahaya, Mendengar
karena Bunyi. § Topik A: Cahaya dan Sifatnya. - Sifat dan Karakteristik Cahaya § Topik B: Melihat karena Cahaya. - Bagian-bagian Mata ; Cara mata bekerja § Topik C: Bunyi dan Sifatnya. - Sifat dan karakteristik bunyi § Topik D: Mendengar karena Bunyi. - Bagian-bagian Telinga ; Cara Telinga Bekerja § Proyek Pembelajaran - Media Edukasi Cara Merawat Mata/Telinga |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
G. TARGET
PESERTA DIDIK |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
v Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada
kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
H. MODEL
PEMBELAJARAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
v Tatap
Muka |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
I. KOSAKATA
BARU |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
J. KETERAMPILAN
YANG DILATIH |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. Membaca (memahami isi teks bacaan). 2. Melakukan observasi. 3. Mengidentifikasi. 4. Menulis (menuangkan gagasan atau pendapat
dalam bentuk tulisan). 5. Menganalisis. 6. Mendesain percobaan sederhana. 7. Menggambar (menuangkan ide atau gagasan
dalam bentuk gambar). 8. Daya abstraksi (menuangkan apa yang dilihat
dalam bentuk tulisan). 9. Berkomunikasi (menceritakan kembali
pengalaman, mendengar cerita teman sebaya). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KOMPONEN INTI |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tujuan Pembelajaran Bab 1 : 1.
Menjelaskan sifat-sifat bunyi dan cahaya melalui percobaan sederhana. 2. Mendemonstrasikan bagaimana sistem
pendengaran dan penglihatan manusia bekerja. Pengenalan
Topik Bab 1 1.1
Peserta didik melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan tema pembelajaran sebagai perkenalan. 1.2
Peserta didik mengetahui apa yang
ingin dan akan dipelajari di bab ini. 1.3
Peserta didik membuat rencana
belajar. Topik A:
Cahaya dan Sifatnya. 1.4
Peserta didik bisa mendesain
percobaan sederhana untuk membuktikan sifat cahaya. 1.5
Peserta didik bisa menjelaskan
sifat-sifat cahaya berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. Topik B:
Melihat karena Cahaya. 1.6
Peserta didik mengetahui
bagian-bagian mata dan fungsinya. 1.7
Peserta didik dapat menjelaskan
cara kerja mata melalui bagan atau skema sederhana. Topik C:
Bunyi dan Sifatnya. 1.8
Peserta didik bisa menjelaskan sifat-sifat bunyi berdasarkan hasil
pengamatan atau percobaan. 1.9
Peserta didik bisa menjelaskan karakteristik bunyi berdasarkan hasil
pengamatan atau percobaan. Topik D: Mendengar karena Bunyi. 1.10
Peserta didik mengetahui bagian-bagian telinga dan fungsinya. 1.11
Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja telinga melalui bagan atau
skema sederhana. Proyek
Pembelajaran 1.12
Peserta didik bisa membuat media informasi
mengenai cara merawat dan menjaga kesehatan mata dan telinga. 1.13
Peserta didik dapat melakukan penelusuran
yang berkaitan dengan tema. 1.14
Peserta didik dapat mendesain
media informasi yang menyesuaikan dengan target penerima informasi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B.
PEMAHAMAN BERMAKNA |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Peserta didik akan belajar mengenai sifat cahaya
yang dikaitkan dengan indra penglihatan, serta sifat bunyi yang dikaitkan
dengan indra pendengaran. Peserta didik diajak untuk mengamati sifat-sifat
cahaya dan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan membuktikannya melalui
percobaan sederhana. Dari pemahaman ini, peserta didik diharapkan dapat
mengaitkannya dengan proses melihat dan mendengar, kemudian menampilkannya
dalam bentuk skema sederhana. Peserta didik juga diharapkan dapat menyadari
pentingnya menjaga kesehatan penglihatan dan pendengaran dalam pola hidup
kesehariannya (bernalar kritis). Kemudian, kesadaran ini dapat dituangkan
dalam sebuah media edukasi yang kreatif sebagai bentuk kontribusi di
lingkungan sekolahnya (akhlak mulia). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. PERTANYAAN PEMANTIK |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengenalan Topik Bab 1 1. Informasi apa yang kalian dapatkan dari
melihat? 2. Informasi apa yang kalian dapatkan dari
mendengar? Topik A:
Cahaya dan Sifatnya. 1. Bagaimana
cahaya merambat? 2. Mengapa
ada bayangan? Apa yang memengaruhi bentuk bayangan? 3. Mengapa
kita bisa melihat bayangan kita di cermin? 4. Bagaimana
pelangi terbentuk? Topik B:
Melihat karena Cahaya. 1. Mengapa
kita bisa melihat benda? 2. Bagaimana
cara mata kita bekerja? Topik C:
Bunyi dan Sifatnya. 1. Bagaimana
bunyi merambat? 2. Mengapa
ada bunyi keras dan pelan? 3. Apa
yang memengaruhi tinggi dan rendahnya suatu bunyi? 4. Apa
yang memengaruhi keras dan pelan suatu bunyi? 5. Apakah
kita bisa meredam suara? Topik D:
Mendengar karena Bunyi. 1. Mengapa kita bisa
mendengar bunyi? 2. Bagaimana cara telinga
kita bekerja? 3. Apa bahaya suara yang
keras terhadap telinga kita? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengenalan
Topik Bab 1 (2 JP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 1. Guru
mempersiapkan peserta didik
secara fisik maupun
psikis untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Guru memberikan dorongan kepada peserta
didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat
membangkitkan semangat belajar peserta
didik. 3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum pembelajaran
dilaksanakan. 4. Setelah berdoa selesai, guru
memberikan klarifikasi terhadap
aktivitas pembuka tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 5. Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan
dan rencana kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti 1. Mulailah kelas dengan melakukan permainan yang
berkaitan dengan penglihatan dan
pendengaran, seperti: a. Pesan berantai menggunakan telepon benang.
Siapkan telepon benang sesuai jumlah
kelompok. b. Saat bermain, ajak juga peserta didik untuk
menyentuh benang dan merasakan
getarannya saat salah satu teman bersuara. Tujuannya untuk mengingatkan kembali bahwa bunyi berasal dari
getaran. c. Menebak benda dengan mata tertutup. Peserta
didik meraba sebuah benda yang disimpan
di dalam kotak. Kemudian, menebak benda apa yang mereka raba. Bisa juga jenis permainan lain yang
dilakukan dengan mata tertutup. d. Tebak bunyi. Peserta didik menirukan bunyi
tertentu di depan kelas. Kemudian,
teman-temannya mencoba menebak bunyi yang dimaksud. e. Tebak gambar. Guru memberikan sebuah kata benda/situasi
kepada salah satu peserta didik. Kemudian, peserta didik
menggambar di depan kelas dan ditebak
oleh teman-temannya. 2. Lanjutkan kegiatan diskusi mengenai indra yang
mereka pakai (atau tidak mereka pakai)
saat melakukan permainan di atas, seperti: a. Mengapa kalian tidak bisa melihat ketika
memakai penutup mata? (pertanyaan
ini untuk mengaitkan proses melihat dengan cahaya) b. Mengapa kalian bisa menebak suatu bunyi
walaupun tidak melihat sumber bunyinya? 3. Ajak peserta didik untuk melihat gambar pembuka
bab. Tanyakan kepada mereka jika
mereka hadir dalam festival tersebut, apa yang kira-kira mereka lihat dan dengar? Diskusikan juga pertanyaan
berikut. a. Mengapa kalian bisa membayangkan sesuatu
walaupun tidak hadir atau tidak melihat
langsung? b. Mengapa kalian bisa membayangkan sebuah suara
atau bunyi walaupun tidak sedang
mendengarnya? Kedua
jawaban di atas berhubungan dengan rekaman atau ingatan yang ada di otak kita. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk
mengaitkan proses melihat dan mendengar
dengan otak. 4. Kaitkan juga proses melihat dan mendengar
sebagai salah satu bentuk informasi dengan
mendiskusikan pertanyaan berikut. a. Informasi apa yang kalian dapatkan dari
melihat? b. Informasi apa yang kalian dapatkan dari
mendengar? 5. Ajak peserta didik untuk memikirkan informasi
apa yang mereka dapatkan dari keseharian
mereka, baik yang melalui visual maupun bunyi. misalnya, informasi jam istirahat melalui bunyi bel, informasi lampu
lalu lintas melalui visual, informasi tanda bahaya
melalui alarm, dan masih banyak lagi. 6. Galilah pengetahuan awal peserta didik mengenai
cahaya, bunyi, proses melihat, dan
mendengar. Tanyakan juga apa yang ingin mereka ketahui saat belajar bab ini. 7. Sampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dalam bab ini dan elaborasikan
dengan apa yang ingin diketahui peserta didik tentang mata dan telinga. Kegiatan Penutup 1. Siswa dapat menyimpulkan isi
materi pada pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini. 3. Guru meminta peserta didik
untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD). 4. Guru mengajak peserta didik
untuk berdoa penutup. Kegiatan Keluarga Mari
kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta
didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut. 1. Mengajak peserta didik untuk mencari
sumber-sumber cahaya yang ada di rumah. 2. Mengajak peserta didik untuk mencari
benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa
ditembus cahaya di rumah. 3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan
benda-benda yang terlihat “bengkok”
jika dimasukkan dalam air. 4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di
ruangan gelap dan ada sedikit cahaya. 5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk
dan bagian matanya. 6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu
mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa
melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat). Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi
dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam
melakukan kegiatan-kegiatan di atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengajaran
Topik A: Cahaya dan Sifatnya (5 JP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 1. Guru
mempersiapkan peserta didik
secara fisik maupun
psikis untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Guru memberikan dorongan kepada peserta
didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat
membangkitkan semangat belajar peserta
didik. 3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum pembelajaran
dilaksanakan. 4. Setelah berdoa selesai, guru
memberikan klarifikasi terhadap
aktivitas pembuka tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 5. Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan
dan rencana kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti 1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi pembuka
Topik A pada Buku Siswa. 2. Lanjutkan diskusi dengan bertanya pengalaman
peserta didik mengenai situasi pada gambar.
Guru juga dapat memancing diskusi dengan bertanya: a. Di mana sumber cahaya pada gambar di buku? b. Apa yang kalian ketahui tentang cahaya?
(Ingatkan bahwa mereka sudah mengenal
energi cahaya dari kelas 3) c. Apa saja sumber cahaya yang kalian manfaatkan
sehari-hari? 3. Diskusikan bersama peserta didik mengenai
sifat-sifat cahaya yang ada pada Buku
Siswa. Sifat-sifat ini sering mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Lakukan
diskusi dengan lebih banyak menggali pengamatan mereka di keseharian, baru masukkan konsep sains dalam
pengamatan tersebut. 4. Setelah peserta didik mulai mengenal
sifat-sifat cahaya, bagi peserta didik ke dalam
kelompok yang terdiri atas 4 - 5 orang peserta didik. 5. Berikan penjelasan kepada peserta didik
mengenai kegiatan kelompok yang akan mereka
kerjakan sesuai panduan di Buku Siswa. 6. Minta perwakilan kelompok untuk mengambil
kertas undian yang akan menentukan
sifat cahaya yang perlu mereka buktikan. 7. Jika memiliki fasilitas perpustakaan dengan buku yang sesuai atau fasilitas internet, ajaklah peserta didik untuk melakukan penelusuran mengenai percobaan yang bisa mereka coba. Bisa juga menggunakan referensi pada Lampiran 1.4 untuk dijadikan sumber bacaan peserta didik. Biarkan peserta didik membaca, mempelajari, dan menentukan terlebih dahulu secara mandiri percobaan yang mau mereka buat. 8. Beri arahan target yang jelas untuk setiap kegiatan, misal: a. Pertemuan pertama: menentukan desain dan
kebutuhan alat dan bahan. Saat peserta
didik memberikan keputusan desain serta kebutuhan alat dan bahan, berikan masukan untuk alat dan bahan yang lebih
mudah ditemukan. b. Pertemuan kedua: melakukan uji coba dari alat
dan bahan yang tersedia dan menulis
instruksi. Arahkan peserta didik untuk menggunakan kemampuan bahasanya dan menulis langkah percobaan yang jelas
dan mudah dipahami temannya. Berikan contoh sebuah langkah percobaan
untuk dipelajari peserta didik. 9. Pastikan peserta didik sudah melakukan uji coba
dan berhasil sebelum masuk ke tahap
selanjutnya. Pastikan juga langkah pengerjaan yang dibuat peserta didik di setiap kelompok dapat dipahami oleh
kelompok lain. 1. Aktivitas ini bisa dilakukan dengan dua cara
yang bisa disesuaikan dengan kondisi
kelas, yaitu: Cara 1: Peserta didik melakukan demonstrasi di depan
teman-temannya. Kelompok lain
mengamati dan menebak sifat cahaya. Guru melakukan diskusi dan pembahasan di selang kelompok. Cara 2: Peserta didik melakukan percobaan keliling/pos.
Panduan mengenai cara ini dapat
dilihat di variasi kegiatan eksperimen pada Panduan Umum Buku Guru. 2. Sebelum memulai, arahkan peserta didik untuk
membuat tabel berikut di buku
tugasnya. Tabel tersebut dipergunakan untuk menuliskan hasil pengamatan. Jumlah baris dalam tabel disesuaikan
dengan jumlah kelompok. (Untuk memandu peserta didik, lihat bagian
refleksi di Panduan Umum Buku Guru) Jawaban refleksi nomor 1 - 4 akan bervariasi
sesuai pengalaman peserta didik. 5. Bagaimana cahaya merambat? Cahaya
merambat lurus. 6. Mengapa kalian memiliki bayangan? Dan mengapa
bayangan tubuh kalian tersebut
berubah-ubah? Karena
tubuh manusia tidak tembus cahaya sehingga terjadi bayangan. Bayangan tubuh berubah-ubah
karena arah cahaya dan kedekatannya
juga
berbeda-beda. Misal, bayangan di ruangan berlampu akan berbeda dengan bayangan di luar dengan
Matahari. 7. Mengapa kita bisa melihat bayangan kita di cermin? Karena
cahaya memantulkan bayangan dari cermin ke mata kita 8. Bagaimana pelangi terbentuk? Cahaya
Matahari diuraikan oleh air hujan sehingga akan membentuk 7 warna pelangi. 9. Apakah sifat cahaya yang paling sering kalian
rasakan sehari-hari? bervariasi 10. Bagaimana cahaya berperan terhadap penglihatan
kita? Cahaya
memantul dari objek ke mata kita sehingga kita bisa melihat suatu benda.
Tanpa cahaya maka mata kita tidak bisa melihat. Kegiatan Penutup 1. Siswa dapat menyimpulkan isi
materi pada pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini. 3. Guru meminta peserta didik
untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD). 4. Guru mengajak peserta didik
untuk berdoa penutup. Kegiatan Keluarga Mari
kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta
didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut. 1. Mengajak peserta didik untuk mencari
sumber-sumber cahaya yang ada di rumah. 2. Mengajak peserta didik untuk mencari
benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa
ditembus cahaya di rumah. 3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan
benda-benda yang terlihat “bengkok”
jika dimasukkan dalam air. 4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di
ruangan gelap dan ada sedikit cahaya. 5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk
dan bagian matanya. 6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu
mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa
melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat). Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi
dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam
melakukan kegiatan-kegiatan di atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengajaran
Topik B: Melihat karena Cahaya (5 JP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 1. Guru
mempersiapkan peserta didik
secara fisik maupun
psikis untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Guru memberikan dorongan kepada peserta
didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat
membangkitkan semangat belajar peserta
didik. 3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum pembelajaran
dilaksanakan. 4. Setelah berdoa selesai, guru
memberikan klarifikasi terhadap
aktivitas pembuka tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 5. Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan
dan rencana kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti 1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi Topik B
pada Buku Siswa. 2. Lanjutkan diskusi dengan menggali pengetahuan
peserta didik mengenai bagian mata
atau cara mata bekerja. 3. Arahkan peserta didik untuk menyiapkan cermin
dan bagikan lembar kerja di Lampiran 1.1. 4. Arahkan kegiatan ini sesuai instruksi pada Buku
Siswa. 5. Setelah peserta didik selesai melakukan
kegiatan, fokuskan kembali peserta didik kepada
guru dan lakukan pembahasan bersama mengenai bagian-bagian mata dan fungsinya. Gunakan teks “Bagian Mata dan
Fungsinya” pada Buku Siswa sebagai
alat bantu. Lalu, mintalah peserta didik melengkapi bagianbagian mata yang ada di lembar kerja. 6. Setelah peserta didik memahami bagian-bagian
utama dalam proses melihat, gunakan
infografis “Bagaimana Kita Melihat” pada Buku Siswa untuk mendiskusikan cara mata bekerja. Ajak peserta
didik untuk mengamati sifat cahaya yang
berperan pada proses ini melalui infografis tersebut. Jawaban:
cahaya dipantulkan dari objek ke mata, serta cahaya dibiaskan saat melewati kornea. 7. Diskusikan juga bersama peserta didik bagaimana
proses melihat merupakan sebuah sistem
yang saling berkaitan antara bagiannya serta bagaimana otak menjadi sumber penerjemah dari rangsangan cahaya. 1. Arahkan kegiatan menggambar skema sesuai dengan
panduan di Buku Siswa. 2. Untuk peserta didik yang masih bingung dengan
apa itu skema atau bagan, berilah
sebuah contoh proses lain yang sederhana di papan tulis. 3. Arahkan peserta didik untuk membuat
skema/gambar versinya sendiri dan tidak meniru yang
ada di buku. 4. Tips: 5. Untuk peserta didik yang kesulitan, fokuskan
pemahaman di bagian-bagian utama proses
melihat, seperti kornea, pupil, lensa, retina, dan otak. 1. Bagi peserta didik ke dalam kelompok berisi 3 -
4 orang. Arahkan kegiatan kelompok
sesuai panduan pada Buku Siswa. Gunakan ilustrasi gambar sebagai alat bantu untuk mengarahkan kegiatan
diskusi yang hidup. Berikan contoh cara menuliskan pendapat atau
memberi saran yang baik untuk teman. 2. Setelah kegiatan berbagi selesai, arahkan
kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada Buku Siswa. Siapkan kembali lembar kerja di Lampiran 1.1 untuk menuliskan hasil diskusi. 3. Setelah waktu selesai, fokuskan kembali
perhatian peserta didik pada guru. Selanjutnya, lakukan diskusi dan pembahasan
bersama: a. Apa fungsi dari berkedip dan apa yang terjadi
jika kita tidak berkedip? Berkedip akan membasahi mata dan
membuat mata menjadi tidak
kering. b. Mengapa saat mata kita terkena kotoran akan
keluar air mata? Air mata berfungsi sebagai pelindung
terhadap benda asing. Saat terkena kotoran, air mata
berfungsi mengeluarkan kotoran
dari
mata kita. c. Apakah kita boleh melihat cahaya yang terlalu
terang? Mengapa? Tidak boleh, karena cahaya yang masuk
terlalu banyak akan merusak
bagian mata kita. Iris dan pupil berfungsi mengatur agar jumlah cahaya yang masuk
sesuai dengan kebutuhan kita. d. Berikan contoh aktivitas atau pekerjaan yang
membutuhkan perlindungan terhadap mata! Bervariasi, contohnya, ketika di tempat
yang berdebu, aktivitas/ pekerjaan
yang melihat layar komputer dalam waktu lama,
pekerja
bangunan, pekerja di laboratorium atau bengkel, dan masih banyak lagi. (Untuk memandu peserta didik, lihat bagian
refleksi di Panduan Umum Buku Guru) 1. Hal baru apakah yang kalian dapatkan dari topik
ini? Bervariasi. 2. Apa hubungan cahaya dan proses melihat? Kita
dapat melihat karena cahaya. Sumber cahaya mengenai objek dan cahaya dipantulkan ke mata
kita. 3. Mengapa kita tetap bisa melihat ketika malam
hari? Karena malam
hari tetap ada sumber cahaya, bisa dari lampu, Bulan, dan bintang. 4. Mengapa kita perlu berkedip? Berkedip
membuat mata kita tetap basah. Berkedip juga sebagai reflek ketika ada benda asing yang
masuk ke mata. 5. Informasi apa yang diberikan oleh mata kita?
Jika mata kita tidak berfungsi, adakah cara
lain untuk mendapatkan informasi ini? Bervariasi.
Informasi mengenai benda-benda di sekitar kita, di mana kita berada, siapa lawan bicara
kita, tulisan yang kita baca, dan masih
banyak
lagi. Cara lainnya bisa melalui indra yang lain, seperti indra peraba, pendengaran, dan penciuman. 6. Apa saja yang tidak bisa kita lakukan jika kita
tidak bisa melihat? Bervariasi.
Ketika mendiskusikan pertanyaan ini sampaikan bahwa Tuhan menciptakan indra-indra yang
lain untuk saling melengkapi. Ketika salah
satu
indra tidak berfungsi, masih ada indra lain yang membantu walaupun tidak akan sama. Banyak orang
dengan gangguan penglihatan dan masih
bisa
beraktivitas, bahkan mencetak prestasi. Mempunyai indra penglihatan yang sehat merupakan suatu hal
yang perlu disyukuri. 7. Menurut kalian cara apa saja yang bisa
dilakukan untuk menjaga kesehatan mata kita? Bervariasi.
Bisa dengan makan makanan yang bernutrisi, membaca dengan jarak yang cukup, mengatur
penerangan saat membaca, tidak melihat layar
televisi/komputer/telepon
pintar dalam waktu lama, tidak menyentuh mata
sembarangan,
dan masih banyak lagi. Kegiatan Penutup 1. Siswa dapat menyimpulkan isi
materi pada pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini. 3. Guru meminta peserta didik
untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD). 4. Guru mengajak peserta didik
untuk berdoa penutup. Kegiatan Keluarga Mari
kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta
didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut. 1. Mengajak peserta didik untuk mencari
sumber-sumber cahaya yang ada di rumah. 2. Mengajak peserta didik untuk mencari
benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa
ditembus cahaya di rumah. 3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan
benda-benda yang terlihat “bengkok”
jika dimasukkan dalam air. 4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di
ruangan gelap dan ada sedikit cahaya. 5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk
dan bagian matanya. 6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu
mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa
melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat). Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi
dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam
melakukan kegiatan-kegiatan di atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengajaran
Topik C: Bunyi dan Sifatnya (5 JP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 1. Guru
mempersiapkan peserta didik
secara fisik maupun
psikis untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Guru memberikan dorongan kepada peserta
didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat
membangkitkan semangat belajar peserta
didik. 3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum pembelajaran
dilaksanakan. 4. Setelah berdoa selesai, guru
memberikan klarifikasi terhadap
aktivitas pembuka tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 5. Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan
dan rencana kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti 1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi Topik C
pada Buku Siswa. Lakukan diskusi
mengenai sumber bunyi dan alat musik yang dimainkan pada gambar pembuka topik. Berikan pertanyaan berikut pada
peserta didik: a. Manakah yang menghasilkan bunyi dengan nada
tinggi? b. Manakah yang menghasilkan bunyi dengan nada
rendah? c. Apa yang perlu dilakukan Ian untuk menghasilkan
suara yang lebih kencang? 2. Bagi peserta didik dalam kelompok yang terdiri
atas 3 - 4 orang dan bagikan lembar kerja
pada Lampiran 1.2. 3. Arahkan setiap kelompok untuk menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan untuk
percobaan. Untuk memandu kegiatan percobaan, lihat variasi kegiatan eksperimen pada Panduan Umum Buku Guru. 4. Untuk percobaan dalam kegiatan ini bisa
dilakukan dengan tiga cara yang bisa disesuaikan
dengan kondisi kelas. 5. Berikan arahan untuk kegiatan percobaan sesuai
panduan di Buku Siswa. 6. Setelah semua kelompok melakukan ketiga
percobaan, arahkan kelompok untuk mendiskusikan
pertanyaan yang ada di Buku Siswa. a. Media apa saja yang bisa merambatkan bunyi dari
ketiga percobaan yang telah
dilakukan? Percobaan 1 menggunakan benda padat
(meja) sebagai perantara. Percobaan 2 menggunakan udara (gas)
sebagai perantara. Percobaan 3
menggunakan
air sebagai perantara. b. Di antara ketiga percobaan yang telah
dilakukan, mana menurut kalian media yang paling baik merambatkan bunyi? (terdengar
lebih keras dan jelas) Benda padat lebih baik dalam
menghantarkan bunyi karena tersusun rapat
sehingga
lebih mudah mengalirkan getaran. c. Dari percobaan 1 dan 2, menurut kalian ke mana
saja arah bunyi bergerak? Kita tidak bisa melihat arah bunyi
secara langsung, namun jika diamati
dengan
teliti kita bisa memprediksi arah bunyi bergerak. Suara ketukan sendok terdengar dari semua
posisi pada percobaan 1. Kita bisa mendengar
suara
walaupun tidak melihat sumber suaranya. Ini menunjukkan bahwa bunyi bergerak ke segala arah. 7. Lakukan pembahasan bersama mengenai sifat
bunyi. Gunakan teks “Sifat Bunyi”
sebagai alat bantu. Pada saat menjelaskan, guru dapat melakukan: a. Saat membahas mengenai arah gelombang suara,
lakukan demonstrasi gelombang
suara menggunakan garpu tala, seperti pada ilustrasi gambar pada materi “Sifat Bunyi” di Buku Siswa. Siapkan
baskom berisi air. Ketuk garpu tala
dan sentuh permukaan air dengan garpu tala. Tujuannya agar peserta didik bisa mengamati langsung bagaimana
getaran bunyi yang bergerak ke segala arah. b. Saat membahas mengenai pantulan suara, aturlah
agar peserta didik dapat mengamati
perbedaan suara dengan menggunakan kaleng bekas yang berlubang dan
yang tidak secara bergiliran. Isi kaleng dengan kain atau busa untuk mendemonstrasikan peredaman suara. 8. Selesai pembahasan, arahkan peserta didik
menuliskan kesimpulan mengenai sifat bunyi
pada lembar kerja. 1. Berikan arahan kepada peserta didik mengenai
langkah percobaan sesuai panduan pada
Buku Siswa. 2. Bagikan Lembar Kerja 1.3 kepada masing-masing
peserta didik dan arahkan untuk menulis
hasil pengamatan pada percobaan 1 dan 2 di lembar kerja. 3. Setelah peserta didik mencoba/mengamati kedua
percobaan dan bagaimana bunyi bisa
terdengar rendah atau tinggi, keras atau pelan, lakukan pembahasan mengenai tinggi rendah bunyi serta intensitas
bunyi. Gunakan teks pada Buku Siswa sebagai
alat bantu. 4. Setelah pembahasan, arahkan peserta didik untuk
menjawab pertanyaan yang ada pada
lembar kerja dan menuliskan kesimpulan percobaan. (Untuk memandu peserta didik, lihat bagian
refleksi di Panduan Umum Buku Guru) 1. Hal menarik apa yang kalian dapatkan pada topik
kali ini? Bervariasi. 2. Apa perbedaan rambatan pada bunyi dan cahaya? Cahaya
merambat lurus sedangkan bunyi merambat ke segala arah. 3. Mengapa kita tidak selalu mendengar gema/gaung
walaupun ada benda padat, seperti
tembok di sekitar kita? Karena
ada benda-benda lain yang menyerap bunyi. Di dalam kelas ada tas, kain, tirai, buku, dan
benda-benda lainnya. Di dalam rumah ada bantal, sofa, tirai, baju, karpet, dan
benda-benda lainnya. Dengan demikian, pantulan bunyi tidak
menghasilkan gaung/gema. 4. Apa yang memengaruhi jenis-jenis bunyi? Tinggi
rendah nada, serta intensitas atau gaya yang diberikan dari bunyi tersebut. 5. Bagaimana kita bisa mengubah nada dan
intensitas dari bunyi? Mengubah
tinggi/rendah nada dengan membuat benda bergetar lebih cepat/lambat. Bisa dengan
mengencangkan senar, menambah ukuran,
dan
sebagainya. Mengubah intensitas dari bunyi dengan memberikan gaya yang berbeda. Kegiatan Penutup 1. Siswa dapat menyimpulkan isi
materi pada pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini. 3. Guru meminta peserta didik
untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD). 4. Guru mengajak peserta didik
untuk berdoa penutup. Kegiatan Keluarga Mari
kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta
didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut. 1. Mengajak peserta didik untuk mencari
sumber-sumber cahaya yang ada di rumah. 2. Mengajak peserta didik untuk mencari
benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa
ditembus cahaya di rumah. 3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan
benda-benda yang terlihat “bengkok”
jika dimasukkan dalam air. 4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di
ruangan gelap dan ada sedikit cahaya. 5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk
dan bagian matanya. 6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu
mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa
melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat). Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi
dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam
melakukan kegiatan-kegiatan di atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengajaran
Topik D: Mendengar karena Bunyi (5 JP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 1. Guru
mempersiapkan peserta didik
secara fisik maupun
psikis untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Guru memberikan dorongan kepada peserta
didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat
membangkitkan semangat belajar peserta
didik. 3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum pembelajaran
dilaksanakan. 4. Setelah berdoa selesai, guru
memberikan klarifikasi terhadap
aktivitas pembuka tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 5. Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan
dan rencana kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti 1. Lakukan kegiatan literasi dengan narasi topik D
pada Buku Siswa. Lakukan diskusi
mengenai perilaku Ian pada gambar pembuka topik. Galilah juga pengetahuan peserta didik mengenai gendang telinga
dan bagaimana cara kerja telinga. 2. Bagi peserta didik ke dalam kelompok yang terdiri
atas 3 - 4 orang. 3. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Berikan
arahan mengenai percobaan yang akan mereka lakukan sesuai
instruksi pada Buku Siswa. Beberapa catatan terkait percobaan ini: a. Bagian perut balon yang digunting disesuaikan
dengan ukuran toples/ gelas yang
dipakai. Tunjukkan pada peserta didik bagian mana yang perlu mereka gunting. b. Saat memasangkan balon dan karet ke mulut
gelas/toples, perlu ada yang menahan
wadah agar tidak jatuh. c. Pastikan balon yang terpasang dalam keadaan
rapat dan renggang. Dalam
keadaan ini, balon sangat mudah untuk robek sehingga sebaiknya tidak terlalu banyak dipegang. d. Jika tidak ada balon, bisa menggunakan plastik
bungkus atau plastik tipis.
Gunakan karet untuk menahan plastik dan pastikan plastik dalam kondisi renggang. e. Taburkan garam sedikit saja, tidak perlu
terlalu banyak. f. Jika pergerakan garam kurang terlihat, perbaiki
lapisan balon atau plastik sehingga lebih renggang. 4. Setelah peserta didik melakukan percobaan,
arahkan mereka untuk mendiskusikan
pertanyaan pada Buku Siswa. a. Apa yang teramati pada garam di atas balon saat
kalian bersuara? Garam akan bergerak. b. Menurut kalian apa yang membuat garam bergerak? Suara merambat melalui udara mengenai
balon. Balon bergetar dan membuat
garam bergerak. c. Jika balon robek, apakah garam masih bisa
bergerak? Tidak, balon tidak cukup renggang/tipis
untuk bergetar. 5. Lakukan pembahasan mengenai percobaan ini serta
kaitkan dengan bagaimana telinga kita bekerja. Gunakan teks pada
Buku Siswa sebagai alat bantu. Diskusikan bersama peserta didik
bagaimana proses mendengar merupakan
sebuah sistem yang saling berkaitan antara bagiannya serta bagaimana otak kembali menjadi sumber penerjemah
dari rangsangan (untuk mendengar rangsangannya adalah bunyi). 6. Di akhir kegiatan, arahkan peserta didik untuk
menulis kesimpulan mengenai hubungan
percobaan yang dilakukan dengan telinga pada buku tugas. 1. Arahkan kegiatan menggambar skema sesuai dengan
panduan di Buku Siswa. 2. Arahkan peserta didik untuk membuat
skema/gambar versinya sendiri tidak meniru yang
ada di buku. 1. Arahkan peserta didik untuk berkumpul lagi
dengan kelompoknya. 2. Berikan penjelasan mengenai kegiatan kelompok
sesuai panduan pada Buku Siswa.
Gunakan cara yang sama dengan kegiatan berbagi pada topik B. 3. Setelah kegiatan berbagi selesai, arahkan
kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan
yang ada pada Buku Siswa. 4. Setelah waktu selesai, lakukan diskusi dan
pembahasan bersama. a. Menurut kalian bagian mana dari telinga yang
berfungsi untuk melindungi telinga dari benda asing? Bagian telinga luar (daun telinga dan
saluran telinga). Kotoran telinga
juga berfungsi untuk menyaring debu yang masuk. b. Mengapa saat kita menutup telinga suara yang
kita dengar menjadi kecil?
(Petunjuk: lihat kembali cara telinga kita mendengar) Karena gelombang bunyi yang masuk ke
saluran dan mengenai gendang
telinga hanya sedikit dibanding saat telinga dalam keadaan terbuka. c. Apakah kita boleh mendengarkan suara yang
terlalu keras? Mengapa? Tidak boleh karena akan merusak gendang
telinga. d. Pikirkanlah aktivitas atau pekerjaan yang
membutuhkan perlindungan terhadap
telinga! Bervariasi, bisa pekerja bangunan
(karena banyak mendengar suara
bising), musisi dan orang-orang yang bekerja di panggung, pekerja di bengkel (yang
menggunakan mesin-mesin dengan suara
keras),
teknisi pesawat, dan masih banyak lagi. Biasanya, para pekerja ini menggunakan
pelindung telinga untuk mengurangi
kebisingan. (Untuk memandu peserta didik, lihat bagian
refleksi di Panduan Umum Buku Guru) 1. Apa hal baru yang kalian dapatkan dari topik
ini? Bervariasi 2. Apa hubungan bunyi dan proses mendengar? Proses
mendengar terjadi karena ada rangsangan bunyi yang menggetarkan gendang telinga kita. Kemudian,
sistem pendengaran bekerja dari
rangsangan
gendang telinga. 3. Informasi apa yang diberikan oleh telinga kita?
Jika telinga kita tidak berfungsi, adakah cara
lain untuk mendapatkan informasi ini? Bervariasi.
Informasi yang didapatkan bisa tanda bahaya, panggilan, cerita, dan lain-lain. Cara
lain untuk mendapatkan informasi ini bisa
menggunakan
indra yang lainnya. Sampaikan bagaimana orang dengan gangguan pendengaran
menggunakan mata dan bahasa isyarat sebagai
alat
komunikasi. Tuhan menciptakan kelima indra untuk saling melengkapi. Ketika salah satu indra tidak
berfungsi masih ada indra lain yang membantu
walaupun
tidak akan sama. 4. Apakah suara keras baik untuk telinga kita? Tidak.
Suara keras dapat mengganggu sistem pendengaran kita. 5. Apa saja yang tidak bisa kita lakukan jika kita
tidak bisa mendengar? Bervariasi.
Sampaikan bahwa banyak orang dengan gangguan pendengaran namun bisa beraktivitas, bahkan
mencetak prestasi. Mempunyai indra
pendengaran
yang sehat merupakan suatu hal yang perlu disyukuri. 6. Menurut kalian cara
apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan telinga kita? Bervariasi.
Bisa membersihkan dengan rutin, tidak memasukkan benda asing ke telinga kita, tidak
memasukkan alat pembersih terlalu dalam, tidak
mendengarkan
musik terlalu kencang, dan masih banyak lagi. Kegiatan Penutup 1. Siswa dapat menyimpulkan isi
materi pada pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini. 3. Guru meminta peserta didik
untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD). 4. Guru mengajak peserta didik
untuk berdoa penutup. Kegiatan Keluarga Mari
kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta
didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut. 1. Mengajak peserta didik untuk mencari
sumber-sumber cahaya yang ada di rumah. 2. Mengajak peserta didik untuk mencari
benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa
ditembus cahaya di rumah. 3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan
benda-benda yang terlihat “bengkok”
jika dimasukkan dalam air. 4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di
ruangan gelap dan ada sedikit cahaya. 5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk
dan bagian matanya. 6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu mengenai
cara menjaga kesehatan mata (bisa
melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat). Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi
dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam
melakukan kegiatan-kegiatan di atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Proyek
Belajar (5 JP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kegiatan
Pembuka 1. Guru
mempersiapkan peserta didik
secara fisik maupun
psikis untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. 2. Guru memberikan dorongan kepada peserta
didik di kelas agar bersemangat pada saat mengikuti pelajaran melalui apersepsi yang dapat
membangkitkan semangat belajar peserta
didik. 3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memimpin doa bersama
sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing sebelum pembelajaran
dilaksanakan. 4. Setelah berdoa selesai, guru
memberikan klarifikasi terhadap
aktivitas pembuka tersebut dengan mengaitkannya dengan materi dan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan. 5. Peserta didik bersama dengan guru mendiskusikan tujuan
dan rencana kegiatan pembelajaran Kegiatan Inti Memandu
Proyek Belajar 1. Untuk memandu proyek belajar, lihat Panduan
Proyek Belajar pada Panduan Umum Buku
Guru. 2. Proyek bisa dibuat menjadi satu tema, yaitu
mata dan telinga seperti pada Buku Siswa.
Bisa juga dibagi menjadi dua tema pilihan, yaitu mata atau telinga. Sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi kelas. 3. Bimbinglah peserta didik dalam mencari
informasi. Guru dapat mengarahkan peserta didik
untuk mencari informasi melalui: a. Buku (jika ada fasilitas perpustakaan dengan
koleksi buku yang sesuai, arahkan
peserta didik untuk mencari informasi di sana). b. Mengundang tenaga kesehatan setempat atau
penanggung jawab UKS sebagai
narasumber. c. Daring (pastikan peserta didik dalam bimbingan
jika mencari informasi secara
daring). d. Wawancara dengan guru atau staf yang ada di
sekolah. e. Buku Siswa (bagian teks antarkegiatan atau Belajar
Lebih Lanjut) 4. Ajak peserta didik untuk mengenali karakter
kelas 3 - 4 dan kira-kira penyajian media seperti
apa yang akan menarik minat mereka. 5. Jika memungkinkan, libatkan orang tua yang
berkenan untuk menjadi fasilitator bagi
kelompok. Menyampaikan
Media Informasi 1. Diskusikan dengan wali kelas 3 dan 4 untuk
waktu dan alur kegiatan ini. Kegiatan bisa
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: a. Untuk karya berupa fisik bisa dipajang dalam
waktu tertentu untuk dibaca dan dinilai
oleh kelas 3 dan 4. b. Untuk karya digital bisa menggunakan media
sosial atau fasilitas multimedia jika ada.
Libatkan orang tua jika menggunakan media sosial. c. Kelompok mempresentasikan langsung di depan
kelas 3 atau 4 dan membuka sesi pertanyaan. 2. Libatkan peserta didik kelas 3 dan 4 untuk
memberi penilaian terhadap hasil karya kakak
kelasnya. 3. Selanjutnya, bimbing peserta didik melakukan
refleksi belajar sesuai Panduan Umum Buku
Guru. Bimbing mereka untuk benar-benar merefleksikan tanggung jawab mereka sesuai peran dan pembagian tugas saat
pembuatan proyek. Kegiatan Penutup 1. Siswa dapat menyimpulkan isi
materi pada pembelajaran hari ini. 2. Siswa mengkomunikasikan
kendala yang dihadapi dalam mengikuti pembelajaran hari ini. 3. Guru meminta peserta didik
untuk melakukan Tugas lembar kerja peserta didik (LKPD). 4. Guru mengajak peserta didik
untuk berdoa penutup. Kegiatan Keluarga Mari
kita libatkan keluarga untuk menyelaraskan suasana belajar di rumah dengan sekolah. Untuk mendukung proses belajar peserta
didik saat belajar di tema ini, keluarga bisa
mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan berikut. 1. Mengajak peserta didik untuk mencari
sumber-sumber cahaya yang ada di rumah. 2. Mengajak peserta didik untuk mencari
benda-benda yang bisa ditembus atau tidak bisa
ditembus cahaya di rumah. 3. Mengajak peserta didik untuk melihat perbedaan
benda-benda yang terlihat “bengkok”
jika dimasukkan dalam air. 4. Mengajak peserta didik untuk mencoba melihat di
ruangan gelap dan ada sedikit cahaya. 5. Mengajak peserta didik untuk mengamati bentuk
dan bagian matanya. 6. Mengajak peserta didik untuk mencari tahu
mengenai cara menjaga kesehatan mata (bisa
melalui buku, penelusuran internet, mewawancarai kerabat atau tenaga kesehatan setempat). Berikan ruang untuk keluarga dapat berkonsultasi
dengan guru apabila mengalami hambatan atau kendala dalam
melakukan kegiatan-kegiatan di atas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
E. REFLEKSI |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Agar proses belajar selanjutnya lebih baik
lagi, mari lakukan refleksi diri dengan menjawab pertanyaan berikut. 1. Apa yang sudah berjalan baik di dalam kelas?
Apa yang saya sukai dari kegiatan pembelajaran kali ini? Apa yang tidak saya sukai? 2. Pelajaran apa yang saya dapatkan selama
pembelajaran? 3. Apa yang ingin saya ubah untuk
meningkatkan/memperbaiki pelaksanaan/hasil pembelajaran? 4. Dengan
pengetahuan yang saya dapat/miliki sekarang, apa yang akan saya lakukan jika harus mengajar kegiatan yang
sama di kemudian hari? 5. Kapan atau pada bagian mana saya merasa
kreatif ketika mengajar? Mengapa? 6. Pada langkah keberapa peserta didik paling belajar
banyak? 7. Pada momen apa peserta didik menemui
kesulitan saat mengerjakan tugas akhir mereka? 8. Bagaimana mereka mengatasi masalah tersebut
dan apa peran saya pada saat itu? (Guru dapat menambahkan pertanyaan refleksi
sesuai kebutuhan). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
F. ASESMEN / PENILAIAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rubrik Penilaian Proyek
Rubrik Penilaian Adik Kelas
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
G. KEGIATAN
PENGAYAAN DAN REMEDIAL |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengayaan/Remedial 1.
Pengayaan adalah suatu bentuk kegiatan yang diberikan kepada peserta
didik yg telah mencapai kompetensi, baik secara individu maupun kelompok agar
dapat memperdalam kecakapannya atau mengembangkan potensinya secara optimal.
Salah satu bentuk pengayaan yang diberikan adalah meminta peserta didik
mencari dari berbagai sumber tentang melihat karena cahaya, mendengar karena
bunyi. 2.
Remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu peserta didik
yang menjalani kesulitan dan menguasai materi pelajaran. Tujuan kegiatan
remedial membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan
dalam kelas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
H. UJI PEMAHAMAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. Sifat
Cahaya Ian, Banu, Dara, dan mobil mainan dipisahkan oleh
layar 1, 2, dan 3. Ketiga layar tersebut terbuat dari bahan yang berbeda-beda
sehingga: a. Ian
tidak bisa melihat Dara. b. Banu
bisa melihat Dara dengan jelas. c. Dara dan
Banu bisa melihat mobil mainan dengan samar. Berdasarkan informasi di atas, apa sajakah
kemungkinan bahan untuk ketiga layar tersebut? Jelaskan alasannya. D. Indra
Penglihatan
Setelah membaca, Mia suka mengeluhkan matanya yang
terasa lelah. Bisakah kalian menjelaskan apa yang terjadi pada Mia? Gunakan
penjelasan mengenai cara mata kita melihat serta bagian mata yang berpengaruh
terhadap jarak benda. E. Sifat
Bunyi Gedung bioskop adalah tempat untuk memutar film di
layar lebar. Gedung ini akan memutar suara film dengan suara yang keras
karena ruangannya cukup luas. Dinding gedung bioskop dilapisi oleh busa tebal
dan lantainya dilapisi dengan karpet. Kursinya pun terbuat dari busa empuk.
Dengan menggunakan sifat bunyi, menurut kalian mengapa semua gedung bioskop
dibuat seperti itu? F. Indra
Pendengaran
Agar lebih jelas, sampaikan juga bagaimana cara telinga
kita bekerja serta apa bahaya dari suara keras pada telinga kita. Kunci Jawaban A. Sifat
Cahaya Layar 1 : benda tak
tembus cahaya (bisa kayu, tembok, dan sebagainya). Layar 2 :
benda
transparan atau bening (bisa kaca, plastik bening, dan sebagainya). Layar 3 :
benda buram atau sedikit tembus cahaya (bisa kain
tipis, kertas buram, plastik putih, dan sebagainya). B. Indra
Penglihatan Saat melihat benda dengan jarak dekat, lensa mata
akan menggembung dan bekerja dengan tekanan. Hal ini yang menyebabkan mata
Mia lelah karena membaca dengan jarak dekat dalam waktu yang lama. Sebaiknya,
Mia menjaga jarak baca minimal 30 cm dengan pencahayaan yang cukup saat
membaca. Lalu, istirahatkan mata dengan melihat benda-benda jauh dan hijau. C. Sifat
Bunyi Untuk mencegah terjadinya pemantulan bunyi yang
membuat suara dalam ruangan tidak jelas dan terdengar sampai keluar studio
(atau bahkan ke studio lainnya). Benda-benda lunak, seperti busa dan karpet dapat
meredam suara. Prinsip ini juga dipakai untuk studio-studio musik. D. Indra
Pendengaran Suara yang terlalu keras dapat merusak gendang
telinga. Gendang telinga terbuat dari selaput yang tipis dan bisa rusak,
bahkan robek dengan getaran yang terlalu kencang/kuat. Jika gendang telinga
rusak maka tulang pendengaran dan rumah siput tidak bisa menyalurkan bunyi
sampai ke saraf pendengaran. Akibatnya, kita akan mengalami gangguan
pendengaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
LAMPIRAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.1 (LKPD 1.1) Nama :
........................................ Kelas : ........................................ Petunjuk! Aku dan
Mataku
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.2 (LKPD 1.2) Nama :
........................................ Kelas : ........................................ Petunjuk! Bunyi dan
Sifatnya
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.3 (LKPD 1.3) Nama :
........................................ Kelas : ........................................ Petunjuk! Botol
yang Bernyanyi
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1.4 (LKPD 1.4) Nama :
........................................ Kelas : ........................................ Petunjuk! Bagaimana
Cahaya yang Terlihat? (1) Alat dan bahan: ·
kertas
karton (bisa juga memakai dus bekas) 2 atau 3 buah; ·
benda
yang bisa dipakai untuk pijakan kertas, seperti lilin malam atau batu; ·
gunting
atau pisau kertas; ·
senter; ·
kertas
warna hitam (atau warna gelap); ·
penggaris. Cara kerja: ·
Buatlah
lubang dengan ukuran dan posisi yang sama di bagian bawah kertas atau dus. ·
Simpan
kertas gelap sebagai alas. ·
Susunlah
kertas atau dus di atas alas dengan posisi berdiri dan lubang yang sejajar seperti
pada gambar. Gunakan pijakan jika memakai kertas karton agar bisa berdiri tegak. ·
Arahkan
senter ke dalam lubang. ·
Amati cahaya
yang terlihat pada kertas alas. Bagaimana menurutmu sifat cahaya pada
percobaan ini? Bagaimana
Cahaya yang Terlihat? (2) Alat dan bahan: ·
senter
atau lilin; ·
selang. Cara kerja: ·
Nyalakan
senter atau lilin. ·
Aturlah
posisi selang agar lurus. Mintalah bantuan teman jika mengalami kesulitan. ·
Amati
cahaya dari lubang selang. Apakah kalian bisa melihat cahayanya? Apakah cahaya
bisa keluar dari dalam selang? ·
Sekarang
buat posisi selang melengkung seperti pada gambar. Kemudian, ulangi langkah
3. ·
Amati
perbedaan yang kalian lihat. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan
ini? Ke mana
Cahayanya? (1) Alat dan bahan: ·
cermin
datar minimal 2 buah; ·
senter. Cara kerja: ·
Posisikan
cermin dan senter seperti pada gambar. Jika memungkinkan aturlah agar kondisi
ruangan menjadi lebih gelap. ·
Amati
arah cahaya dari senter. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada percobaan
ini? ·
Jika
memiliki cermin lebih dari 2 buah, lakukanlah modifikasi dari percobaan ini
sesuai kreativitas kalian. Ke mana
Cahayanya? (2) Alat dan bahan: ·
senter; ·
cermin; ·
sisir; ·
kertas
putih. Cara kerja: ·
Posisikan
cermin, senter, dan sisir seperti pada gambar. Gunakan kertas putih sebagai alas. ·
Jika
memungkinkan aturlah agar kondisi ruangan menjadi lebih gelap. ·
Amati
arah cahaya dan bayangan pada kertas putih. Bagaimana menurut kalian sifat cahaya
pada percobaan ini? Bisakah
Kalian Melihatnya? Alat dan bahan: ·
benda
bening (bisa kaca, plastik mika atau plastik bening); ·
benda
buram atau sedikit tembus cahaya (bisa kain tipis, kertas buram atau kalkir, plastik
putih, dan sebagainya); ·
benda
tak tembus cahaya (bisa karton, dus, dan sebagainya); ·
benda
yang bisa dipakai sebagai objek lihat (bisa pensil, tempat minum, mainan, dan
sebagainya); ·
senter. Cara kerja: ·
Siapkan
benda yang akan dipakai sebagai objek lihat di bagian tengah meja. ·
Simpan
benda bening di depan benda. Apakah kalian masih bisa melihat benda tersebut? ·
Nyalakan
senter dan arahkan menuju benda bening. Amati apa yang terjadi pada cahaya
senter. ·
Ulangi
langkah 2 dan 3 dengan benda buram dan tak tembus cahaya. Bagaimana menurut
kalian sifat cahaya pada percobaan ini? Benda
yang Bengkok Alat dan bahan: ·
gelas
bening; ·
gelas
yang tidak bening (tidak tembus cahaya); ·
penggaris,
sendok, sedotan, atau bahan lainnya yang bisa dicelupkan dalam gelas; ·
koin; ·
selotip; ·
air. Cara kerja: ·
Isi
gelas bening dengan air. ·
Masukkan
benda, seperti penggaris, sendok, dan sebagainya dalam gelas. ·
Amati
bentuk benda dari atas gelas dan samping gelas. Apa yang kalian amati? ·
Sekarang
ambil gelas yang tidak bening. ·
Tempelkan
koin di dasar gelas menggunakan selotip. Tujuannya untuk mencegah koin
bergeser. ·
Carilah
posisi di mana kalian bisa melihat ke dalam gelas, tetapi tidak bisa melihat koin. ·
Setelah
mendapatkan posisinya, minta bantuan teman kalian untuk menuangkan air ke
dalam gelas dengan perlahan. Apa yang sekarang kalian amati dalam gelas? Bagaimana menurut kalian sifat cahaya pada
percobaan ini? Warna
Warni Cahaya Alat dan bahan: ·
cermin
datar kecil; ·
gelas
bening; ·
kertas
putih; ·
prisma
(jika ada); ·
senter; ·
air. Cara kerja: ·
Masukkan
cermin datar ke dalam gelas. ·
Isi
gelas dengan air. ·
Nyalakan
senter dan arahkan ke cermin dalam gelas. ·
Pantulkan
sinar ke kertas putih atau tembok putih. Amati sinar yang kalian lihat. ·
Jika
ada prisma, simpan prisma di dekat tembok putih atau kertas putih. ·
Jika
saat kalian melakukan percobaan, sinar Matahari sedang bersinar terik,
cobalah juga menggunakan sinar Matahari sebagai pengganti senter. ·
Nyalakan
senter dan arahkan ke prisma. Amati sinar yang kalian lihat. Bagaimana menurut
kalian sifat cahaya pada percobaan ini? Bayangan
Kecil dan Besar Alat dan bahan: ·
mainan,
bola, gelas keramik, penghapus papan tulis, atau benda kecil lain yang tak tembus
cahaya dan bisa berdiri tegak; ·
senter; ·
penggaris. Cara kerja: ·
Lakukan
percobaan ini pada meja yang merapat dengan dinding. ·
Simpan
benda di atas meja dengan jarak 10 - 15 cm dari tembok. Pastikan posisi benda
tidak berubah-ubah. ·
Simpan
senter di atas meja dengan jarak 10 cm dari benda. Amati ukuran bayangan yang
terbentuk. Gunakan penggaris untuk mengukur tinggi bayangan jika dibutuhkan. ·
Dengan
jarak yang masih sama, angkat senter dan arahkan ke benda dari atas. Amati
ukuran bayangan yang terbentuk. Gunakan penggaris untuk mengukur tinggi bayangan
jika dibutuhkan. ·
Lakukan
langkah 3 dan 4 dengan jarak senter terhadap benda diubah menjadi 20 cm dan
30 cm. ·
Kalian
juga bisa mengatur sendiri posisi dan jarak senter. Amati bayangan yang terbentuk
jika kalian mencoba dari posisi yang berbeda-beda. ·
Apa
yang bisa kalian simpulkan mengenai sifat bayangan pada percobaan ini? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. BAHAN BACAAN GURU & PESERTA DIDIK |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Topik
A: Cahaya dan Sifatnya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang bisa
dilihat oleh mata kita. Tidak semua gelombang elektromagnetik bisa teramati oleh
mata kita, seperti sinar X, gelombang radio, dan gelombang mikro (microwave).
Cahaya yang biasa kita lihat tersusun atas berbagai macam warna dengan
gelombang yang berbedabeda. Ketika gelombang tersebut disatukan, kita
melihatnya sebagai cahaya putih (termasuk Matahari). Cahaya bergerak sangat cepat, bahkan sampai saat
ini belum ada ciptaan manusia yang bisa menandingi kecepatan cahaya. Di ruang
vakum, cahaya bergerak dengan kecepatan 300.000 km/jam. Cahaya Matahari yang
sampai di Bumi merupakan cahaya yang bergerak dari Matahari 8 menit sebelumnya.
Benda yang memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya. Matahari,
bintang, dan pantulan Bulan dari Matahari termasuk sumber cahaya alami. Hewan atau
tumbuhan ada juga yang bisa memancarkan cahaya, seperti kunang-kunang,
beberapa jenis ikan, cumicumi, cacing, dan jamur menyala. Makhluk hidup tersebut
memiliki senyawa kimia khusus dalam tubuhnya yang bisa bereaksi dan
menghasilkan cahaya. Sifat-sifat
Cahaya 1. Cahaya
merambat lurus Gelombang cahaya bergerak dengan arah yang lurus
dan tidak dapat berbelok dengan sendirinya. Apabila cahaya mengenai suatu
benda gelap (benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya) maka cahaya
tidak akan dapat melewati benda tersebut. 2. Cahaya
bisa dipantulkan Cahaya dapat dipantulkan apabila mengenai suatu benda.
Pada permukaan yang rata, arah sudut sinar datang akan sama dengan
sudut sinar pantul. Namun, pada permukaan yang kasar atau tidak beraturan,
sudut-sudut ini akan memiliki perbedaan. Miskonsepsi yang sering terjadi, yaitu
permukaan yang tidak beraturan tidak memantulkan cahaya. Padahal, cahaya tetap
dipantulkan dengan arah yang berbeda-beda. Kemudian, pantulan cahaya ini ada
yang masuk ke mata sehingga kita bisa melihat bentuk atau objek. Selain itu,
miskonsepsi lainnya adalah pantulan cahaya hanya terjadi pada cermin. Semua benda
memantulkan cahaya, inilah yang membuat kita bisa melihat sebuah objek. Namun,
untuk melihat pantulan tersebut bisa dengan percobaan sederhana melalui cermin.
Hal ini yang terkadang membuat kita mengasosiasikan cermin dengan pantulan
cahaya. 3. Cahaya
bisa menembus benda bening Ketika cahaya mengenai suatu benda bening (benda
yang tidak menyerap dan tidak memantulkan cahaya), maka cahaya akan
menembus benda itu. Biasanya benda bening atau sering disebut benda transparan
dapat meneruskan cahaya. Kita masih dapat melihat benda yang berada di balik
benda bening (seperti kaca, plastik transparan, air) karena ada cahaya yang melewati
benda tersebut dan ditangkap oleh mata kita. 4. Cahaya
bisa dibiaskan Serupa dengan gelombang suara, gelombang cahaya
juga memiliki kecepatan rambat yang berbeda-beda pada medium yang
berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan cahaya dapat dibiaskan. Seperti contohnya ketika
kita melihat sebagian sendok yang terbenam di dalam air. Jika dilihat dari
atas, sendok tampak seperti patah. Hal ini akibat dari kecepatan rambat gelombang
cahaya di dalam air lebih lambat dibandingkan cepat rambat gelombang cahaya di
udara. 5. Cahaya
bisa diuraikan Sama halnya dengan gelombang suara, gelombang
cahaya juga memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda pula. Seperti misalnya
cahaya berwarna merah memiliki panjang gelombang cahaya berwarna biru.
Cahaya putih terdiri dari beberapa gelombang dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Apabila cahaya berwarna putih ini dilewatkan melalui
prisma, maka setiap gelombang cahaya akan dibiaskan dan terurai menjadi beberapa
cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari
yang namanya cahaya. Bahkan, kalian bisa melihat karena adanya cahaya.
Kolam renang terlihat lebih dangkal karena ada pengaruh dari sifat cahaya.
Yuk, kita pelajari bersama sifatsifat cahaya! Sifat-sifat Cahaya Masih ingatkah kalian tentang sumber energi cahaya
terbesar di Bumi? Ya, Matahari! Cahaya Matahari merambat dari jarak yang
sangat jauh untuk sampai ke Bumi. Cahaya tidak membutuhkan media seperti
udara, air, atau benda padat untuk bergerak. Matahari bukan satu-satunya sumber
cahaya. Lampu dan api juga menghasilkan energi cahaya. Yuk, kita
pelajari bersama-sama sifat cahaya! 1. Cahaya
merambat lurus Dari sumbernya, cahaya merambat atau bergerak
lurus. Kalian bisa melihat cahaya Matahari merambat lurus saat melewati
celah-celah kecil seperti gambar di bawah. Di ruangan yang tertutup dinding, cahaya
hanya bisa masuk melalui celah yang ada. Bisakah kalian melihat rambatan
cahaya yang lurus? 2. Cahaya
bisa dipantulkan Kita bisa melihat karena cahaya memantul dari
benda ke mata kita. Jika tidak ada cahaya maka tidak ada pantulan yang diterima
oleh mata. Ketika kita bercermin, cahaya dari lampu merambat ke cermin.
Lalu, cahaya tersebut dipantulkan ke mata kita. Akhirnya, kita bisa
melihat diri kita serta apa yang ada di belakang kita. 3. Cahaya
bisa menembus benda bening Kita bisa melihat jelas melalui kaca jendela.
Namun, kita tidak bisa melihat apa yang ada di balik tembok. Mengapa demikian?
Perhatikan gambar di bawah ini! Apakah kalian bisa melihat perbedaan ketiga benda
pada gambar tersebut? Apakah di sekeliling kalian ada benda-benda
bening, buram, dan gelap? Cahaya bisa menembus benda-benda bening atau
disebut juga transparan. Oleh karena itu, kita bisa melihat dengan jelas benda-benda
tertentu melalui benda-benda transparan, seperti kaca. Sebaliknya,
cahaya tidak dapat menembus benda-benda gelap seperti contohnya
tembok. Ada pula benda yang sedikit ditembus cahaya atau buram. Pada
benda ini, cahaya hanya bisa menembus sebagian. Oleh karena itu, kita hanya
bisa melihat benda dengan samar. 4. Cahaya
bisa dibiaskan Selain bisa menembus benda bening, cahaya juga
dapat dibiaskan atau dibelokkan. Ketika menembus media yang berbeda,
misal dari udara menembus ke air, cahaya bisa dibiaskan atau dibelokkan. Hal
inilah yang membuat Aga, Ian, dan Banu melihat kolam renang lebih dangkal
dari seharusnya. Ketika kalian mengamati ikan dalam kolam, posisi
ikan yang terlihat oleh mata bukanlah posisi aslinya. Hal ini terjadi
karena cahaya dibiaskan ketika menembus ke air. Peristiwa ini juga yang
menyebabkan sendok terlihat bengkok ketika sebagian sendok dicelupkan dalam air. 5. Cahaya
bisa diuraikan Tahukah kalian bahwa cahaya putih merupakan
gabungan dari berbagai macam warna? Cahaya Matahari merupakan salah satu contoh
cahaya putih. Cahaya ini bisa diuraikan menjadi warna pelangi
menggunakan prisma transparan. Cahaya yang menembus prisma akan dibiaskan dan
terurai menjadi warna-warna pelangi. Pernahkah kalian melihat pelangi? Kapan pelangi terbentuk di langit? Pelangi terjadi
ketika hujan diiringi dengan sinar Matahari. Air hujan bersifat seperti prisma yang akan membiaskan dan menguraikan cahaya Matahari menjadi warna pelangi. Kalian juga bisa membuat pelangi sendiri dengan bantuan kaca dan air. 6. Ketika
cahaya dihalangi akan terbentuk bayangan Cahaya merambat lurus dan tidak dapat berbelok.
Ketika cahaya mengenai suatu benda maka cahaya yang terhalang benda akan
membentuk bayangan. Perhatikan kedua gambar di bawah ini. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Topik
B: Melihat karena Cahaya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Adanya dua mata yang kita miliki membuat
penglihatan menjadi lebih luas. Setiap mata melihat dengan sudut yang berbeda dan
menciptakan penglihatan yang utuh. Mata berbentuk bola dan terdiri atas tiga lapisan.
Lapisan paling luar terdiri atas dua bagian, yaitu kornea yang berselaput bening dan
sklera. Di lapisan tengah ada iris, pupil, dan lensa. Iris memiliki pigmen sehingga
berwarna dan berfungsi mengontrol besar kecilnya pupil. Retina dan saraf berada di
lapisan paling akhir yang berperan menangkap dan menerjemahkan sinyal cahaya. Proses melihat tidak bisa lepas dari cahaya dan
sifatnya. Cahaya dipantulkan hingga masuk ke mata. Ketika cahaya masuk ke dalam
kornea yang berupa selaput bening, cahaya akan dibiaskan, lalu masuk melalui
pupil dan sampai ke lensa. Lensa akan memfokuskan cahaya agar tepat jatuh di
retina. Proses melihat tidak hanya dilakukan oleh mata, namun otak juga memiliki
peran. Otak akan menerjemahkan sinyal cahaya yang ditangkap retina dan barulah
kita melihat. Otak juga akan merekam apa yang kita lihat sebagai sebuah
ingatan. Cara paling utama menjaga kesehatan mata, yaitu
dengan menjaga pola hidup sehat. Makan makanan bergizi, menjaga kebersihan
mata, mengistirahatkan mata setelah bekerja di depan layar atau membaca, tidak
merokok dan menghindari asap merupakan beberapa cara untuk mencegah
kerusakan mata. Oleh karena penglihatan merupakan sebuah sistem maka gangguan
pada salah satu bagiannya akan membuat seseorang mengalami gangguan
penglihatan. Selain gangguan penglihatan yang ada pada Buku
Siswa, ada juga gangguan penglihatan lain yang mungkin pernah peserta didik
dengar di kehidupan seharihari, yaitu: 1.
Katarak Katarak merupakan gangguan penglihatan karena
lensa mata keruh sehingga cahaya yang masuk tidak bisa diterima oleh retina
dengan sempurna. Hasilnya penglihatan seseorang jadi buram, bahkan buta.
Gangguan ini bisa terjadi karena faktor keturunan, paparan sinar terlalu lama
(seperti pada pekerja las), efek dari penyakit diabetes, atau karena faktor usia.
Katarak bisa diobati dengan operasi. Gangguan ini dapat dicegah dengan melindungi mata
dari paparan sinar, tidak merokok dan minum minuman beralkohol, serta
menghindari makanan cepat saji yang memiliki kandungan lemak, gula, dan garam
yang tinggi. 2. Buta
warna Buta warna merupakan gangguan pada penglihatan
warna, diakibatkan kerusakan bagian dalam retina yang berfungsi
sebagai penangkap warna. Biasanya, gangguan ini terjadi karena faktor keturunan atau
bawaan penyakit lain. Ada banyak jenis buta warna. Misalnya, kesulitan membedakan
warna merah, hijau, biru, atau kuning. Gangguan ini disebut buta warna sebagian.
Ada yang mengalami buta warna total. Artinya, penderita tidak bisa melihat
warna dan hanya mampu melihat putih dan hitam saja. Saat ini, buta warna masih
sulit diobati. Ada penemuan untuk kacamata khusus buta warna, namun harganya masih
relatif mahal. Beberapa fakta unik mengenai penglihatan manusia
dan hewan yang bisa diberikan kepada peserta didik untuk membuat
pelajaran semakin menarik di antaranya: a. Iris setiap manusia unik, seperti sidik jari.
Iris bisa digunakan untuk mengenali identitas seseorang. b. Unta mempunyai alis yang lebat dan dua lapis
bulu mata yang panjang untuk melindungi matanya dari pasir. c. Elang memiliki penglihatan yang sangat tajam
dan bisa melihat kelinci dari jarak ±3 km. d. Bola mata burung hantu tidak seperti manusia
yang bisa bergerak. Namun, burung hantu memiliki kepala yang bisa berputar
hampir 270o. Hal ini menyebabkan burung hantu memiliki pandangan yang luas
tanpa harus menggerakkan tubuhnya. e. Umumnya hewan pemangsa, seperti harimau, singa,
dan kucing memiliki mata di bagian depan wajahnya. Bentuk ini memudahkan
penglihatan untuk memfokuskan pandangan ke mangsanya. Adapun hewan yang
dimangsa, seperti kuda, kambing, sapi, dan kerbau memiliki mata di bagian
samping wajahnya sehingga bisa lebih waspada terhadap ancaman bahaya. Aga, Mia, Dara, Ian, dan Banu sedang bermain di
halaman sekolah. Mata Aga ditutup kain dan dia harus mencari teman-temannya.
Aga tidak bisa melihat karena gelap. Sebenarnya, bagaimana mata kita bisa
melihat? Mengapa jika gelap kita tidak bisa melihat? Yuk, kita pelajari
bagaimana mata bisa melihat benda! Bagian Mata dan Fungsinya Ada bagian-bagian mata yang terlihat oleh kita,
namun ada juga yang tidak. Apa sajakah bagian-bagian mata tersebut? Yuk, kita
pelajari bersama! Bagian
Mata yang Terlihat dan Fungsinya Perhatikan gambar di bawah ini untuk mengetahui
bagian-bagian mata yang terlihat oleh kita beserta fungsinya! Membesar
dan Mengecilnya Pupil Tahukah kalian jika pupil bisa membesar dan
mengecil? Pupil kita sensitif terhadap cahaya. Perhatikan gambar berikut untuk
mengetahui lebih lanjut. Bagian
Dalam Mata dan Fungsinya Selain bagian mata luar, ada juga bagian mata
dalam. Bagian mata ini juga memiliki fungsi yang berperan dalam proses
penglihatan kita. Perhatikan gambar berikut untuk mengetahui bagian dalam mata
beserta fungsinya. Lensa
Mata Saat melihat benda jauh dan dekat, lensa mata akan
berubah bentuk. Terlalu sering melihat objek dekat atau jauh dapat membuat
mata lelah dan kaku. Lensa mata memiliki kemampuan menebal dan menipis. Saat
melihat benda yang mendekat, lensa mata akan menebal. Demikian
sebaliknya, saat melihat benda yang menjauh, lensa mata akan menipis. Perhatikan
gambar di bawah ini. Bagaimana
Kita Melihat? Perhatikan gambar di bawah ini untuk mengetahui
bagaimana proses melihat! Keterangan: 1. Benda memantulkan cahaya ke arah mata kita. 2. Cahaya pun masuk ke dalam kornea dan
dibelokkan. Pupil membuka sebagai jalan masuk cahaya. 3. Kemudian, lensa mata mengarahkan cahaya
sehingga bayangan benda jatuh pada retina. 4. Bayangan benda yang ditangkap oleh retina
berbentuk terbalik. 5. Ujung-ujung saraf penerima rangsang di retina
akan menyampaikan isyarat ini ke otak. Otak pun merespon dan menerjemahkan
bayangan yang diterima. 6. Bayangan yang ditangkap dibalikkan kembali oleh
otak sehingga kita bisa melihat. Gangguan Penglihatan pada Manusia Gangguan penglihatan pada manusia bisa disebabkan
banyak hal. Ada yang merupakan bawaan sejak lahir, akibat dari penyakit
lain, faktor usia, atau kebiasaan yang tidak baik. Beberapa gangguan
penglihatan bisa diperbaiki dengan menggunakan kacamata khusus atau operasi.
Berikut ini beberapa gangguan penglihatan pada manusia.
Rabun jauh merupakan ketidakmampuan mata melihat benda dalam jarak jauh secara jelas. Penyebabnya bisa perilaku tidak sehat, seperti: membaca sambil tiduran, membaca dengan penerangan minim, terlalu lama melihat layar televisi, komputer, telepon pintar, melihat layar atau buku terlalu dekat, atau kurang mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A. Gangguan ini bisa juga terjadi karena faktor keturunan. Penderita rabun jauh dapat dibantu dengan menggunakan kacamata minus. Rabun
dekat
mata melihat benda dalam jarak dekat secara jelas. Rabun dekat bisa disebabkan karena faktor usia dan umumnya mulai terjadi pada usia 40 tahun. Disebut juga dengan mata tua. Namun, rabun dekat bisa juga disebabkan karena faktor keturunan. Gangguan mata ini dapat dibantu dengan menggunakan kacamata rangkap (untuk mata tua) dan kacamata plus (untuk rabun dekat). Mata
silindris Mata silindris merupakan kondisi kelainan
lengkungan pada kornea menyebabkan cahaya yang masuk tidak fokus pada
retina. Penyebabnya bisa karena kebiasaan buruk, seperti membaca atau
menonton televisi dengan posisi miring, membaca dan menonton sambil tiduran, atau
karena faktor keturunan. Gangguan tersebut bisa dibantu dengan penggunaan
kacamata silindris. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Topik
C: Bunyi dan Sifatnya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketika gaya bekerja pada suatu benda dan membuat
benda tersebut bergetar maka akan terbentuk bunyi. Getaran benda ini membuat
udara di sekelilingnya menjadi ikut bergetar. Getaran udara inilah yang merambat
sampai di telinga sehingga kita bisa mendengar bunyi. Berbeda seperti cahaya,
bunyi memerlukan medium untuk merambat. Medium tersebut bisa berupa benda
padat, cair, atau gas. Hal ini menyebabkan tidak adanya bunyi yang dihasilkan
di ruang vakum (termasuk di luar angkasa). Bunyi juga tidak bergerak secepat
cahaya. Berikut ini yang termasuk sifat-sifat bunyi. 1.
Merambat ke segala arah Berbeda dengan cahaya yang merambat lurus, bunyi
merambat ke segala arah. Hal inilah yang menyebabkan kita bisa mendengar
bunyi walaupun tidak melihat langsung sumber bunyinya. Media padat merupakan
penghantar bunyi yang paling baik karena kerapatan partikel yang tersusun pada
benda padat. Oleh karena itu, bunyi yang dirambatkan pada media padat akan
terdengar lebih keras dan cepat. Adapun udara memiliki kerapatan partikel paling
renggang sehingga udara bukan menjadi penghantar bunyi yang paling baik. 2. Bunyi
dapat dipantulkan Walaupun dinding dan lantai di kelas atau di rumah
terbuat dari benda yang keras, kita tidak mendengarkan gaung atau gema.
Hal ini dikarenakan ruangan tersebut terisi dengan benda-benda lain yang
menyerap suara, seperti tirai, karpet, buku, tas, bantal, baju, dan benda-benda lainnya.
Namun, hasil yang berbeda bisa terjadi jika ruangan tersebut kosong. Untuk
menjelaskan mengenai suara yang dipantulkan, gunakan kaleng utuh dan yang sudah
dilubangi seperti gambar berikut sebagai demonstrasi. Peserta didik bisa mencoba secara bergantian. Jika
kaleng tersedia dalam jumlah yang cukup maka kegiatan ini bisa menjadi bagian
dari percobaan yang peserta didik lakukan. Jika memiliki area atau ruangan di
sekolah yang bergaung, seperti ruangan kosong, gor, atau aula, ajaklah peserta
didik ke sana dan mengamati suara yang terdengar. Bisa juga dengan mengajak
peserta didik mengamati video referensi pada link berikut.
https://www.youtube.com/watch?v=TAliq8lXCZE 3. Tinggi
Rendah dan Intensistas Bunyi Energi bunyi merambat melalui sebuah medium dalam
getaran yang terus berulang. Jumlah getaran yang dihasilkan setiap detiknya
disebut frekuensi. Jumlah frekuensi ini akan memengaruhi tinggi rendah nada. Semakin
tinggi frekuensi bunyi maka akan semakin tinggi nada yang dihasilkan.
Frekuensi diukur dengan satuan Hertz (Hz). Suara bisa dideskripsikan dengan tinggi nada dan
intensitasnya. Intensitas bunyi bergantung pada gaya yang bekerja pada
sumber bunyi. Semakin besar gaya yang diberikan maka akan semakin besar juga
intensitasnya. Besar kecilnya intensitas bunyi tidak mengubah tinggi nada bunyi
tersebut. Adapun kualitas bunyi bergantung pada suara alami dari sumber bunyi
tersebut. Miskonsepsi yang bisa terjadi, yaitu ketika sebuah
benda bergetar namun tidak ada suara didengar oleh telinga kita maka benda
tersebut tidak menghasilkan bunyi. Semua benda yang bergetar pasti akan menghasilkan
bunyi. Bunyi yang dihasilkan bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah
frekuensinya untuk didengar oleh telinga kita. Bisa juga terlalu pelan atau kecil untuk kita
dengar. Ini juga berlaku untuk hewanhewan yang tidak pernah kita dengar bunyinya. Bukan
berarti hewan tersebut tidak bersuara, namun telinga kita tidak mampu mendengar
suara tersebut. Bunyi yang dapat didengar oleh manusia berupa
bunyi audiosonik (dengan rentang frekuensi 20 - 20.000 Hz). Di bawah frekuensi
tersebut termasuk bunyi infrasonik. Seismograf adalah alat pendeteksi
gempa dan menangkap bunyi infrasonik yang dihasilkan oleh getaran pergerakan
lempeng Bumi. Ada juga bunyi ultrasonik dengan frekuensi lebih besar dari
20.000 Hz. Kelelawar, anjing, lumba-lumba merupakan contoh hewan yang bisa
mendengar bunyi ini. Aga, Ian, Mia, Dara, dan Banu sedang berlatih
untuk festival sekolah. Mereka memainkan alat yang menghasilkan bunyi
berbeda-beda. Bisakah kalian menebak bunyi yang dihasilkan oleh kelima karakter
di atas? Apa sumber bunyinya? Setiap alat menghasilkan bunyi yang
berbeda-beda. Di kelas 4, kalian sudah mempelajari bahwa bunyi berasal dari
benda yang bergetar. Lalu, bagaimanakah sifat bunyi? Mengapa bunyi beraneka
ragam? Sifat
Bunyi
dipakai untuk menyelaraskan nada. Saat dipukul dengan keras, garpu tala akan bergetar dalam waktu cukup lama. Jika garpu tala yang bergetar ini disentuhkan dengan air, kita bisa melihat gelombang air bergerak ke semua arah. Hal ini membuktikan bahwa bunyi
bergerak ke segala arah. Percobaan sederhana ini membuktikan bahwa bunyi bergerak ke segala arah. Kalian bisa mendengar suara bel sekolah tanpa melihat bendanya. Seluruh penghuni sekolah yang berada di ruangan yang berbeda-beda juga akan mendengar suara bel sekolah. Berbeda dengan cahaya, suara membutuhkan medium untuk merambat. Bunyi bisa merambat melalui benda padat, cair, dan gas. Benda padat merupakan medium paling baik dalam merambatkan bunyi. Hal ini karena partikel-partikel penyusun pada benda padat lebih berdekatan sehingga lebih cepat menghantarkan bunyi. Gangguan Penglihatan pada Manusia Beberapa hewan, seperti kelelawar, lumba-lumba,
dan paus menggunakan kemampuan yang disebut ekolokasi untuk mendeteksi
musuh, menentukan arah, menghindari bahaya, mencari makanan, serta berkomunikasi.
Ekolokasi menggunakan sifat suara. Suara yang dikeluarkan
akan memantul saat bertemu objek atau permukaan. Kemudian, suara pantulan ini
akan digunakan oleh hewan sebagai informasi mengenai musuh, makanan,
dan lain-lain. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk mendengarkan suara
ini. Kemampuan ekolokasi ini dipelajari oleh manusia
untuk menciptakan berbagai macam teknologi, di antaranya
ultrasonografi dan alat pengukur kedalaman laut. Ultrasonografi atau USG adalah
alat yang biasa dipakai oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan bagian dalam
tubuh kita. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Topik
D: Mendengar Karena Bunyi |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem pendengaran manusia terdiri atas tiga
bagian yang saling berkaitan dengan tujuan menangkap suara dan mengirimnya ke otak.
Bagian-bagian tersebut terdiri atas: Telinga
luar meliputi tiga bagian, yaitu daun telinga, saluran
telinga, dan gendang telinga. Daun telinga berfungsi menangkap suara.
Suara tersebut akan dialirkan melalui saluran telinga sampai ke gendang telinga.
Kelenjar di kulit yang melapisi saluran telinga memproduksi kotoran telinga yang
berfungsi untuk menyaring kotoran dan membantu mencegah infeksi. Telinga
tengah merupakan rongga di dalam telinga. Di dalam rongga
tersebut terdapat tiga tulang pendengaran yang berukuran
sangat kecil, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga
tulang ini bergerak akibat getaran dari gendang telinga. Pada bagian ini terdapat
juga saluran eustachius yang menghubungkan telinga dengan hidung dan berfungsi
menjaga tekanan udara di dalam telinga tetap seimbang. Saluran ini akan
membuka dan menutup untuk mengatur agar tekanan udara dalam telinga setara
dengan tekanan udara di luar. Telinga
dalam merupakan bagian telinga yang di antaranya terdiri
atas rumah siput atau koklea. Gerakan dari tulang pendengaran
membuat cairan yang terdapat dalam koklea bergerak. Gerakan cairan ini membuat
rambut-rambut halus yang ada dalam koklea ikut bergerak dan meneruskan sinyal
ke saraf pendengaran. Saraf inilah yang mengirimkan sinyal ke otak untuk
menerjemahkan bunyi menjadi sebuah informasi. Sama seperti penglihatan, otak kita
akan merekam bunyi sehingga kita bisa mengenalinya. Kita sudah mengenali suara
alarm tanda bahaya sehingga ketika mendengarnya kita bisa merespon cepat dan
waspada. Pada telinga dalam, terdapat juga saluran
semisirkular yang berfungsi menjaga keseimbangan. Pada saluran ini terdapat cairan dan
rambut-rambut halus. Cairan ini akan ikut bergerak saat badan kita melakukan
gerakan. Gerakan cairan ini menggoyangkan rambut-rambut halus dan mengirim
sinyal melalui saraf vestibular. Saraf ini berperan meneruskan sinyal keseimbangan
ke otak. Ketika kita berputar cepat kemudian berhenti, keseimbangan kita masih
belum stabil dan terasa seperti masih berputar. Hal ini karena cairan dalam
saluran semisirkular masih berputar sehingga sinyal masih diteruskan oleh saraf.
Akibatnya, otak kita menerjemahkan bahwa tubuh kita masih berputar. Gangguan pendengaran bisa terjadi dalam proses
yang bertahap atau cepat. Gangguan pendengaran bertahap terjadi akibat
adanya paparan terhadap suara keras secara terus-menerus. Contohnya,
mendengarkan musik dengan keras melalui alat pelantang telinga setiap hari atau bekerja
dengan mesin yang menghasilkan bunyi keras. Adapun kerusakan telinga yang cepat
dan langsung terjadi disebabkan oleh suara keras yang tiba-tiba terjadi, seperti
suara ledakan. Miskonsepsi yang umum terjadi, yaitu walaupun kita mendengar suara
yang keras, selama telinga kita tidak terasa sakit maka telinga kita baik-baik
saja. Walaupun rasa sakit tidak terasa, namun secara bertahap telinga kita akan menurun
kualitas pendengarannya dan terjadi gangguan pendengaran. Salah satu tanda kerusakan telinga, yaitu
seakan-akan kita mendengar suara berdenging secara terus-menerus walaupun tidak ada
sumber suara di sekitar. Gejala ini disebut tinnitus. Paparan terhadap
suara yang besar secara terus-menerus juga bisa membuat telinga sulit membedakan tinggi
rendah nada. Gendang telinga merupakan salah satu bagian dari
telinga kita. Bagian ini yang paling berperan dalam proses pendengaran
kita. Apa fungsi dari gendang telinga? Bagaimana telinga kita bisa mendengar
bunyi? Yuk, kita pelajari proses tersebut bersama! Bahaya dari Suara Keras atau Polusi Suara Saat mendengar suara yang terlalu keras, secara
otomatis tangan kalian akan bergerak menutupi telinga. Ini karena suara yang
keras membuat telinga kita sakit, bahkan bisa merusak pendengaran dan
menyebabkan kehilangan pendengaran atau tuli.
enak didengar bisa disebut polusi suara. Polusi suara bisa terjadi pada manusia atau hewan. Polusi suara bisa dihasilkan oleh suara konstruksi bangunan, bor, transportasi, mesin las, dan sebagainya. Polusi suara yang terus-menerus bisa membuat orang susah tidur, stres, marah, dan gangguan pendengaran. Gangguan
Pendengaran Kalian sudah lihat bahwa mendengar merupakan
sebuah sistem yang berkesinambungan. Jika ada gangguan pada salah
satu bagian, tentunya akan mengakibatkan gangguan pada keseluruhan sistem
pendengaran kita. Dengan mempelajari sistem pendengaran, manusia
bisa menciptakan teknologi untuk alat bantu pendengaran, seperti
implan koklea. Alat tersebut berfungsi sebagai pengganti penangkap bunyi dan
langsung meneruskan ke otak. Alat bantu dengar ini tidak bisa memberikan
bunyi yang sama seperti yang didengar oleh orang normal, namun bisa membantu
mendengar peringatan berbahaya, suara-suara di sekitar, dan percakapan
dengan orang. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. GLOSARIUM |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
§ Cahaya merambat lurus adalah cahaya tidak
akan dibelokkan ketika merambat apabila tidak ada penghalang di depannya.
Cahaya merambat lurus jika tidak mengenai benda, atau merambat melalui medium
yang berbeda. § Cahaya Dapat
Dipantulkan Ketika cahaya mengenai permukaan yang datar dan
licin, cahaya akan mengalami pemantulan teratur, contohnya pada cermin.
Ketika bercermin di cermin datang, orang bisa melihat pantulan dirinya sama
besar dengan aslinya karena cahaya dipantulkan oleh cermin tersebut. § Cahaya bisa menembus benda yang bening. Hal ini
bisa terjadi karena benda bening mampu meneruskan cahaya. Contohnya,
pada siang hari cahaya dari sinar matahari tetap bisa masuk ke dalam rumah
melalui jendela kaca. § Cahaya dapat dibiaskan, artinya cahaya
merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan
dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati medium
rambatan yang berbeda disebut pembiasan. § Cahaya Dapat Diuraikan Sifat cahaya dapat diuraikan disebut juga dispersi
cahaya. Prinsip penguraian cahaya atau dispersi adalah penguraian cahaya
putih menjadi cahaya berwarna-warni, seperti dikutip dari Fisika Kesehatan
oleh Dr Nana, MPd. Contoh sifat cahaya dapat diuraikan yaitu munculnya
pelangi. § Bayangan terbentuk karena cahaya tidak
dapat menembus suatu benda. Ketika cahaya mengenai tubuhmu, cahaya tidak
dapat menembus tubuhmu sehingga terbentuklah bayangan. Begitu pula ketika
cahaya mengenai rumahmu dan pohon yang besar. § Cermin datar adalah cermin yang memiliki
bagian pemantul berbentuk datar. Sifat bayangan yang dihasilkan adalah maya,
tegak, dan sama besar. § Cermin cembung adalah cermin dengan bentuk
permukaan yang melengkung ke luar. Cermin ini memiliki sifat yang dapat
menyebarkan cahaya. § Cermin cekung adalah jenis cermin dengan
permukaan melengkung ke arah dalam seperti permukaan mangkuk. § Katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata
menjadi keruh dan berawan. § Buta warna adalah istilah umum untuk
gangguan persepsi warna. Penderita buta warna kesulitan membedakan nuansa
warna atau buta terhadap warna tertentu. Buta warna tidak dapat disembuhkan.
Menurut statistik, sekitar 5-8 % laki-laki dan 0,5% perempuan menyandang buta
warna. § Gelombang bunyi merambat ke segala penjuru dan
terdengar dari berbagai arah. § Bunyi pantul yaitu bunyi yang dihasilkan dari
pemantulan bunyi pada permukaan benda yang keras. Bunyi dapat dipantulkan
apabila mengenai permukaan benda yang keras, contohnya kayu, besi, permukaan
dinding, dan lain-lain. § Tinggi rendah bunyi inilah yang disebut
dengan nada. Nada ini bisa disusun untuk menghasilkan lagu
melalui suatu tangga nada tertentu. Di sini akan kita bahas penjelasan
mengenai nada beserta jenis-jenis tangga nada dengan berbagai
implementasinya. § Sistem pendengaran adalah sistem yang digunakan
untuk mendengar. Hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang
terdiri dari telinga, saraf-saraf, dan otak. Manusia dapat mendengar
dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua
binatang. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D. DAFTAR PUSTAKA |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Akibat Kerusakan Jalan di Km 20 Berau, Pasokan
Gas dan Ayam Terhambat. Angell, Shelomi. 2019. Segala Hal tentang
Tanah Airku. Jakarta: Erlangga for Kids. Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan
Khasiatnya Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya. Hasna, Amira Naura. 2018. Sistem Ekologi. Yogyakarta:
Istana Media. Hemitt, Sally dkk. 2006. Menjelajahi dan
Mempelajari Aku dan Tubuhku. Klaten: Pakar Raya Pakarnya Pustaka. Heyworth, R.M. 2010. Science Alive! 3.
Indonesia: Pearson Education South Asia. Hwa, Kwa Siew, et.al. 2010. My Pals Are Here!
Science Student’s Book. Level 4. Malaysia: Marshall Cavendish Education. Irtanto, Koes dan Putranto Jokohadikusumo. 2010. Sains
Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Sarana Ilmu Pustaka. Judith S. Rycus, Ph.D., dan Ronald C. Hughes,
Ph.D. 1998. The Field Guide to Child Welfare Volume III: Child Development
and Child Welfare. New York: Child Welfare League of America Press. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. 2017. Buku Siswa Kelas 5 SD Tema Ekosistem. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. 2017. Modul 1: Indonesia Kaya, IPS Paket B. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.2017. Buku Siswa Kelas 5 SD Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kirnantoro dan Maryana. 2012. Anatomi
Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi.
Jakarta: Rineka Cipta. Leng, Ho Peck. 2017. Marshall Cavendish
Activity book Stage 4. Singapore: Marshall Cavendish Education. Leng, Ho
Peck. 2017. Marshall Cavendish Pupil’s Book. Stage 4. Singapore:
Marshall Cavendish
Education. Leng, Ho
Peck. 2017. Marshall Cavendish Science Pupil’s Book. Singapore:
Marshall Cavendish Education. Lodish H,
Berk A, Zipursky SL, et al. 2005. Molecular Cell Biology. 4th edition. New
York: W. H. Freeman. Loxley,
et.al. 2010. Teaching Primary Science. London: Pearson Education
Limited. Loxley,
Peter, Lyn Dawes, Linda Nicholls, dan Babd Dore. 2010. Teaching Primary
Science. Pearson Education Limited. Loxley,
Peter, Lyn Dawes, Linda Nicholls, dan Babd Dore. 2010. Teaching Primary Science.
Pearson Education Limited. Luan,
K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science 4A. Singapore:
Marshall Cavendish Education. Luan,
K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science Interactions
Primary 5&6 Activity Book. Singapore: Marshall Cavendish Education. Luan,
K.S. & Wai Lan, T. 2009. My Pals are Here! Science Interactions
Primary 5&6. Singapore: Marshall Cavendish Education. Maelo.
2018. Fakta-Fakta Flora di Indonesia. Sleman: Kyta. Marshall
Cavendish Education. 2010. My Pals are Here! Science 4B Teacher’s Guide. 2010.
Singapore: Marshall Cavendish Education. Morrison,
Karen. 2008. International Science Workbook 1. London: Hodder
Education. Neal,
Ted. 2019. Elementary Earth and Space Science Methods. Iowa city: IOWA
pressbook. Parker,
Steve. 2004. 100 Pengetahuan tentang Tubuh Manusia. Klaten: Pakar Raya
Pakarnya Pustaka. Pearson
Education Indonesia. 2004. New Longman Science 4. Hongkong: Longman
Hong Kong Education. Prieharti,
Yekti Mumpuni. 2016. 45 Jenis Penyakit Mata, Berbagai Jenis Penyakit &
Kelainan pada Mata. Yogyakarta: Rapha Publishing. Rushayati,
Siti. 2007. Mengenal Keanekaragaman Hayati. Jakarta: PT Grasindo. Salim,
Zamroni, Ernawati Munadi. 2016. Info Komoditi Timah. Jakarta: Badan
Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia. Spurgeon,
Richard. 2004. Sains & Percobaan Ekologi. Bandung: Pakar Raya. Sulaeman,
M. Munandar. 1992. Ilmu Budaya Dasar-Suatu Pengantar. Bandung: Eresco. Sumber
Buku Supriyadi,
Slamet. 2019. Paket Unit Pembelajaran SD: Karakteristik Geografis dan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Tarbuck,
Edward J; Lutgens, Frederick K. 1988. Earth Science Columbus. Ohio :
Merrill & A Bell & Howell Information. The
Korean Society of Elementary Science Education, Shing Dong Hoon. 2019. Seri
Edukasi Britannica: Lingkungan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. Tim Bina
Karya Guru. 2010. Science 6A for Elementary School Year VI Semester 1.
Jakarta: Erlangga Tim BKG.
2017. Buku IPS Terpadu kelas 5 SD Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Vlekke,
Bernard H. M. 2013. Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia. Walker,
Richard. 2001. Ensiklopedia Mini Tubuh Manusia. Jakarta: Erlangga for
Kids. Wiese,
Jim. 2005. Sains Dari Kepala Sampai Kaki. Klaten: Pakar Raya Pakarnya
Pustaka. Wijaya,
Thomas. 2019. Bentuk Usaha dalam Kegiatan Ekonomi. Sleman: Deepublish. Woodward,
John, Jen Green. 2010. Ekologi. Bandung: Pakar Raya. Sumber
dari Internet (https://betterlesson.com/lesson/640194/the-food-web. Diunduh pada 27 Juli 2020. http://aven.amritalearning.com/index.php?sub=99&brch=290&-sim=1453&cnt=3310. Diunduh pada 20 Desember 2020. http://inatews2.bmkg.go.id/new/tentang_eq.php. Diunduh tanggal 1 Februari 2021. http://jdih.kkp.go.id/peraturan/uu-2009-45.pdf. Diunduh tanggal 12 Februari 2021. http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/definisi-perkebunan. Diunduh tanggal 12 Februari
2021. http://sciencenetlinks.com/lessons/cycle-of-life-1-food-chain/. Diunduh pada 27 Juli 2020. http://www.oseanografi.lipi.go.id/shownews/131. Diunduh tanggal 2 Februari 2021. https://allabouteyes.com/best-eyes-animal-kingdom/. Diunduh pada 21 Desember 2020. https://bnpb.go.id/definisi-bencana. Diunduh tanggal 1 Februari 2021. https://budaya-indonesia.org/Klappertaart. Diunduh tanggal 5 Februari 2021. https://core.ac.uk/download/pdf/327266546.pdf. Diunduh pada 26 Januari 2021. https://edition.cnn.com/travel/article/world-best-food-dishes/index.html. Diunduh tanggal 3 Februari 2021. https://erepository.uwks.ac.id/4400/1/TRADISI%20PESTA%20PANEN%20PADI.pdf. Diunduh pada 26 Januari 2021. https://hellosehat.com/saraf/sistem-saraf-manusia/ Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/300. Diunduh tanggal 1 Februari 2021. https://jatengprov.go.id/beritadaerah/petani-mulai-beralih-tanam-padi-berumur-pendek/. Diunduh tanggal 4 Februari 2021. https://kids.britannica.com/kids/article/plastic/400149. Diunduh tanggal 3 Februari 2021. https://kids.britannica.com/students/article/ultrasound/277492. Diunduh pada 21 November 2020. https://kidshealth.org/en/teens/ears.html?WT.ac=ctg#catbody-basics. Diunduh pada 21 Desember 2020. https://kidshealth.org/en/teens/ears.html?WT.ac=ctg#catbody-basics. Diunduh pada 21 Desember 2020. https://kidshealth.org/en/teens/hearing-impairment.html. Diunduh pada 21 November 2020. https://kpssteel.com/educational/manfaat-besi-kehidupan-sehari-hari/. Diunduh pada 28 Januari 2021. https://mainefamilyplanning.org/wp-content/uploads/2018/02/2-Puberty-Happens-Puberty-Changes.pdf Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. https://mainefamilyplanning.org/wp-content/uploads/2018/02/2-Puberty-Happens-Puberty-Changes.pdf diakses pada tanggal 14 Juli 2021 https://niwa.co.nz/education-and-training/. Diunduh pada 18 Mei 2021. https://online.kidsdiscover.com/unit/light/topic/lasers-and-other-high-tech-usesof-light. Diunduh
pada 24 Oktober 2020. https://phys.org/news/2015-12-earth-layers. Diunduh pada 3 Juli 2021. https://ppkl.menlhk.go.id/website/reduksiplastik/pengantar.php. Diunduh tanggal 2 Februari 2021. https://rakyatkaltara.prokal.co/read/news/5797-akibat-kerusakan-jalan-di-km-20-berau-pasokan-gas-dan-ayam-terhambat.html. Diunduh tanggal 4 Februari 2021. https://sustaination.id/mengenal-jenis-komposter-dan-cara-membuat-kompos-dirumah/. Diunduh
pada 16 November 2020. https://www.aao.org/eye-health/anatomy/parts-of-eye. Diunduh pada 20 November 2020. https://www.abc.net.au/radionational/programs/archived/bodysphere/how-freedivers-hold-their-breath-for-10-minutes/6248348 Diakses pada tanggal 14 Juli 2021. https://www.alodokter.com/pentingnya-serat-untuk-pencernaan-dan-perkembangan-si-kecil Diakses pada tanggal https://www.amsmetal.com.my/uses-of-copper-in-our-every-day-lives/. Diunduh pada 28 Januari 2021. https://www.bbc.com/news/world-asia-34265922 Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. https://www.britannica.com/science/food-chain. Diunduh pada 13 November 2020. https://www.britannica.com/science/trophic-pyramid. Diunduh pada 1 Agustus 2020. https://www.calacademy.org/educators/lesson-plans/how-stable-is-your-foodweb. Diunduh
pada 27 Juli 2020. https://www.cdc.gov/nceh/hearing_loss/what_noises_cause_hearing_loss.html. Diunduh
pada 21 November 2020. https://www.dkfindout.com/uk/human-body/senses/ears-and-hearing/. Diunduh pada 20 November 2020. https://www.dkfindout.com/uk/science/sound/. Diunduh pada 20 November 2020. https://www.dkfindout.com/us/animals-and-nature/insects/insects-eyes/. Diunduh pada 20
November 2020. https://www.dkfindout.com/us/animals-and-nature/nocturnal-animals/night-vision/. Diunduh
pada 20 November 2020. https://www.dkfindout.com/us/science/light/. Diunduh pada 20 November 2020. https://www.earthsciweek.org/classroom-activities/cracked-plates-tectonics. Diunduh pada 24 Juni 2021. https://www.nationalgeographic.com/environment/oceans/take-action/marinefood-chain/. Diunduh pada 13 November 2020. https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/plankton/. Diunduh pada 13 November 2020. https://www.nidcd.nih.gov/health/cochlear-implants. Diunduh pada 21 November 2020. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/digestive-system-how-it-works Diakses pada tanggal https://www.sciencelearn.org.nz/resources/59-investigating-refraction-and-pearfishing. Diunduh
pada 20 November 2020. https://www.sciencemag.org/news/2014/06/volcanic-eruption-probably-wouldnt-make-you-move diakses pada 12 Agustus 2021 https://zerowaste.id/manajemen-sampah/mengompos-itu-mudah-banget/. Diunduh pada 16 November 2020. Mariinda,
Leny. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya Pada
Anak Usia Sekolah Dasar. Progam Pascasarjana IAIN Jember Prodi PGMI.
Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. https://media.neliti.com/media/publications/340203-teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget-00d2756c.pdf Willett,
Walter C., and Meir J. Stampfer. “REBUILDING the Food Pyramid.” cientific American 288, no.
1 (2003): 64-71. Diakses pada tanggal 11 Juli 2021. http://www.jstor.org/stable/26060127. |
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !